3

3.1K 526 92
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

"Fel, yuk ke lapangan!" Ajak Ryujin yang sudah rapih dengan dasi dan topinya.

Felix mengangguk lalu menyusul Ryujin yang menunggunya didepan papan tulis bersama Yeji, Lia, dan Seonho. Teman Felix baru mereka saja memang. Felix itu tipe anak yang susah sekali dekat dengan orang lain, tapi sekali dekat Felix akan sangat menyayangi temannya itu seperti saudara kandungnya sendiri. Maklum saja, Felix ini anak tunggal, jadi ia sangat ingin punya saudara.

"Fel, sebelahan sama Seonho yah?!" Ucap Erlangga Seonho Prayoga, atau sering dipanggil Seonho, si juara dua paralel seangkatannya.

Felix mengangguk senang. Ia pikir ia akan berdiri sendirian di belakang. Tapi ia sangat senang Seonho mau mengajaknya berdiri bersampingan.

"Ayo anak-anak, berbaris yang rapi!" Ucap pak Jongdae, kesiswaan yang berdiri diatas podium untuk mengatur murid-muridnya.

"Fel, Ho, berdiri dibelakang kita!" Ucap Firlia Anastasya, teman sebangku Ryujin.

"Iya, iya" balas Felix dan Seonho hampir bersamaan.

"Ayo, cepat masuk ke barisan! Sebentar lagi upacara akan di mulai!" Ucap pak Jongdae pada anak-anak yang berlarian dari gerbang depan hampir terlambat.

Satu yang Felix tak suka dari upacara. Yaitu matahari. Badan Felix itu lemah. Dulu saat SMP hampir sebulan sekali, Felix pasti pingsan saat upacara. Memalukan memang. Tapi kini Felix sudah tak selemah dulu. Sekarang ia tak pernah lagi pingsan saat upacara karena sering latihan fisik dengan Papanya saat Papanya libur dari tugas berlautnya.

Papa Felix itu nahkoda, pulangnya tak tentu. Tapi setiap pulang, Felix akan sangat manja sekali dengan Papanya. Papanya juga selalu memanjakan anak satu-satunya setiap ia pulang. Tapi walau begitu, papanya tak pernah lupa mengajari Felix untuk mandiri. Terlebih saat ia bertugas. Ia selalu berpesan pada Felix untuk menjaga dirinya juga Mamanya saat ia bertugas. Alhasil, Felix tak pernah bersikap kekanakan meski ia selalu dimanja papa dan mamanya.

"Sst! Sstt!! Ryu! Si Hyunjin, tuh!" Bisik Yeji yang ada berbaris depan Ryujin.

Ryujin menoleh pada arah tunjuk Yeji. Benar saja. Ada sepupunya yang berdiri disebelah posium bersama kedua temannya.

"Ck! Si bego ngapain lagi sih!" Sungut Ryujin pada sepupu bodohnya yang berdiri disamping podium dengan wajah babak belur, kancing seragam tak dikancingkan sepenuhnya hingga membuat kaos putih polosnya terlihat, tanpa dasi dan juga topi.

Felix melihatnya. Melihat bagaimana berantakannya Hyunjin yang menundukan kepalanya disebelah podium. Disebelahnya, ada Midam dan juga Noa yang kondisinya tak jauh beda dari Hyunjin. Sekarang Felix baru tau, seberapa berandalnya Hyunjin yang sering dibicarakan teman-teman sekelasnya dulu. Mungkin setelah ini, Felix akan lebih menjaga jarak dengan Hyunjin.

"Anak-anak, didepan kalian ini adalah contoh buruk dari pergaulan. Bergaulah dengan sehat. Bergaulah yang membawa kalian ke arah positif. Bukan seperti ketiga teman kalian yang kemarin ikut melakukan aksi tawuran dengan sekolah lain. Atas nama sekolah, bapak merasa malu karna tak dapat membimbing anak-anak bapak ke arah yang baik.." ucap pak Gong Yoo, kepala sekolah.

Felix menggigit bibir dalamnya. Satu sisi ia merasa takut pada Hyunjin, satu sisi ia merasa risih, tapi ada satu sisi juga yang membuat ia merasa tak tega pada si berandal itu.

Set!

Felix membulatkan matanya saat kini pandangannya di kunci oleh pandangan Hyunjin yang menatapnya. Hyunjin menarik satu sudut bibirnya yang terlihat membiru hingga menghasilkan senyuman miring yang entah kenapa terlihat tampan dimata Felix.

GULA JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang