Coming Home (Moon Family)

2.1K 185 53
                                    

Tiba-tiba mau ketemu si bulan lagi nih. Kali ini sama keluarga Min kolaborasinya.
Enjoy~

[moon]

Tok tok tok

"Hei, Jane! Kami sudah menunggu. Ayo masuk!" Hyera segera mengambil tas perlengkapan yang dijinjing Jane. Tas yang berisi pakaian ganti untuk Jimin, jaga-jaga jika Jimin main kotor atau sebagainya.

"Pukul berapa Jungkook sampai?" tanya Jane sambil menggendong Jimin yang masih setengah mengantuk. Ia baru saja bangun pukul delapan saat sang ibu buru-buru membangunkannya untuk bergegas ke rumah Yoongi dan Hyera. Hari ini kepulangan Jungkook, jadi mereka berencana untuk menyambut Jungkook secara meriah. Yunhee dan Seokjin juga diundang, tapi keduanya ada janji dengan dokter pagi hari untuk mengurus program kehamilan.

"Sebentar lagi. Kata ayahnya, pukul sembilan pesawatnya mendarat." Jawab Hyera.

"Ya ampun. Kupikir lebih pagi dari itu. Aku buru-buru membangunkan Jimin. Kalau Namjoon pagi-pagi sekali sudah izin ke kantor. Katanya ada sesuatu yang harus diselesaikan, tapi siang nanti dia langsung menyusul ke sini."

Hyera terkekeh sambil meletakkan barang-barang Jane. "Tidak masalah, Jane. Kita hanya menyambut kepulangan Jungkook. Kupikir lebih baik jika ramai, tapi jika pun tidak, tidak menjadi hal yang mengecewakan. Yang penting ada Jimin. Sepertinya, Jungkook rindu sekali pada si bulan. Setiap menelepon, pertanyaannya pasti sama. 'Jimin menangis tidak, Bu?', atau 'Dia bilang rindu padaku tidak?'."

Jane tertawa, membayangkan Jungkook yang berkata demikian. Memang Jungkook dan Jimin memiliki ikatan batin yang sangat kuat, meski bukan saudara kandung.

"Ibu .... Susu ...." Rengek Jimin yang sudah dibaringkan di sofa. Ia merengek sambil berpejam.

"Shh .... Kalau Jimin mau susu, Jimin bangun dulu ya, Nak. Minum susunya dengan gelas." Bisik Jane di telinga putranya. Jimin membuka mata, menyipitkannya sambil merengut.

"Pakai botol saja." Ujarnya. Jimin memang sudah enam tahun, tapi karena saking manjanya, terkadang masih meminta minum susu dari botol. Sesekali Jane memang memberikan. Daripada tidak mau minum susu, pikirnya. Namun, lama-kelamaan Jane berpikir untuk tidak membiasakan Jimin bersikap seperti itu. Jimin sudah semakin besar dan harus diberi ketegasan.

"Kim Jimin, dengan Ibu bilang apa?" Suara Jane terdengar rendah, lembut tapi tegas. Akhirnya, Jimin bangkit. Mengerucutkan bibir sambil memukul paha. Kesal. Jane merapikan rambut Jimin sambil mengecup pipi si peri bulannya dengan penuh sayang.

"Anak Ibu kan sudah besar. Tidak boleh minum susu di botol lagi. Malu nanti dengan teman-teman, kan? Yang minum susu dengan botol kan cuma adik Miyu. Jimin mau disamakan seperti adik Miyu?"

Jimin memandang sang ibu sambil menggeleng. Jane tersenyum. "Nah, kalau begitu Jimin harus minum susu dengan gelas ya. Biar seperti yang di televisi itu loh, Nak. Kakak-kakak yang di televisi itu kan minum susu dengan gelas. Lalu, mereka jadi hebat dan kuat."

Pipi Jimin menggembung. Ia mulai terhipnotis dengan perkataan sang ibu. "Jimin juga kan hebat dan kuat." Tuturnya dengan suara parau, khas bangun tidur.

"Iya, benar. Anak Ibu kan hebat dan kuat. Kita mandi dulu, lalu minum susu. Bagaimana?" Jane menawarkan.

"Ke kamarku saja ya mandinya, Jane. Kamar mandi yang satu lagi sedang rusak."

"Rusak kenapa?" tanya Jane sambil membantu Jimin membuka kancing bajunya.

"Kerannya rusak. Toiletnya juga sedang bermasalah. Belum sempat memanggil tukang pipa karena sibuk mempersiapkan kepulangan Jungkook."

Fly To The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang