3.7 Sebuah Mimpi

8.2K 260 0
                                    

  Di tengah malam, Adham terbangun dari tidur panjangnya. Ia merasa lebih sehat dan kuat seperti pada umumnya. Ia melihat jam sekarang pukul 1 malam, lumayan lama ia menghabiskanya untuk tertidur. Adham menoleh melihat Anna yang tertidur di kursi, ia sedikit terkejut karena ada Anna di kamarnya.

  Adham segera bangun dari tidurnya menghampiri Anna yang tertidur. Tanpa pikir panjang, Adham segera mengendongnya dan menaruhnya di atas kasur. Anna langsung terlihat nyaman setelah tertidur di atas kasur, lalu Adham menarikan selimut untuknya.

  Adham keluar dari  kamar meninggalkan Anna sendirian di dalam kamar. Ia melihat di dapur dan sofa masih ada keempat pengawalnya yang belum tidur. Adham sendiri tidak tahu alasan mereka belum tidur. Adham sedikit mendekat, melihat ada keberadaan Adham  para pengawal segera bangun dari duduknya.

  "Mari bergabung Adham" ucap Z di sofa

  "Kami sedang menonton bola" ujar MZ berada di dapur untuk mengambil cemilan serta minuman

  "Syukurlah kau sudah bangun" ucap J

  "Kau tidak akan berdiam disana selamanya kan??" ucap L

  "Baik baik, aku akan segera kesana"

  Adham segera mendekat untuk bergabung menonton siaran sepak bola. Tidak lama MZ datang sembari membawa botol wine dan beberapa makanan ringan. Cemilan itu untuk menemani mereka menonton pertandingan sepak bola. Akhirnya Adham memiliki waktu untuk bersama sama dengan para pengawalnya. Sudah lama ia tidak melakukan acara seperti ini bersama keempat pengawalnya.

  Semenjak kedatangan Anna, Adham sangat jarang menghabiskan waktu bersama keempat pengawalnya. Padahal dahulu jauh sebelum Anna datang, tiap hari Adham selalu melakukan kegiatan bersama pengawalnya.

  Pertandingan itu cukup seru, mulut mereka tidak bisa diam untuk menyuarakan team pilihanya. Baru masuk dua babak, Adham sudah mulai ngantuk. Ini efek ia meminum wine terlalu banyak yang menjadikan dirinya ngantuk. Ia segera pamit dan berjalan menuju kamar.

  Adham terhenti sejenak, ia tidak bisa tidur dalam keadaan seperti ini. Walaupun dirinya sadar tapi bisa saja dia tiba tiba tidak sadarkan diri. Demi menyegarkan dirinya, ia tidak langsung tidur. Adham mengambil laptopnya  kemudian duduk si kursi mengerjakan proyek yang belum selesai.

  Tiba tiba suara ponsel Adham berbunyi, ia segera mengambil ponsel tersebut di atas kasur. Nomor ponsel itu tidak di kenali oleh Adham, lantas ia hanya menyimpannya di meja dan tidak menjawabnya. Setelah di simpan ponsel itu berbunyi kembali, ponsel itu tidak akan berhenti berdering jika Adham tidak menjawabnya. Dengan berat hati, Adham menjawab telfon tersebut.

  "Ya?" tanya Adham penasaran

  "Adham Julians?" ucap seorang pria

  Rasanya Adham pernah mendengar suara ini, atau memang suara ini tidak asing di kepala Adham. Ia tidak menjawab pertanyaan pria dibalik telpon tersebut. Cukup lama Adham tidak menjawab ucapan pria tersebut.

  "Ada apa?" tanya Adham penasaran

  "Ternyata memang benar kau adikku"

  Adham berhenti bernafas, rasanya ada seseorang yang mencekiknya hingga tidak bisa bernafas. Benar firasat Adham, bahwa suara itu memang tidak asing di telinga Adham. Kini ia harus menelan ludahnya dengan susah payah akibat mendengar perkataan pria tersebut.

  "Beraninya kau menyebutku adik!" tegas Adham

  Pria misterius itu hanya tertawa di balik telpon. Sepertinya kakak dari Adham senang mempermainkan Adham.

  "Tenanglah Adham, aku hanya ingin menyapamu setelah lebih dari 5 tahun kita tidak bertemu"

  "Cih. Kau hanya basa basi" giliran Adham yang tertawa

LET'S PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang