2.5 Gun

15.4K 457 14
                                    

  Adham sudah kembali dari basement tempat dimana wine dari segala jenis berada. Adham mencari wine yang kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi agar Anna juga bisa meminumnya. Tidak perlu waktu yang lama untuk menemukan wine tersebut, kini ia menggenggam satu botol wine  menggunakan tangan kirinya.

  Adham berjalan melewati beberapa kamar, dan ia masuk kedalam ruangan putih tempat dimana semua senjata Adham berada. Ia melihat semua senjatanya yang akan ia bawa di meja makan. Lalu ia mendapatkan senjata pistol dengan ukiran naga yang ia beli di negara Jepang. Saat ini tangan kanan Adham memegang pistol dan tangan kirinya membawa sebotol wine.

  Adham berjalan ke halaman melihat Anna sedang duduk di sebelah kursinya. Mereka sangat terkejut melihat kehadiran Adham tiba tiba membawa senjata di tangan kanannya. Kini mereka hanya bisa menundukan kepalanya sembari menunggu Adham duduk di kursinya.

  "Kalian bawakan makananya sekarang" perintah Adham pada keempat pengawalnya

  "Tuan Adham, wine ini juga masih banyak" ucap Juliensky menunjuk ke botol wine yang pertama

  "Tidak apa, yang ini kadar alkoholnya sedikit" ujar Adham sembari mengangkat botol wine yang ia pegang

Sembari menunggu makananya datang, Adham menyimpan pistolnya di atas meja di dekat piring miliknya. Semua mata kini tertuju pada pistol yang di taruh di atas meja oleh Adham.

  "Baiklah sampai dimana kita tadi?" tanya Adham memecahkan keheningan disini

  "Karena Anna sudah bersama tuan Adham, kita tidak memperkenalkannya kan?" ucap Irene sembari tersenyum pada Anna

  "Apakah putriku tidak menyusahkanmu Adham?" tanya Juliesnky dengan tatapan sedikit panik

  Adham terdiam, Anna juga terdiam karena Anna tau bahwa dirinya selalu menyusahkan Adham setiap saat. Juliensky dan Irene terlihat kebingungan karena Adham tidak menjawabnya.

  "Tentu saja tidak. Ia sangat baik." ucapan Adham membut Anna terkejut

  "Syukurlah" jawab Irene sembari mengelus dadanya

  Akhirnya makanan datang dibawa oleh pengawal Adham. Pengawalnya membagikan makanan secara merata dari daging hingga beberapa sayuran. Semua ini yang memasaknya adalah Adham.
Mereka memakanya dengan hikmat tidak ada yang mengeluarkan suara selain mengunyah makanan.

  Terlihat dari wajah Juliensky dan Irene sangat menyukainya. Adham turut senang karena mereka menyukai masakan dirinya, sedangkan Anna kini sudah tinggal setengah lagi di piringnya pertanda ia juga menyukainya. Setelah selesai menghabiskan makanannya, Adham meminta para pengawalnya untuk membereskan piring piring kotor yang berada di atas meja.

  "Baiklah, saya akan berbicara sekarang" ucap Adham sudah selesai dari makan

  Wajah Anna dan kedua orangtuanya kebingungan dan juga penasaran. Adham menghela napasnya dengan panjang sembari menunggu para pengawalnya selesai membereskan di atas meja. Adham mengangkat pistolnya dari atas meja melihatnya sembari mengelus elus bagian naganya mengelusnya sembari memperhatikan semua detail pistol tersebut. Pistol tersebut sangat disukai Adham, dahulu ia selalu membawanya kemana mana.

  "Aku akan memberikan pistol pertamaku pada Anna" ucap Adham

  "APA?!" Anna sangat terkejut sembari batuk batuk

  "Tapi itu tidak perlu tuan Adham. Putriku tidak bisa menerima barang yang berharga itu." ujar Juliensky sedikit terkejut

  "Itu setimpal. Aku memberikan barang berharga pada orang berharga" ujar Adham langsung memberikan pistol itu di tangan Anna

  "Berat." ucap Anna baru pertama kali memegang senjata pistol seumur hidupnya

  "Kau akan terbiasa" jawab Adham santai

  Malam yang sungguh menyenangkan walau Anna terlihat hanya diam saja. Adham berbicara dengan Juliensky dan Irene masalah perusahaannya yang berada di luar negri. Anna hanya bisa mendengarkan celotehan dari mereka sembari meminum wine miliknya.

  Tiba saatnya orang tua Anna harus pergi kembali ke luar negri. Anna terlihat sedih karena setelah ditinggal beberapa tahun dan hanya dibalas dengan bertemu beberapa jam. Anna mengeratkan pelukanya pada Juliensky dan Irene agar mereka tidak pergi. Adham segera pergi menunggu di depan rumahnya.

  Anna sama sekali tidak melepaskan pelukanya di halaman belakang. Sembari menangis merengek seperti anak kecil kepada orang tuanya.

  "Pah. Mah, bawa aku kesana. Aku gamau sama Adham disini" ujar Anna sembari merengek nangis

  "Sayang dengerin papah. Kamu harus disini dulu nak, kamu akan aman disini bersama Adham" ujar Juliensky sembari mengelus rambut Anna

  "Aman?! Aman apanya?? Kenapa aku akan aman disini"

  "Nak sebaiknya kamu tanyakan pada Adham. Kita tidak berhak memberitahumu" ujar Irene menatap mata Anna lebih dalam

  "Tapi aku akan aman bersama papah sama mamah di luar negri" Anna semakin merengek dengan keras

  "Dengerin, papah sama mamah sayang sama kamu. Kalau kamu sayang sama kita ikutin permintaan kita ya sayang" Juliensky berusaha untuk merayu Anna

  "Tapi pah.."

  "Anna sayang, ini pesan mamah. Kamu jangan pernah percaya siapapun selain Adham. Kamu harus percaya padanya" Irene mengusap air mata Anna

  "Apa? Apa yang harus aku percaya darinya"

  "Sebab kita berdua mempercayainya, setelah kamu dijaga cukup lama olehnya." ucapan Juliensky membuat Anna sangat terkejut

  "Udah ya nak,  kasian Adham menanti di depan"

  Juliensky membawa istrinya dan anaknya ke halaman depan rumah Adham. Disana sudah ada Adham yang berdiri menanti Juliensky dan Irene keluar dari dalam rumahnya. Anna terlihat melepaskan genggamanya dari tangan Irene.

  Irene dan Juliensky diantar oleh MZ dan L pergi ke hotel hingga menunggu esok hari kembali ke luar negri. Anna melambaikan tangan pada kedua orang tuanya sembari bercucuran air mata. Setelah cukup jauh, Adham mengahampiri Anna sembari memberikan sapu tanganya miliknya.

  "Mungkin kau membutuhkan ini" ucap Adham

  "Terima kasih" Anna mengambilnya lalu mengusapkan air matanya yang terus keluar

  "Istirahatlah, kau terlihat lelah" ucap Adham sembari memperhatikan wajah Anna

  "Baiklah"

  Anna pergi meninggalkan Adham sendirian di depan rumah. Malam ini bulan purnama bersinar sangat terang. Adham memandang bulan tersebut cukup lama, hingga ia harus di sadarkan oleh J yang kebetulan lewat ke arah Adham.

  "Dham.. Sudah tengah malam, besok kita akan kerja" ujar J membuat Adham berhenti dari lamunanya

  "Ohh terima kasih J" Adham pergi meninggalkan J masuk kedalam kamar

  Anna sudah selesai mengganti bajunya di dalam kamar. Kini ia berbaring di atas kasur di temani selimut yang hangat dan sebuah guling. Anna tidak bisa menutup matanya akibat ia sedang banyak pikiran. Anna tidak mengerti dengan semua perkataan yang diucapkan kedua orangtuanya. Ia tidak mengerti setiap kedunya bilang bahwa dirinya dihaga oleh Adham. Padahal Anna sendiri batu tahu Adham saat kelulusan di perkuliahan.

  Hingga pukul 2 malam, Anna tidak tidur juga ia malah sibuk menatap langit langit kamar. Ia mencerna semua perkataan yang keluar dari mulut Irene ataupun Juliensky. Anna juga terkejut diberi hadiah pistol dari Adham, hingga saat ini Anna belum bisa menggunakanya.

  Kini dirinya mempunyai senjata, ia bisa melakukan apapun dengan senjata itu. Hari esok Anna akan meminta penjelasan pada Adham bagaimanapun caranya. Ia juga sekarang sudah mempunyai pistol dan bisa menembak kapanpun ia mau.

  Adham juga baru tidur setelah pukul 3 malam. Karena ia harus mengerjakan beberapa pekerjaan kantor yang ia tinggalkan kemarin dan hari ini. Begadang adalah waktu paling menyenangkan bagi Adham. Karena ia bisa menikmati bulan yang bersinar terang lebih lama dibanding ia harus tertidur.
-
-
-
Adham gak sejahat itu sampe bunuh ortunya Anna
-
-
-
Entar malaman publish satu part lagi, kalau aing mau

LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang