[moon]
"Sh..." Jane mendesis berkali-kali sambil memegangi safety-belt.
Namjoon juga berkali-kali melirik pada sang istri. Berusaha untuk tetap berada pada akal sehatnya yang sudah melayang entah kemana.
"Sakit sekali?" tanya Namjoon panik. Jane menggeleng pelan sambil memejamkan mata.
"Dia hanya sedang bermain-main dengan ibunya. Kau menyetir saja dengan benar. Dia tahu kok kalau kita masih harus sabar." Jane mengusap paha Namjoon lembut. Bibir pucatnya menyunggingkan senyum sangat tipis dengan peluh yang sudah mengalir deras di pelipisnya.
Sesampainya di rumah sakit, Namjoon segera memapah sang istri dan memanggil semua perawat yang ada untuk mengambilkan apa saja agar Jane bisa duduk.
"Cepatlah, Suster!" teriak Namjoon cemas. Jane memegangi tangan Namjoon yang tidak beranjak dari pundak Jane.
"Namjoon-ah... Sssh... " Jane meringis tertahan. Membuat Namjoon tentu semakin panik.
Jane masuk ke dalam ruangan dan Namjoon tidak diperbolehkan masuk. Namjoon kalang kabut dan tidak henti-hentinya mengacak rambut.Dua orang berlarian mendekati Namjoon. Seorang pria dengan wanita yang menggendong seorang balita.
"Jane?" tanya pria itu.
"Di dalam. Kurasa kontraksinya terlalu cepat. Jane terlalu banyak bergerak. Aku sudah menyuruhnya untuk tidak melakukan apa-apa di rumah. Dia itu keras kepala sekali. Malah mencuci piring. Menjemur pakaian. Seharusnya aku tadi tidak usah bekerja saja. Kalau begini kan—"
"Hei, Namjoon-ah. Itu malah bagus. Kau tidak perlu khawatir begitu." potong wanita yang masih menggendong balita. Si pria yang bersama wanita itu malah terkekeh pelan. Lucu melihat tampang Namjoon yang tidak hilang kerutan keningnya.
"Maklum saja. Pengalaman pertama." Si pria mengangkat alis. Sedikit meledek sambil menatap istrinya yang tersenyum tipis.
"Jungkook-ie kenapa ikut? Tidak dengan Nenek?" Namjoon teralih dengan balita yang menatapnya sedari tadi. Karena diusap kepalanya, si balita jadi ingin meraih Namjoon. Meminta gendong. Mau tidak mau, Namjoon menggendongnya.
"Dia protes karena tiba-tiba aku dan Hyera buru-buru saat kau mengirim pesan. Dia ingin ikut. Tadi saja, hampir menangis karena aku dan Hyera langsung masuk ke dalam mobil." Yoongi menjelaskan.
"Bibi Jane di dalam ya?" Tanya Jungkook dengan dagu menempel di pundak Namjoon.
"Iya. Bibi Jane ada di dalam. Bersama adik bayi."
"Ibu bilang, nanti Jungkook punya adik bayi. Adiknya akan sangat lucu. Jadi, Jungkook sekarang harus jadi kakak yang berani. Tidak boleh cengeng, kata Ibu."
Namjoon menggerak-gerakkan tubuhnya. Membuat Jungkook merasa nyaman berada di gendongannya.
Meski Namjoon belum pernah memiliki anak, memegang anak kecil memang sudah keahliannya.Ketiganya menunggu dengan harap cemas. Apalagi saat suster keluar dari ruangan. Hyera dengan cepat mengambil Jungkook agar Namjoon lebih leluasa.
"Istri Anda masih dalam proses pembukaan. Hanya nyeri sedikit. Tidak perlu khawatir. Dua jam lagi akan dibawa ke ruang persalinan. Harap tunggu ya." Suster tersebut berlalu sambil tersenyum. Namjoon sedikit kecewa karena sang suster tidak menawarkannya untuk masuk. Namjoon melongokkan kepalanya agar dapat melihat dari balik kaca. Ia melihat sang istri yang terbaring miring sambil memejamkan mata. Sesekali tampak mengernyit sambil memegangi pinggang. Hati Namjoon sangat sakit melihatnya.
Tak lama, rombongan lain datang. Dua pria lainnya, bersama dengan satu wanita pula.
"Sudah?" tanya salah satu pemuda.