8

2K 449 67
                                    

***
**
*

"Gulaaa.. gulaa.. main yuuk!"

Felix menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kelakuan ganjil lelaki jangkun itu. Hyunjin menempelkan kepalanya disela gerbang hitam rumah Felix lengkap dengan cengiran konyolnya.

"Kan gerbangnya udah aku buka, kenapa masih teriak-teriak kayak simpanse sih, Hyunjin? Heran deh!" Dumel Felix.

Felix terpaksa harus berjalan keluar gerbang lalu menarik lengan kanan Hyunjin agar lelaki gila itu berhenti menempel di gerbangnya seperti cicak. Cengiran Hyunjin semakin lebar saat melihat lengannya digenggam tangan kecil gula jawanya.

Felix bahkan sampai takut jika Hyunjin tak sengaja sampai merobek pipinya sendiri saking lebarnya lelaki itu tersenyum.

"Nah, gitu doang!" Ucap Hyunjin diikuti matanya yang berkedip-kedip menatap tangan mungil Felix.

"Gitu apanya?" Felix mengerutkan keningnya kebingungan. Kadang, ia tak mengerti apa yang sedang diucapkan Hyunjin saking ganjilnya lelaki itu.

"Gitu dong, di gandeng. Biar akunya nggak tersesat" Hyunjin melebarkan lagi senyum konyolnya yang hanya mendapat hadiah tatapan malas Felix.

"Emang rumah aku hutan belantara! Buruan ih!" Sungut Felix dengan bibir mengerucut.

Lelaki manis itu menarik lengan Hyunjin agar lebih cepat berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Mama, Felix pulang" panggil Felix pada wanita yang ia yakin masih asik berkutat di dapur dengan apron pink bergambar kucingnya.

Hyunjin mengedarkan kedua bola matanya di setiap sudut pekarangan rumah Felix yang terlihat rindang. Ada pohon mangga di sudut kanan yang sedang berbuah lebat. Di dekat gerbang, ada rak kayu yang berisi sekitar 10 pot tanaman buah stawberi. Disisi lainnya, ada pot tanaman bunga dengan berbagai jenis yang membuat pekarangan rumah Felix terlihat sangat manis. Di sisi kiri, ada ayunan kayu yang menggantung di dahan pohon jambu air. Hyunjin berdecak kagum dengan pekarangan rumah gula jawanya.

"Hyunjin!" Panggil Felix dengan suara yang lebih keras saat lelaki disebelahnya tak menyahuti panggilannya dari tadi.

"Hem?" Gumam Hyunjin dengan wajah linglungnya.

"Kenalin, ini Mama aku" uvap Felix memperkenalkan wanita kecintaannya yang terkekeh kecil melihat tingkah dua anak didepannya.

Mata Hyunjin menoleh pada wanita cantik berapron pink gambar kucing disebelah gula jawanya. Untuk kali ini, Hyunjin ingin mengubur kepalanya sendiri desebelah pohon mangga rasanya. Bisa-bisanya ia membuat kesan pertama yang bodoh pada Mama Felix.

"Ha-halo tante, saya Hyunjin. Adipati Hyunjin Samudra" Hyunjin mengulurkan tangannya pada Mama Felix.

Yura tak bisa menahan senyumnya gelinya. Felix beberapa kali pernah menceritakan tentang Hyunjin padanya. Tentang tingkah gilanya, tentang kebandelannya, juga tentang panggilan 'gula jawa'nya.

Yura pernah muda tentu saja, dan Yura tau pasti apa hubungan seperti apa yang anaknya dan anak laki-laki tampan didepannya. Yura senang saja. Bagaimanapun, Felixnya juga pasti akan melewati masa-masa kasmaran seperti abg lainnya.

"Jadi ini mengkudunya Felix ya?" Yura terkekeh kecil. Tangan lentiknya menyambut uluran tangan Hyunjin yang buru-buru anak tampan didepannya itu menempelkan punggung tangannya di kening.

"Mama, ih!" Felix menundukan kepalanya untuk menyembunyikan rona merah dipipinya. Baru saja ia ketahuan jika ia juga punya nama panggilan 'special' untuk Hyunjin. Bisa makin besar kepala lelaki itu.

"Kenapa? Salah ya?" Yura menutup bibir berpoles lipstik pink itu, berpura-pura tak tau.

"Betul kok tante! Saya Adipati Mengkudu Hyunjin Samudra" balas Hyunjin dengan bangga.

Felix berdecak malas mendengar nada tengil Hyunjin. Sementara Yura tak bisa menahan tawanya melihat kedua anak lelaki didepannya.

"Udah, yuk, kita masuk! Mama udah masak sayur sop makaroni sosis kesukaan Felix. Ah, Hyunjin suka juga kan?" Tanya Yura.

"Suka kok tante! Saya suka apa yang Felix suka" Hyunjin menatap lekat Felix yang melototkan mata padanya.

"Hyunjin, ih!" Sungut Felix. Kedua pipi lelaki manis itu memanas. Bisa-bisanya Hyunjin menggombalinya didepan mamanya. Kan Felix malu.

Yura terkekeh gemas. Ia tak tau jika mengkudu yang sering anaknya ceritakan adalah sosok yang benar-benar gila betulan. Tapi anehnya, Yura senang.

Sosok Hyunjin sepertinya yang Felix butuhkan untuk menemani perjalanan masa remajanya.

***
**
*

"Ma, enak Ma! Hmmm" Felix menyuapkan sesendok penuh nasi kedalam mulutnya yang masih penuh.

"Pelan-pelan makannya, sayang!" Yura menuangkan segelas air kedalam gelas Felix yang hampir kosong. Antara gemas dan khawatir, Yura menatap anaknya yang tak meperdulikan apapun selain piring nasi didepannya.

Hyunjin menopang pipi kannnya dengan tangan. Melihat Felix makan dengan selahap ini akan menjadi hobi baru Hyunjin mulai hari ini. Pipi menggembung yang bergerak naik turun seiring kunyahannya, mata beningnya yang berbinar kesenangan, juga jari mungil yang semakin terlihat mungil saat memegang sendok. Hyunjin jadi seperti melihat keponakannya di Bandung yang masih berumur 2 tahun saat sedang makan. Menggemaskan.

"Hyunjin mau tambah nasinya?" Tawar Yura. Wanita cantik itu lagi-lagi hampir dibuat tertawa saat melihat Hyunjin terjingkat dari lamunan asiknya didepan Felix.

"Enggak usah tante. Saya udah kenyang banget liat Felix makan kok" balas Hyunjin dengan pameran cengiran lebarnya pada Yura juga Felix yang memelototinya lengkap dengan pipi menggembungnya yang masih tetap mengunyah.

"Lucu banget sih, gula!" Hyunjin tak lagi bisa menahan dirinya untuk tak mencubit pipi kanan Felix.

"Hwunjin! Shakit!" Felix merengut tak terima pipi kanannya menjadi korban ketengilan Hyunjin. Bahkan lelaki itu dengan wajah tanpa rasa bersalahnya justru tersenyum lebar didepannya.

"Hehehe, kalian lucu banget sih!" Yura menggelengkan kepalanya. Sepertinya mulai sekarang ia harus sering-sering meminta Hyunjin untuk sering mampir ke rumahnya. Ia ingin lebih sering melihat kelakuan menggemaskan kedua anak remaja didepannya.

"Udah, udah. Buruan habisin Felix! Katanya kalian mau bikin pr, kan?" Yura meletakan perkedel dipiring anaknya dan juga Hyunjin.

"Makasih tante" ucap Hyunjin diiringi senyum manisnya.

"Jangan panggil tante dong, Hyunjin" Yura balas tersenyum.

"Terus panggil apa dong, tante?" Hyunjin dan Felix sama-sama mengerutkan keningnya keheranan.

"Panggil Mama aja" Yura tersenyum
Felix memelototkan matanya selebar yang ia bisa. Sementara Hyunjin, harus merelakan lehernyabtersedak perkedel yang ia telan bulat-bulat.

***
**
*
*TBC*

Maaf yah sayang sayaaang, aku lama updatenya huhuhuuuu...

GULA JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang