Malam minggu sama Moon Family lah ya
Oh iya, ini setting waktunya adalah ketika Jimin masih TK dan Jungkook kelas 5 atau 6 SD.[moon]
Yoongi mengusap punggung Hyera yang bergetar hebat. Sang istri tidak henti-hentinya menangis sejak pengaruh obat bius habis dan ia sadar. Operasi yang dilakukan pada Hyera berjalan lancar. Hyera selamat, tapi duka tetap harus dirasakan keluarga besar mereka.
Kandungan Hyera menginjak tujuh minggu ketika ia mengeluh sakit yang tak tertahankan. Ditambah lagi, kondisi tubuh Hyera yang lemah memperparah kondisi kehamilannya. Dokter memberikan vonis bahwa janin yang dikandung Hyera mengalami henti jantung. Tidak ada detakan dan dokter menyatakan bahwa janin meninggal.
Tak cukup sampai disitu, ada kista dalam rahim Hyera yang mengharuskan rahimnya diangkat. Hal itu sangat menyakitkan, tidak hanya bagi Hyera, tapi juga bagi Yoongi yang sudah menantikan menimang bayi kedua dan kesekian mereka. Harapan hanyalah kenangan. Bintang kecil yang mereka harapkan kini terbang tinggi ke langit. Tidak kembali. Harapan mereka untuk memberi Jungkook seorang adik, tertiup angin.
"Shh ... Shh ... Jungkook akan sedih jika melihatmu sedih seperti ini. Bintang kecil kita sudah bergabung dengan bintang lainnya di atas sana," Yoongi melepas pelukan. Menangkup wajah sang istri dan mengecup singkat bibir pucat Hyera. "Kita bisa menyapanya setiap malam. Dia akan menemani tidur kita."
Air mata Hyera masih tak berhenti. Ia meminta pelukan lagi, yang tentunya diberikan oleh Yoongi dengan cuma-cuma.
Beberapa saat kemudian, rombongan anggota keluarga datang. Satu per satu masuk dengan tenang. Jungkook, yang dijemput oleh Namjoon dari sekolah, berlari mendahului yang lainnya. Menyusul di belakangnya pasangan Namjoon-Jane, Seokjin dan Hoseok. Yunhee tidak bisa ikut karena sedang dimintai bos untuk mengawasi pekerjaan lapangan dari perusahaan.
"Ibu... " Jungkook mendekap sang ibu yang baru lepas dari pelukan Yoongi. Hyera mengecupi puncak kepala Jungkook, kemudian berlanjut pada mata dan pipi sang anak.
Jungkook menatap wajah ibunya yang membengkak, "Ibu ... Jangan menangis lagi," Ia mengusap pelan pipi sang ibu.
Hyera memaksakan sudut bibirnya agar terangkat, "Ibu tidak menangis kok. Hanya rindu pada Jungkook. Sejak kemarin Ibu tidak bertemu denganmu." Hyera membenahi poni Jungkook yang sedikit basah karena keringat.
"Jungkook juga rinda pada Ibu."
"Ibu .. Jangan sedih. Adik bayi sudah jadi bintang. Aku bersedia jadi bintang Ibu selamanya. Satu bintang itu kan cahayanya terang sekali. Aku juga akan menerangi hidup Ibu meskipun tidak ada bintang lainnya. Jadi, Ibu jangan menangis lagi. Aku tidak bersemangat jika Ibu terus-terusan bersedih. Bintang di langit juga akan meredup karena Ibu terus menangisinya."
Hyera menggeleng, "Tidak. Bintang Ibu tidak pernah meredup. Hidup Ibu akan selalu terang benderang karena Ibu memiliki bintang paling terang dan indah di hadapan Ibu sekarang."
Jimin mendekati mereka. Menyodorkan setoples kecil berisi origami yang sudah dibentuk bintang-bintang. Kebetulan, di sekolahnya ada kegiatan membuat sesuatu dari origami. Guru Jimin membantu Jimin membuat bintang kecil-kecil untuk dimasukkan ke dalam toples kecil bertutup.
"Bibi... Itu hadiah dari Jimin untuk Bibi... " Si bulan mungil itu menepuk-nepuk paha Hyera. Bermaksud menenangkan pula. Yoongi dan Hyera malah gemas melihat tingkahnya.
"Bolehkah Jimin jadi bintangnya Bibi Hyera juga? Supaya rumah Bibi jadi terang juga. Jimin juga bisa jadi bintang kok." Jimin mengangkat rambutnya, mengira bahwa dengan begitu dirinya akan terlihat seperti bintang. Tindakannya itu memecah suasana haru di ruangan itu karena semuanya tergelak. Apalagi pipi gembul merah dan bibir tebal Jimin terlihat sangat menggemaskan.
Yoongi mengangkat tubuh mungil Jimin agak bisa duduk di pangkuannya. Menghadap Hyera yang duduk di ranjang. Hyera mengelus pipi Jimin, "Tidak boleh. Jimin tidak boleh jadi bintangnya Bibi," seketika pipi Jimin yang tadinya terangkat berubah menjadi murung. Pipinya menggembung dan keningnya mengernyit. "Kenapa tidak boleh? Curang sekali. Kak Kookie boleh jadi bintang. Kenapa Jimin tidak boleh?"
"Itu karena aku lebih tampan, gagah dan berani daripada tikus kecil sepertimu." Jungkook menggoda Jimin dengan menjulurkan lidah. Jimin memukul pundak Jungkook dengan tangan mungilnya. Membuat Jungkook pura-pura meringis.
Yoongi mengusap rambut Jimin sambil mencubit pipi gembul itu, "Tidak boleh jadi bintangnya Bibi. Kan Jimin adalah bulan." tutur Yoongi. Jimin membulatkan matanya, bingung.
"Iya, sayang. Jimin kan sudah jadi bulannya Bibi. Jadi, dalam hidup Bibi sudah ada satu bintang dan satu bulan yang sangat indah. Bibi tidak memerlukan bulan dan bintang yang lain." Hyera memberikan pengertian pada Jimin, meski sang mungil tetap saja tidak mengerti. Tapi Jimin kembali sumringah karena ia mendapatkan peran. Sebagai bulan. Tidak hanya bagi Namjoon dan Jane, tapi juga bagi Yoongi dan Hyera. Bahkan bagi Seokjin dan Hoseok juga.
"Baiklah. Jimin akan berusaha membuat Bibi senang. Supaya Bibi tidak menangis lagi ya." Jimin memegang tangan Yoongi dan menepukkan telapak tangan Yoongi pada telapak tangannya sendiri.
Jane mendekati Hyera. Memeluknya penuh kasih. Tak lupa, ia memberikan penenangan agar Hyera dapat kuat menjalani cobaan ini.
"Hyera-ya, jangan khawatir. Kami ada disini. Masih ada bintang dan bulan yang akan kita nantikan. Masih ada dua bujang yang perlu kita tagih untuk memberikan bulan dan bintang lainnya pada kita." Jane melirik pada Seokjin dan Hoseok yang saling pandang. Hyera tertawa, tapi tidak bisa terlalu berlebihan karena jahitan di perutnya masih belum kering.
"Terima kasih, Jane. Satu kebahagiaanku mungkin hilang. Tapi Tuhan menyajikan kebahagiaan yang lebih besar. Aku seharusnya bersyukur karena meski aku harus melepas satu bintangku ke angkasa, aku masih punya pelindung yang takkan tergantikan ..." Hyera memandangi Jimin dan Jungkook, "... bulan dan bintangku."
[moon]
Kebahagiaan Hyera bertubi-tubi kan. Ada dua sweetheart yang akan melindungi dia. Tapi Kook gak jadi punya adik deh :")
Dimonopoli Jimin nanti Kookie-nya wkwkOh iya, promosi sedikit. Ayo baca republish dari For You (MinV). Sudah aku edit sedemikian rupa supaya lebih enak dibaca.
Cek sendiri di work ya.Dah deh, malam ini sekian dulu kisah dari keluarga besar Moon.
Happy Satnite!Borahae
Wella060419 07.07 pm