Finding The Sun pt. 2 (HopeMin)

2.3K 234 14
                                    

[moon]

Hoseok meletakkan apronnya sebelum berpamitan dengan rekan kerjanya di café kecil di sudut jalan.

"Memangnya sekolah sudah selesai?" tanya rekannya yang sibuk membersihkan gelas.

Hoseok mengangguk. "Malaikat kecilku mungkin sudah menunggu manis di depan kelas."

"Kau harus menjemput di depan kelas?"

"Hm. Sekolah tidak membiarkan siswa kelas satu dan dua untuk menunggu orang tuanya di luar gerbang. Terlalu berbahaya."

Rekan Hoseok mengangguk mengerti. "Sudah ya. Aku pergi dulu." Hoseok melambai singkat dengan tangan kiri yang sudah menjinjing sebuah kado kecil.

Di perjalanan, Hoseok tidak mengurangi senyumannya sedikitpun. Dengan paper bag di tangan kirinya dan ponsel di tangan kanan, ia bercakap dengan Jane.
"Aku tidak repot, Jane. Kau di rumah saja. Siapa tahu Namjoon akan pulang siang ini." Tutur Hoseok pada Jane melalui telpon. Jane sudah mengatakan bahwa ia bisa menjemput Jimin jika Hoseok sibuk. Tapi Hoseok bersikeras bahwa ia ingin menjemput Jimin.

Sesampainya di sekolah, Hoseok langsung menuju kelas Jimin. Kepalanya melongok untuk mencari malaikat kecilnya. Tapi tidak ia temukan sosok mungil itu.

"Kau mencari Jimin?" Suara lembut itu mengagetkan Hoseok. Hati Hoseok berdebar gugup sekaligus bahagia. Wajah yang sebelumnya menekuk tidak senang padanya, sekarang tersenyum sangat manis di mata Hoseok.

"Ah... ya. Apakah dia sudah selesai?"

"Sudah selesai sejak dua puluh menit yang lalu. Dia terus-menerus menanyakanmu. Katanya, kenapa Paman tidak datang-datang? Hampir saja dia menangis jika tidak diajak bermain disana oleh Taehyung." Guru cantik incaran Hoseok itu melambai pada dua anak yang baru saja meluncur dari seluncuran. Kedua manusia kecil yang jauh itu berlari mendekati guru dan Hoseok. Jimin mungil berlari sambil berteriak memanggil Hoseok saat menyadari bahwa Hoseok telah datang.

"Pamaaaan!!" teriak Jimin sambil merentangkan tangannya. Hoseok meletakkan paper bag yang ia bawa dan siap menangkap malaikat kecilnya. Hoseok mengangkat tubuh Jimin dan mengusapkan wajah ke bahu Jimin, membuat sang malaikat terkikik geli. Sang guru yang melihat pemandangan itu ikut tersenyum bahagia.

"Paman kenapa lama sekali sih? Aku kan sudah lapar." Jimin merengut. Hoseok memandangi wajah JImin dan menirukan rengutan si mungil. "Maafkan Paman ya. Tadi ada sedikit kendala. Paman sedang menyiapkan sesuatu dan hal itu membuat Paman jadi terlambat." Jawab Hoseok dengan nada bersalah.

Rengutan Jimin langsung berubah drastis menjadi ceria kembali saat ingat bahwa dirinya ingin memperkenalkan seseorang. Ia menggerakkan tubuhnya, menandakan bahwa dirinya ingin turun dari gendongan Hoseok. Jimin mendekat pada gurunya yang sedang dipeluk oleh seorang anak laki-laki.Tampak seumuran dengan Jimin tapi tubuhnya agak lebih besar dari Jimin yang terlalu mungil.

"Paman. Aku mendapat teman baru yang sangat baik loh. Ini dia." Jimin dengan polosnya mengangkat lengan Taehyung. Taehyung sedikit kebingungan dengan tindakan semena-mena Jimin, tapi ia tidak berontak dan malah melambai sambil memberikan salam yang ramah pada Hoseok.

"Namanya Kak Taehyung, Paman." Lanjut Jimin. Hoseok mengangguk-angguk.

Jimin memainkan tangan Taehyung. Melambai-lambaikannya pada Hoseok yang hanya terkekeh pelan melihat tingkah lucu Taehyung yang sengajja melemahkan lengannya agar bisa digerakkan bebas oleh Jimin. Saat sedang asyik dengan kegiatannya, tiba-tiba mata Jimin tertuju pada paper bag yang Hoseok letakkan tadi. Jimin menunjuknya sambil memandang Hoseok dengan polos. "Apa itu Paman?"

Fly To The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang