Oh~ Rinduku padamu, bulan~
[moon]
Suara tangisan bayi terdengar memenuhi rumah Jane pagi itu. Sabtu malam, Yeonju berkemas dan mengungsi di rumah Jane. Penerbangan Hoseok dari luar kota batal, sehingga akhir pekan kali ini ia tidak bisa pulang. Hoseok tidak ingin membiarkan Yeonju sendirian mengurus Taehyung dan Miyu. Jadi, dengan sedikit rasa sungkan, ia meminta izin pada Jane untuk menampung Yeonju sementara.
"Aigo. Suamimu itu ya. Kadang berlebihan begini. Kau menginap disini saja harus izin sedemikian rupa." gerutu Jane sambil mencuci selada yang ia siapkan untuk membuat sandwich.
Yeonju terkekeh sambil memotong tomat. "Dia merasa tidak enak, Kak. Selalu menyuruhku kesini. Takut merepotkan."
Jane berdecih. "Padahal setiap hari sudah merepotkan. Bahkan saat dia masih lajang juga merepotkan. Setelah menikah, baru dia tahu malu ya."
Jane melirik Yeonju dan baru menyadari bahwa mulutnya berkata tanpa rem. "Ah m-maaf, Yeonju. Aku tidak bermaksud berkata bahwa kalian merepotkan. Aku sedang gemas saja membayangkan si Hoseok itu sekarang banyak sekali berubah. Apalagi kalau sudah ada Miyu. Wah, entah perubahan apa lagi yang akan mengejutkan kami."
Yeonju tergelak mendengar gerutuan Jane yang terdengar lucu. Memang, Jane selalu mengeluh dan meledek Hoseok setiap kali Hoseok bersikap dewasa. Di antara empat sekawan dalam keluarga ini, hanya Hoseok yang paling lama menikah. Hoseok adalah yang termuda dan paling kekanak-kanakan. Jadi, sedikit aneh melihatnya bertingkah laku seperti pria dewasa yang punya tanggung jawab besar. Meski sebenarnya, sejak dulu Hoseok memang sudah bertanggung jawab.
"Huweee ...."
Jane terkesiap, begitu pula Yeonju. "Suara Miyu kan?"
Yeonju mengangguk. "Aku akan melihatnya dulu, Kak."
Jimin berjalan gontai ke dapur sambil mengusap matanya. "Ibu, kenapa ada suara bayi, Bu? Aku tidak bisa tidur lagi." Rengek Jimin.
Jane melirik ke arah jam. "Sudah jam segini, sayang. Sudah waktunya Jimin bangun. Ada Bibi Yeonju dan Taehyung. Adik Miyu juga ada di kamar. Dia yang tadi menangis."
Jimin menghentak kakinya, merajuk. "Tapi aku masih mau tidur, Bu. Aku mengantuk sekali."
"Kim Jimin ..." Jane menegakkan punggungnya, memandang Jimin tajam dan menyebut nama sang anak dengan suara rendah yang ditegaskan. Hal itu membuat Jimin berhenti merengek sambil melirik takut pada ibunya.
"Mau minum susu tidak?" tanya Jane, kembali melembutkan suaranya.
"Tidak mau." Jawab Jimin ketus. Lalu, ia duduk di sofa di depan televisi. Ada Taehyung disana. Ia berharap bisa mengobrol dengan Taehyung, namun Jimin berdecak kesal saat menyadari bahwa Taehyung sudah tidak menonton televisi lagi dan malah sudah melayang di alam mimpi dalam posisi duduk.
"Ajak Taehyung bermain, Nak. Kau bisa menonton bersamanya juga. Taehyung pasti bosan menunggumu tidur."
"Bagaimana mengajak Taehyung main kalau dia saja tidur, Bu?" Jimin lagi-lagi mendengus kesal.
"Oh? Taehyung tidur ya?" Cepat-cepat Jane mencuci tangannya, melepas celemek, lalu mendekati Taehyung. Ia mengangkat Taehyung dengan sangat hati-hati, kemudian membaringkannya di kamar tamu yang memang sudah diatur untuk kerabat yang berkunjung.
"Shh ... Shh..." Jane menepuk pelan dada Taehyung, menjaga agar Taehyung tetap nyaman dalam tidurnya.
"Maaf merepotkanmu, Kak. Seharusnya, aku saja yang angkat Taehyung setelah selesai memberi Miyu susu."