10• Rooftop

2.6K 351 42
                                    




"Kak Hyunjin???"

"Hai,"

"K-kakak ngapain? Udah jam 11 malam ko belum tidur?"

"Gua gabisa tidur"

Percakapan itu terjadi di rumah Jeongin dengan suara yang sangat kecil untuk tidak membangungkan siapapun yang ada di rumahnya.

Jeongin masih menghadap keluar jendela dan melihat Hyunjin yang dari tadi melempar batu kerikil ke jendela kamar Jeongin agar ia terbangun.

"Gimana Jeong? Mau bantu gua lagi? Gua gabisa tidur" ucap Hyunjin.

"O-oke, Jeongin bantu apa kak?"

"Sini ke bawah, jangan lupa pake jaket, dingin"

Lalu Jeongin menuruti perintah yang lebih tua, ia memakai jaket berwarna coklat yang memiliki bulu hangat di bagian leher.

Ia bergegas ke bawah untuk menemui Hyunjin.

Akan tetapi, ia tidak menemukan sosok Hyunjin.

Ia mulai kecewa akan dirinya, pasalnya ternyata Hyunjin yang barusan ia ajak ngobrol ternyata juga cuman sekedar mimpi.

Setelah Jeongin mencari keberadaan Hyunjin, ia kembali pergi ke kamarnya. Tetapi tidak lama sebelum itu,

"DORRRRRR"

"Arghhhhhhhhh siapa ituuu?"

Hyunjin dengan iseng mencoba mengageti Jeongin. Tidak menyangka bahwa perbuatannya membuat pria berwajah rubah itu menangis.

"I-h k-kak Hyunjin mahh, h-hiks, hweeeeeee"

"E-eh, Jeongin jangan nangiss, cup-cup-cup" Ucap Hyunjin, dirinya dibuat panik karena Jeongin nangis layaknya bayi, keras,rewel, dan tak pernah berhenti.

"a-abisnya, Je-Jeongin takut dikagetinn, hweeee"

"Iya,i-ya gua minta maaf ya Jeong" Kata Hyunjin, sambil mengusap kepala yang lebih muda.

"Dah, sekarang udah bisa diem?"

"h-hiks..... hiks..."

Entah mengapa sentuhan tangan Hyunjin dikepalanya membuat Jeongin terasa lebih tenang dan nyaman.

Hyunjin yang seakan bangga akan Jeongin yang sudah bisa tenang, mencubit pipinya gemas dan mengangkat dagunya.

"Maafin Hyunjin ya Jeongin, habisnya, lu keliatan lucu kalo lagi bengong"

"Hmmm, iya deh Jeongin maafin"

"Good baby"

Sebenarnya, sebutan baby dan panggilan sayang yang keluar dari mulut Hyunjin belum sepenuhnya Jeongin terbiasa. Kadang jantungnya masih dibuat berdebar tidak karuan karenanya.

"Nih pake helmnya, kita pergi ke suatu tempat"
.



R.E.M | 10





Jeongin yang masih kebingungan menerima helm dari Hyunjin dan dipakainya. Lalu ia menaiki motor ninja milik Hyunjin yang membawanya entah kemana.

Ini merupakan pengalaman paling random dari hidupnya. Ia tidak pernah mengendarai motor larut malam seperti ini.

Menikmati hembusan angin malam, dan melihat pemandangan pinggir kota pada malam hari dengan segala lampu dan cahaya yang memancar.

Jeongin hanya bisa tersenyum manis, sedikit ia tahu bahwa Hyunjin selalu memperhatikannya,melewati spion. Hyunjin pun ikut tersenyum kecil melihat reaksi Jeongin.

R.E.M ; HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang