9

2.1K 419 120
                                    

*Happy Reading*
***
**
*

"Saya pamit dulu ya, Tante" Hyunjin menempelkan punggung tangan lentik Yura ke keningnya.

Biarpun berandal, Hyunjin juga tau tata krama kok. Ia selalu di ajarkan oleh orang tuanya untuk menghormati yang lebih tua. Dan seberapa gila dan ganjilnya kelakuan Hyunjin, ia akan tunduk patuh pada ucapan kedua orang tuanya.

Yah, walaupun mereka tak tinggal satu atap lagi, tapi tak kurang sedikitpun perhatian kedua orang tuanya pada Hyunjin. Setiap hari, secara bergantian mereka akan menengok Hyunjin yang lebih memilih tinggal bersama neneknya, orang tua dari papanya.

Hyunjin juga tak ambil pusing pada alasan kedua orang tuanya bercerai. Ia juga masa bodo dengan cemoohan teman-temannya sejak SD karena ia anak broken home. Yang penting Hyunjin tau seperti apa kasih sayang kedua orang tuanya yang tak bisa di ukur seberapa besarnya.

"Loh, Hyunjin kok buru-buru?" Yura menepuk lembut bahu kanan Hyunjin.

"Udah malem tante. Takut dicariin nenek. Besok saya main lagi deh tante. Saya bawain sambel rujak buat makan mangga didepan. Gimana?" Dalam hati Hyunjin berdetak kagum pada dirinya sendiri yang terfikir ide sebrilian itu.

Satu sisi ia bisa makan mangga sepuasnya hanya bermodal sambal rujak, sisi lain ia bisa bertemu Felix selama yang ia bisa besok. Mumpung hari libur kan?

"Wah, Hyunjin bisa manjat pohon?" Tanya Yura setengah kagum.

Diantara kedua pria dirumahnya, tak ada satupun yang bisa memanjat pohon. Suaminya saja tak tentu kapan pulangnya. Bisa satu tahun dua atau tiga kali saja jika pulang. Sementara Felix, ia tak akan mengizinkan anak kesayangannya berurusan dengan pohon. Kalau jatuh kan bahaya  ia tak mau anaknya terluka.

"Hyunjin kan titisan simpanse, Ma. Jelas bisa dong" sahut Felix yang berdiri di samping Hyunjin, dengan piama tidur bergambar awan warna birunya juga boneka kucing warna kuning dipelukannya.

"Hush! Felix!" Setengah tertawa, Yura menegur mulut mungil anaknya.

"Felix bener kok Tante. Saya ini kalo dilepas ke Ragunan semua monyet pada tunduk patuh semua sama saya" Hyunjin menepuk dadanya sendiri dengan bangga.

Yura tak lagi bisa menahan tawanya. Baru kali ini ia bertemu dengan laki-laki seganjil ini. Walaupun gila, Yura akui ada sisi special yang ada didiri Hyunjin. Pantas saja jika anaknya jatuh pada pesona si gila didepannya.

"Yaudah, besok sarapan disini aja sekalian ya? Tante mau bikin bubur ayam rencananya. Gimana? Mau?" Tawar Yura.

Mata Hyunjin berbinar. Calon mertuanya memang paling mengerti urusan perutnya. Hatinya juga, sih.

"Mau tante! Besok saya bawa kacang kedelainya ya" ucap Hyunjin dengan penuh semangat. Entah karena urusan perutnya atau hatinya yang membuat Hyunjin bisa sesemangat ini.

"Ish, apa enaknya makan bubur ayam pake kacang kedelai?" Gumam Felix.

"Enak tau!" Balas Hyunjin juga Yura bersamaan. Bahkan Felix sampai melangkah mundur satu langkah saking kagetnya.

"Ish!" Desis Felix tak terima. Pokoknya, Felix tim bubur ayam tanpa kacang kedelai. Titik.

"Ayo ih, Hyunjin!" Sungut Felix. Felix berjalan mendahului Hyunjin yang masih menyempatkan diri mencium tangan Yura.

"Pamit dulu, Tante" ucap Hyunjin terburu sebelum langkahnya menyusul Felix yang sudah di ambang pintu.

Yura tak bisa melunturkan senyumnya melihat tingkah dua abg itu. Ia tak menyangka jika Felixnya akan bertumbuh secepat ini. Yura rasa baru kemarin ia mendengar tangis pertama Felix setelah keluar dari dalam perutnya. Sekarang, bayi lucunya sudah beranjak dewasa dan mulai mengenal masa merah jambunya sendiri.

GULA JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang