15. PAHIT.

489 40 32
                                    

HAPPY READING 🌸

"Ho'oh, dulu tuh cita-cita gue jadi Professor." kata Daffa ditengah makannya.

"Teruss..., kerja papa kamu itu Professor ya?" tanya Andira.

Daffa mengangguk, "Iya, mungkin karna pekerjaan bokap juga yang bikin semangat gue buat jadi seperti dia." tutur Daffa.

"Wah..., keren juga ya?" ucap Andira.

Daffa memutar bola matanya, malas membahas hal itu lagi, "Tapi, itu kan cuma cita-cita di masa kecil gue, sekarang enggak."

"Loh, kenapa? Jadi Professor itu keren banget menurut aku." ucap Andira.

"Keren sih, tapi....,"
"Ah, udahlah. Gak usah dibahas."

Andira melototkan matanya, tak terima Daffa menggantung cerita seperti itu, "Kamu tuh ya! Kalau cerita tuh diselesaiin! Jangan ngegantung! Aku penasaran tau!!!" ucap Andira dengan tekanannya.

"Wishh, santai dongg!!!"
"Iyaiya, gue cerita nih ye."

FLASHBACK ON...

Gadis kecil itu terlihat sangat manis dengan rok pink dan juga bandananya.

Dan seperti biasa, ia bermain dengan boneka barbienya.
Sudah berkali-kali ia meminta pada kakak laki-lakinya agar menemaninya bermain, tetapi anak itu tidak menghiraukan adiknya yang terlihat bosan bermain dengan boneka barbienya.

Tiba-tiba, seorang anak lelaki lain datang menghampiri anak tersebut.
"Kelumah aku yuk. Aku mau tunjukin lamuan telbalu aku ke kamu." ucap anak lelaki itu.

"Terus, papa kamu gimana? Aku takut sama papa kamu."

"Papa aku lagi gak dilumah,"

"Oh yaudah. Ayo. Aku antar adik aku pulang dulu ya."

Tiba-tiba pipi Daffa merah merona, ia tak menyangka akan bertemu dengan gadis cantik itu lagi, "A-adik kamu?"

Anak itu mengangguk, "iya, tuh dia." ucapnya sambil menunjuk ke arah gadis kecil itu yang sedang bermain dengan boneka barbienya.

"Lian, adik kamu cantik banget." ceplos Daffa.

Anak yang bernama Lian itu melotot, "Heh! Jangan suka sama adik aku!!!"

Daffa terkekeh, "Ampun, Lian."

"Adeekkk!!!"

Gadis kecil itu menoleh, "Kakak, aku bosenn." ucap gadis itu langsung memeluk kakaknya.

Lian tersenyum hangat, mengelus rambut gadis itu dengan lembut, "Kakak anter kamu pulang ya? Soalnya, kakak mau pergi main bareng temen kakak."

Gadis kecil itu langsung melepas pelukannya, dan menoleh pada Daffa yang sedari tadi diam dengan pipi meronanya.

Sebisa mungkin ia menahan dirinya untuk tidak berbicara didepan gadis ini, alasannya karna...,

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang