12

2.2K 325 97
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

"Hyunjin!"

Felix memamerkan senyum cerahnya pada Hyunjin yang sudah menunggu didepan pagar rumahnya untuk berangkat ke sekolah bersama.

Lelaki gila itu tak kalah lebar mengembangkan senyumnya saat wajah manis Felix memenuhi sistem pengelihatannya.

Apa lagi dengan sweater pink yang membungkus tubuh mungil Felix yang menambah kadar manis lelaki kesayangannya itu. Hyunjin berjanji hari ini ia tak akan minum atau makan manis karena kadar gula darahnya sudah tercukupi oleh si manis gula jawanya.

"Selamat pagi Gula Jawanya Hyunjin. Udah sarapan?" Hyunjin menarik tas punggung Felix lalu memakainya di depan dada seperti biasanya. Dan kali ini Felix tak protes. Ia sudah lelah protes.

"Udah tadi bareng Mama sama Jeongin. Hyunjin udah juga?" Felix berjalan mendahului Hyunjin yang berjalan tepat satu langkah dibelakangnya. Lelaki manis itu berjalan mudur agar bisa bertatap muka dengan mengkudu dibelakangnya.

Hyunjin menganggukan kepalanya membalas Felix. Bukan kok! Hyunjin tak iri Jeongin bisa sarapan dengan gula jawanya. Karena Hyunjin bisa makan siang dengan Felix nantinya. Bahkan rencananya, Hyunjin ingin menempeli Felix seharian kemanapun si manis itu pergi. Hyunjin lebih beruntung kan?

"Ah, iya! Tadi Mama bawain Hyunjin kotak makan siang juga. Tuh, kotaknya ada di tas Felix!" Felix menunjuk dengan dagunya.

"Wah, beneran?" tanya Hyunjin kegiranan. Mama Felix benar-benar sangat baik padanya.

Felix mengangguk riang membalas Hyunjin. Ia senang melihat Hyunjin dan Mamanya menjadi akrab seperti sekarang.

"Ah!" Pekik Felix.

Hyunjin buru-buru meraih tangan Felix saat lelaki manis itu terhuyung kebelakang karena tersandung trotoar. Untung saja refleknya cepat, kalau tidak si manis itu pasti sudah jatuh terduduk kebelakang.

"Gulaaa.. makanya jalannya hadap depan dong!" dengan lembut Hyunjin menarik pundak Felix agar berjalan kedepan tepat disebelahnya. Mana mau Hyunjin melihat gula jawanya terluka.

"Hehe.. makasih Hyunjin" Felix menggaruk tengkuknya yang tak gatal sebenarnya. Ia hanya malu karena bertingkah ceroboh didepan si mengkudu.

"Ah! Nanti kita makan siang bareng ya, gula!" Ajak Hyunjin dengan penuh semangat.

Felix mengangguk tak kalah antusias.

***
**
*

"Felix! Sini!" Ryujin melambaikan tangannya pada Felix yang baru sampai di pintu kantin.

Felix mengangguk senang begitu netranya menemukan kumpulan sahabatnya yang sudah duduk di satu meja bersama-sama. Kakinya melangkah menghampiri Ryujin, Lia, Yuna dan Yeji.

"Cih!" decak Ryujin tak suka saat melihat wajah tengil Hyunjin yang mengesalkan dibelakang Felix.

Yuna, Yeji, dan Lia terkikik geli melihat tatapan sengit Rujin pada sepupunya. Seolah tatapan Ryujin seakan bisa menggunduli semua rambut dikepala Hyunjin.

"Maaf ya, ak.." Ucapan Felix terpotong karena kaget saat Ryujin tiba-tiba melompat ke belakangnya.

"HYUNJIN EDAH! GARA-GARA LO, GUE DI HUKUM KAKEK NYUCI PAKAIAN SERUMAH SEMINGGU!" Teriak Ryujin kesetanan. Tangan lentiknya menjambak rambut sepupunya dengan beringas.

"RYUJIN GENDENG! LEPASIN TANGAN SETAN LO! AAAAAWWW! RAMBUT GUE!!" Tangan Hyunjin mencengkeram tangan Ryujin yang menjambak rambutnya tanpa ampun.

"AAAAWW! LO GIGIT GUE? LO GIGIT GUE!!!" Teriak Ryujin tak terima saat Hyunjin menggigit tangannya dan kini meninggalkan bekas gigitan juga liur di tangan Ryujin.

GULA JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang