Dua Puluh (Lavina)

5.4K 200 0
                                    

Sebenernya Gue was-was ketika Mas Kevar ngajak jalan apalagi lihat abang yang kaya ga suka sama Mas Kevar. Namun penasaran juga....apa yang mau di bicarakan.

Jadinya aku ikutin kata hati untuk jalan aja sama Mas Kevar. Setelah minta izin sama Abang. Yaaa...walaupun awalnya tak mengizinkan. Tapi dengan bujukan dan rayuan maut. Dengan terpaksa Abang memberi izin.

"Kamu nunggu disini! Kenapa ga ke kelas aku duluuu." Mas Kevar langsung meluk kepala Gue dan mengecup kening.

"Males ah! Takut ketemu sama yang cinta mati." Jawab gue masih dalam senderan kepala di dada Mas Kevar.

"Cinta mati! Saiapa?" Alis Mas kebar menyatu

Gue mendongak melihat matanya yang sedang menatap Gue dengan ketidak mengertiannya

"Vivi!" Kata Gue masih dalam menatapnya

Mas Kevar tersenyum

Cup!

Satu kecupan mendarat di bibir Gue.

"Cinta mati dianya sama aku...tapi sayang...akunya cinta sama kamu."
Bibir Mas Kevar kembali mendarat di bibir Gue.

"Iiiih...cari kesempatan terus sih!" Kata Gue perotes sambil mendorong dadanya supaya menjauh

Namun nihil. Malah Gue yang mau jatuh. Untung Mas Kevar sigaf nangkap pinggang Gue

Pletak!

"Makanyaaaa....diam. Kualatkan sama calon suami." Kata Mas Kevar setelah nyentil kening Gue

"Iiih....sakit tahu Maaaas..." kata Gue merajuk

Cup!

"Maaaas!!!" Gue makin kesel

Hahaha...."katanya sakit. Ya Mas obatin. Sama obat yang paling manjur diseluruh dunia."

Gue memanyunkan bibir karena kesel

"Bibirnya biasa aja sayaaang...Mas enggak bawa mobil."

Kening Gue mengkerut karena tidak mengerti apa maksud dari perkataan Mas Kevar.

"Mas enggak bisa nahan lihat bibir kamu... sayaaang....takutnya Mas enggak bisa fokus.o karena Mas bawa motor. Kalu bawa mobil kan bisa langsung capluk.kalau bawa motor susah....jadi biasain aja bibirnya..." Mas Kevar nangkup pipi Gue ketika sudah memakaikan helm.

"Jangan gitu lagi ya...Mas ga mau tar Mas ngerem mendadak karena lihat bibir kamu..." kata Mas kevar sambil melumat bibir Gue terlebih dahulu.

Ya ampuuuun...ko punya pacar mesumnya ga ketulungan. Gimana kalu udah jadi suami?

"Sayaaang...cepet naik. Entar keburu sore...ga jadi dong kita jalan-jalan."

Mas Kevar menyadarkan Gue dari lamunan. Tanpa di suruh yang kedua kalinya, Gue langsung naik

"Sebenarnya kita maukemana?" Tanya Gue sambil naik moge Mas Kevar

"Ke kedai eskrim aja ya...tadinya mau ngajak kamu ke tempat lain namun waktunya enggak memungkinkan."

"Oooh...baiklah!" Kata Gue meng iyakan. Karena Gue tahu waktunya tadi tersita sama lihat latihan anak-anak.

"Ayo turun sayang." Kata Mas Kevar ketika telah sampai di kedai es krim.

Mas Kevar membukakan helm Gue dan setelahnya, ngajak Gue masuk sambil tetep megang tangan Gue sayang.

"Maas...Mas mau ngomong apa?" Setelah es krim yang tadi Gue dan Mas Kevar pesan datang. Dqn sekarang ada di depan kami berdua.

"Hem!" Mas Kevar natap Gue dan menarik dan memegang tangan Gue erat.

"Kapan Mas bisa ketemu sama orang tau Laaav..." Mas Kevar mengusap tangan Gue lembut memberikan Gue waktu untuk menjawab dan menenangkan karena Gue terkejut.

"Ma...Mas...Mas serius ingin bertemu dengan orang tua aku?" Gue balik nanya dengan gugup. Karena mengerti apa tujuan Mas Kevar menanyakan itu...

"Iya sayaaaang...Mas serius. Ingin meminta izin untuk menikahimu." Mas Kevar sambil menatap Gue dalam

"Namun...." Gue lihat ada kekawatiran dan kesedihan dalam matanya.

Apa karena ucapan Abang tadi...menjadikan dia kawatir dan sedih!"

"Ada apa Maaas..." kata Gue lembut sambil menatap dia yang masih menunduk

"Ada yang harus kita diskusikan Lav!" Mas Kevar narik napas panjang.dan menghembuskan perlahan.

"Apa kamu siapa bila Mas tinggalkan letika kita sudah menikah?" Suara Mas Kevar terdengar makin kawatir

Gue juga ikutan kawatir tapi cepat-cepat Gue tutupin.

"Maksud Mas apaaaa?"

"Papah...memberikan kita izin untuk menikah. Tapi aku harus Mau kuliah di luar negri. Alhasil setelah menilak kita harus berpisah dalam waktu yang lama sayaaang..." jelas Mas Kevar

Gue laget mendengarnya.Namun ingat. Papa memberikan perintah itu, pasti untuk kebaikan Mas Kevar dan aku.

"Maaas...bisa kasih aku waktu? Dan sekarang pulang yuu...udah mau malam." Kata Gue sambil berdiri. Dan melangkah pergi.

"Baiklah...Mas ngasih waktu satu minggu. Untuk kamu berpikir." Kata Mas Kevar sambil memakaikan helm kembali untuk pulang.

*****

Selamat menbaca

By  limuuuup...

Kepincut Jabang (Janda Kembang) SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang