4

2.8K 524 115
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

"Gula!"

Felix memejamkan matanya se-erat yang ia bisa ketika mendengar namanya dipanggil. Siapa lagi memang yang memanggilnya dengan nama panggilan seperti itu kalau bukan oknum berandal bernama Adipati Hyunjin Samudra?

"Gula jawa!" Panggil Hyunjin yang duduk dibangku tunggu halte bus depan sekolahnya.

Baju seragamnya sudah ia lipat asal dan disimpan di dalam tas hitam yang ia gendong di pundak kanannya. Hyunjin hanya menyisakan kaos putih polos dan juga celana seragam abu-abunya. Rambut setengah basahnya yang mulai memanjang hampir menutupi setengah kelopak matanya ia biarkan acak-acakan. Kedua sudut bibirnya membentuk cengiran khasnya saat melihat gula jawanya berjalan melewatinya. Gula jawa yang ia tunggu sejak tadi.

Felix membalikan badannya perlahan dengan sangat terpaksa. Ia pikir, Hyunjin tak akan tetap menunggunya selesai ekskul matematika sampai sore begini. Tapi ternyata, lelaki berandal satu itu tak menyerah dengan janjinya sendiri untuk mengantarnya pulang.

"Hyun-Hyunjin ngapain disitu?" Tanya Felix sok lupa. Kedua sudut bibirnya mengembang kaku.

Hyunjin berdiri lalu membenarkan letak tas punggung dipundaknya sebelum melangkah mendekat pada si manis gulanya. Senyum Hyunjin sama sekali tak luntur.

Felix bahkan tak menemukan raut kesal sedikitpun di bibir Hyunjin. Yang ada hanya cengiran khas Hyunjin yang setiap hari dilihatnya di kelas atau disekitar sekolah.

"Udah selesai ekskulnya?" Tanya Hyunjin dengan nada senangnya. Bahkan Hyunjin tak marah pada Felix karena menunggu lelaki manis itu hampir 3 jam dari bel pulang sekolah.

"U-udah" balas Felix terbata.

"Sini tasnya!" Hyunjin melepas tas punggung Felix lalu memakannya didepan dadanya.

"Eh, nggak usah Hyunjin! Aku aja yang bawa. Tas aku berat"

Felix melompat-lompat menggapai lengan tasnya di pundak Hyunjin. Ia tak mau merepotkan siapapun. Bahkan sampai membawakan barangnya seperti ini. Tapi sayang, Hyunjin terlalu tinggi untuk badannya yang mungil untuk ukuran laki-laki.

Hyunjin menggapai kedua tangan Felix dengan lembut. Kedua mantanya menatap intens mata bulat Felix yang berwarna kecoklatan. Cantik.

"Karena berat, makanya mulai sekarang aku bawain setiap berangkat sama pulang sekolah" ucap Hyunjin lembut.

Kedua bibirnya terkekeh kecil bersamaan dengan tangannya yang mengusak lembut rambut hitam Felix yang masih tertata rapi sebelum ia mulai berjalan untuk mengantar pulang gulanya. Rambut Felix halus seperti rambut keponakannya yang masih bayi. Tak seperti rambutnya yang sudah mirip dengan sarang burung camar ditepi pantai. Sepertinya besok ia harus memangkas rambutnya agar terlihat sedikit manusiawi.

Felix yakin ia tak salah dengar atau salah mengartikan. Hyunjin bilang, ia akan membawakan tasnya setiap berangkat dan pulang sekolah. Berarti, Hyunjin akan menjemput dan mengantarnya setiap hari, kan? Dan dada Felix terasa senang. Sangat malah. Hatinya mungkin sudah gila. Ia harus ke dokter setelah ini.

Hyunjin menengok kesamping kanan, kiri, lalu belakangnya mencari si gula yang ternyata masih berdiam diri ditempat sebelumnya.

"Gula! Ngapain disitu?" Tanya Hyunjin sedikit berteriak karena jarak mereka yang lumayan jauh.

"Arah rumah ku ke sana" Felix menunjukan jari mungilnya ke kanan, ke arah sebaliknya Hyunjin berjalan.

Hyunjin mengacak rambutnya yang sudah acak-acakan untuk menyalurkan rasa malunya. Gagal sudah ia ingin bertingkah keren dihadapan gulanya. Bukannya keren, ia selalu saja terlihat konyol saat bersama gulanya.

GULA JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang