Delapan belas

5.4K 225 5
                                    

Ini buat kalian yang begitu baik udah mau nunggu cerita aku dengan sabar...makasih makasih dan aku ucapkan banyak banyak dan banyak terima kasih pada kalian semua.

Salam sayang...buat kalian semuaaaa

Ga bisa aku sebutkan satu-satu ya...maaf maaf dan maaf.

________

Gue pulang dengan hati gembira yang enggak bisa di gambarkan oleh apapun. Pokonya Gue seneeeeeeng banget!

"Yuhuuuu....mamaaaah...Kevar siganten pulaaaang..."

"Aw...aaaawww...mamah...sakit ini telinga Kevaaaar..."

"Assalammualaikum Kevaaaar...bukan yuhuuuu!" Mamah Gue melotot

"Hehe...Assalammualaikuuum...mamah ku yang cantiiik."

Mamah melepas tarikan di telinga Gue dan merapihkan rambut sambil mengedipkan sebelah mata.

"Mamah emang cantik Keeeev...kalau enggak, mana mungkin papah kamu ngejar-ngejar mamah walaupun mamah janda." Kata mamah dengan manja

"Bener tuh sayaaaang...kamu memang wanita paling cantik yang aku punya."

Cup cup!!

Papah yang baru datang langsung meluk pingang mamah dan mengecup pipinya berulang kali

"Iiih...sayaaang...aku jadi pengen makan kamu deh!"

Gue memutar bola mata kesal karena melihat mulainya orang tua Gue yang saling bermesraan.

"Hoooy....anak mu yang masih suci masih ada depan kalian niiiih!!" Perotes Gue karena kelakuan mereka. Yang enggak ada malu-malu nya bermesraan depan Gue anaknya.

Guepan jadi pengeeen...inget Lavina ku sayang dah! Jadi pengen lari nyium dia!!!

"Suci dari mana! Kalau udah berani nyiun cewek depan rumah." Cibir papah sambil kembali mencium istrinya alias mamah Gue. Sekarang malah pindah cium bibir.

"Yaampuuuun...maaaah...paaah...Kevar mau bica." Kata Gue sambil duduk.

Tapi sayang...itu tak bisa membuat mereka melepas pagutannya

"Maaah...paaah...Kevar mau nikahin Lavina secepatnya!" Kata Gue aga ngegas dikit supa mereka bisa mendengar

Perkataan Gue mampu membuat orang tua Gue menghentikan kegiatan gilanya.

"Ya ampun maaaah....lagi enak niii...malah dilepas sih!" Perotes papah sambil kembali ingin mencium mamah

"Iiih...papah! Denger ga sih kalau anak kita mau nikah."

"Ya deng__ APA!" Papah membulatkan mata dan natap Gue

"Papah ga salah dengerkan! Coba kamu ulang lagi!"

"Tak ada putar ulang!" Kata Gue sambil melipat tangan di dada.

Buk!

Satu bantal sofa mengenai kepala Gue

"Cepet bicara!!" Papah berkacak pinggang depan Gue sambil melotot

"Iya iya!! Kevar...mau....nikahin Lavina...se...ce...pat..nya..." kata Gue aga lambat

"Apa kamu sudah gila!" Papah kembali melotot

"Kevar masih waras paaaah...makanya kepar mau nikahin Lavina." Kata Gue santai

"Woy anak bau kencur! Kamu kira nikah itu gampang apa. Lagian kamu mau ngasih makan apa...anak orang!" Papah nyentil kening Gue

"Iiihhsst...sakit papaaaah..." kata Gue meringis sambil ngelus kening yang di sentil

"Makanyaaaa kamu tuh harus sadar dong. Bangun dari mimpi...jangan cuma bicara ngawur tapi pikirkan dulu baik-baik. Itu keputusan benar apa bukan." Jelas papah sambil kembali melingkarkan tangan di pinggang mamah.

"Iiiiih!!!" Mamah nepis tangan papah "jangan duluuu....ini masah serius loh paaah...jangan di sepelekan."

"Tapi Kevar ga bisa nahan buat nunggu nikahin Lavina paaah...maaah."

"Ya ampuuun... dasar anak mesum! Lagian denger ya Kev. Kamu tuh masih sekolah masa mau nikah."

"Kevar mau nagih janji papah. Kata papah. Kevar bisa nikahin Lavina tapi harus kuliah di luar negri iyakan! Jadi Kevar mau nagih janji itu."

Papah diam. Dia merasa kalau dia sudah bodoh dengan usulan yang dulu itu.

Dengan tarikan napas panjang dan menghenbuskan perlahan

"Baiklah. Kalau kamu setuju. Tapi bicarakan lah dengan Lavina terlebih dahulu."

"Bener tuh sayang...kamu harus bicara jujur sama Lavina terlebih dulu." Mamah ngusap puncak kepala Gue.

Gue mengangguk dan tersenyum merekah.

"Anak kita sudah besar pah! Makanya sudah bilang mau menikah." Kata mamah sambil melihat Gue yang masuk lamar

"Ya...bener sayang. Tapi....apakah orang tua Lavina akan setuju! Melihat anak kita yang masih sekolah. Dan akankah Lavina terima kalau dia harus berpisah dari suaminya.untuk waktu yang lama."

"Kita hanya bisa mendo'akan supaya yang Kevar inginkan bisa terlaksana secepatnya." Kata mamah sambil tersenyum dan melingkarkan tangannya di leher papah

"Kita lanjutkan di kamar ya mah." Papah langsung gendong mamah masuk kamar pribadinya.

**********

Selamat membaca...

By limuuuup

Kepincut Jabang (Janda Kembang) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang