Acara ulang tahun perusahaan, serta perkenalan Elang sebagai penerus baru dari perusahaan ini, beserta perkenalan Ariani sebagai istri Elang berlansung dengan meriah di gedung mewah di bilangan Jakarta. Semua berjalan lancar tanpa hambatan. Ariani dan Elang sukses memainkan perannya dengan begitu apik. Alih-alih terlihat canggung, keduanya justru nampak seperti pengantin baru yang sedang dimabuk asmara.
Tapi tidak ada yang tahu keresahan Ariani selama acara itu berlansung, sebab tangan Elang seakan enggan untuk melepaskan diri dari pinggangnya. Bahkan yang membuat Wijaya dan para peserta undangan serta kolega bisnisnya heboh adalah ketika Elang nekat mencium kening Ariani dihadapan wanita itu. Tak ayal cukup memacu adrenalin Ariani sekaligus membuang opini publik tentang pernikahan mereka yang ditutup-tutupi dan terkesan tiba-tiba.
Tak heran saat perkenalan Ariani sebagai istri dari Elang membuat tamu undangan kaget, karena putra tunggal dari pemilik perusahaan terkemuka itu sama sekali tak mengumumkan pernikahan mereka. Tapi, berkat momen hiperbolis yang dilakoni keduanya mampu membuang spekulasi dari ratusan pengusaha yang hadir di malam ini.
Ariani meneguk jus jeruk yang tersaji diatas meja. Mengenai Elang, pria itu sedang berbincang dengan para kolega bisnis dari papanya. Jadilah Ariani duduk seorang diri disini. Lagipula tempat ini begitu asing dan juga tak ada siapapun yang ia kenal disini kecuali om Wijaya dan tentuanya suami nya sendiri.
"Apa kabar Ariani?."
Sontak saja Ariani yang mendengar itu menoleh. Matanya melebar mendapati sosok Arsa tengah tersenyum miring kearahnya. Tanpa disuruh, pria itu sudah duduk dimeja yang sama dengan Ariani.
Benar-benar tidak tahu malu
Tanpa mau meladeni Arsa, Ariani sontak berdiri dari duduknya. "Mau kemana?." Arsa memegang lengan Ariani menghalangi gadis itu untuk pergi.
"Lepas!." Hardik Ariani seraya menepis kasar tangan Arsa dari lengannya. Dulu, saat ia belum tahu kebusukan lelaki yang pernah merajai hatinya ini, pasti ia akan lansung merona ketika Arsa menggenggam tangannya. Tapi sekarang tidak lagi, perasaan itu bahkan sudah hilang.
"Sejak kapan kamu jadi kasar begini Ariani?." Arsa ikut berdiri menatap takjub mantan kekasih nya yang tak pernah ia kira akan secantik ini. Ada sedikit rasa penyesalan dihatinya.
Alih-alih menjawab, Ariani justru menatap benci pria yang masih tersenyum penuh minat ke arahnya itu. Penyesalan terbesar Ariani adalah ketika ia dengan bodohnya pernah mencintai laki-laki dihadapannya ini. Dengan gerakan kasar, Ariani meraih tas silvernya dan berjalan keluar dari gedung.
Arsa yang melihat itu tentu saja lansung mengekori gadis itu. Tak rugi dia memutuskan kesini atas paksaan papanya yang sedang berlibur keluar negeri, jadinya ia bisa bertemu kembali dengan mantan kekasihnya yang berhati lembut itu. Tapi yang membuat Arsa hampir serangan jantung adalah, saat dirinya tengah meminum jus alpukatnya tiba-tiba Ariani dan Elang muncul ditengah panggung sebagai pasangan suami istri. Sungguh, hidungnya terasa perih akibat tersedak.
Dan hari ini tuhan berbaik hati mempertemukannya kembali dengan Ariani, setelah mendapatinya sedang bercinta dengan mantan kekasihnya.
****
Elang yang sedang berbincang dengan para kolega bisnis dan para pemilik saham, tak sengaja melihat punggung Ariani yang keluar dari gedung dengan terburu-buru. Dan yang semakin membuatnya tak fokus dengan obrolan para pria paruh baya didepannya adalah ketika matanya menangkap sosok Arsa, juga keluar tak lama setelah kepergian Ariani.
"Maaf pak, saya tinggal sebentar." Ucapnya membungkuk sopan yang diangguki oleh para kolega bisnis dari almarhum papanya itu. Saat keluar dari area gedung, mata Elang sibuk mencari Ariani. Sejauh mata memandang, didapatinya Ariani sedang berada ditepi kolam. Bukan itu yang menjadi perhatiannya, tapi kehadiran Arsa yang kini menatap penuh cinta kearah istri yang tak pernah disentuhnya itu. Bahkan, tangan Arsa memegang kedua tangan Ariani yang membuat rahang Elang mengetat.
Dengan langkah lebar, Elang mendekati kedua orang itu yang belum menyadari kehadirannya. "Mau kamu apa sih mas?." Teriak Ariani menghentikan langkah Elang untuk mendekat. Fikiran Elang mulai menerka-nerka ada hubungan apa Ariani dengan Arsa?
"Aku mau kita kembali seperti dulu lagi Ariani."
DEG
Tubuh Elang menegang kaku mendengar penuturan Arsa. Hubungan? Apa mereka ?
Ariani sontak tertawa sumbang, kemudian menepis kasar tangan Arsa.
"Apa kamu sudah tak mencintai aku lagi?." Ucap Arsa menatap tepat dimanik mata mantan kekasihnya itu.
"Perasaan aku sudah mati sejak kamu kedapatan selingkuh dengan wanita lain." Teriak Ariani dengan mata berkaca-kaca. Sampai kapanpun rasa sakit itu masih ada didalam hatinya.
Elang masih bergeming ditempatnya. Hatinya berkecamuk, ada rasa lain darinya ketika tahu bahwa Ariani dan Arsa pernah menjalin hubungan.
Arsa memejamkan mata, sebagian dari dirinya merasa bersalah. Ariani memang gadis baik, selama Arsa mengenalnya tak sekalipun gadis itu meminta uangnya. Bahkan Ariani selalu saja menolak pemberiannya.
"Aku mohon jangan ganggu aku lagi, aku sudah menikah." Jelas Ariani membuat Arsa menghela nafas kasar. Elang lagi Elang lagi. Tidak, Arsa tak akan rela jika gadis yang tengah menatapnya dengan berkaca-kaca ini menjadi milik Elang.
"Itu semua karena kesalahan kamu sendiri Ariani." Ucap Arsa tersulut emosi.
"Aku memacari gadis lain karena kamu selalu menolak ketika ingin aku sentuh."
Plak
Elang terkejut melihat Ariani menampar Arsa. Syukurlah, ia berdiri dibalik tembok, jadinya kedua orang itu tak akan melihatnya.
"Aku bukan gadis murahan yang bisa kamu sentuh hanya karena kita sudah pacaran bertahun-tahun."
Usai mengatakan itu, Ariani memilih pergi. Dan saat hendak memasuki gedung tempat acara kembali, Ariani terpaku menatap Elang yang sudah berdiri menatapnya dengan pandangan tak terbaca.
"Mas Elang?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Takdir
Teen FictionAriani Melodia, gadis cantik nan sederhana yang baru saja dihianati sang kekasih dihadapkan dengan pilihan sulit, kala wanita paruh baya yang ia tolong dalam kecelakaan memintanya untuk menikahi putra semata wayangnya sebelum ia meninggal. Lantas ap...