6

2.4K 462 78
                                    

*Happy Reading*
***
**
*

"Selamat pagi, Gula" Hyunjin melebarkan senyumnya yang sudah lebar begitu wajah Felix terlihat keluar dari gerbang rumahnya.

Alih-alih membalas sapaan Hyunjin, Felix memukul lengan teman sekelasnya itu dengan kencang. Buktinya saja, Hyunjin mengaduh kesakitan dengan tangan kanannya yang mengusap lengan kirinya yang dipukul Felix.

"Sakit, Gula" rengek Hyunjin dengan manja.

Felix menatap jijik pada Hyunjin. Ia tak percaya jika sosok yang barusan merengek padanya adalah orang yang sama dengan biang keributan di sekolahnya. Mulai sekarang, Felix tak akan percaya jika Hyunjin adalah sosok nakal yang doyan tawuran dengan sekolah lain.

"Rasain! Suruh siapa ngagetin?!" Felix mengarahkan tangannya ke lengan kiri Hyunjin.

"Aduuuh! Aduuh! Gula! Kok di cubitin sih? Aduh!" Hyunjin mengaduh kesakitan disela usahanya menjauhkan tangan Felix dari lengannya.

"Rasain!" Umpat Felix mengakhiri sesi cubit gratisnya pada Hyunjin.

"Tuh, kan! Merah! Sakiit, Gulaaa" rengek Hyunjin dengan menghentak-hentakan kakinya.

"Apa sih, Hyunjin! Geli!" Umpat Felix. Tapi tangannya bergerak ke atas untuk mengusap lengan kanan Hyunjin yang memang terlihat kemerahan.

"Sakit, ya?" Tanya Felix. Tak enak.

"Sakiit" ucap Hyunjin semakin manja.

"Jijik, Adipati Hyunjin Samudra!" Pekik Felix sebelum mendaratkan sekali lagi tangan mungilnya di lengan kanan Hyunjin lalu berjalan mendahului si tampan yang masih mengusap lengannya yang berdenyut nyeri baik di kanan maupun di kiri.

Hyunjin berlari kecil untuk mensejajarkan langkah kakinya dengan Felix. Hyunjin tak perlu berlari kencang karena secepat apapun kaki Felix melangkah mendahuluinya, kaki panjangnya jauh lebih cepat menyusul yang lebih pendek.

"Gula udah sarapan?" Tanya Hyunjin.

Tangan Hyunjin meraih tas punggung hitam di pundak Felix lalu memakainya di depan dada. Felix tentu saja berusaha menarik kembali tadnya. Tapi si kurang ajar Hyunjin justtu membalik badan Felix lalu masih dengan tangannya yang diatas pundak gula jawanya, Hyunjin menuntun langkah mereka berjalan ke sekolah.

"Udah. Hm.. kalo Hyunjin?" Tanya Felix yang sedikit memalingkan kepalanya menghadap Hyunjin yang berjalan dibelakang.

"Udah. Nih, lagi sarapan wajah manis kamu" Hyunjin menatap lekat wajah Felix yang bisa ia lihat hanya sebagian saja.

"Hyunjin mau di cubitin lagi? Mau di pukul lagi kayak tadi?" Felix mengambil ancang-ancang untuk meraih tangan Hyunjin yang bertengger nyaman di pundaknya.

"Ya, jangan dong Gula. Kamu manis, tapi cubitan kamu sakit" Hyunjin menangkap tangan Felix lalu menurunkannya lagi.

"Makanya jangan ngelantur mulu, Hyunjin!" Sungut Felix lalu berjalan mendahului Hyunjin lagi.

"Gula! Tunggu!" Hyunjin mempercepat langkahnya menyusul Felix. Lalu setelah langkah mereka menjadi sejajar, Hyunjin tak berhenti mencuri-curi tatap pada Felix yang memasang wajah memerah disampingnya.

"Hyunjin, ish!" Felix mendorong bahu Hyunjin kesamping agara tak terus-terusan menatapnya.

"Apa, sih Gula? Salah apa lagi akunya?" Tanya Hyunjin pura-pura tak tau.

"Tau, ah!"

Hyunjin terkekeh kecil begitu Felix berjalan memasuki gerbang mendahuluinya. Hyunjin punya hal kesukaan baru sekarang. Menatap semburat merah muda di pipi berbintang Felix adalah hal yang jauh lebih mengasyikan daripada melihat lebam biru di pipi lawan karena tinjuannya.

GULA JAWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang