20• Sweet Heart

1.1K 143 42
                                    



Hari ini merupakan tanggal merah, Jeongin memutuskan untuk bangun lebih telat hari ini. Ia malas, sungguh malas hingga ia berharap ia akan hanya berada di kamar seharian ini.

Setelah menolak ajakan bunda dan kakaknya untuk sarapan bersama, ia melanjutkan tidurnya.

Di waktu yang sama, Seungmin sedang mengoleskan selai kacang ke rotinya, kini hanya ada mereka berdua di dapur.

"Minnie, bunda ketemu hyunjin loh." Ucap Irene.

"HAH? Serius bun?? Kapan? Kok bisa."

"Iya, waktu itu dia mulangin jeje setelah ketemu jeje pas jalan pulang."

"O-oh, t-terus?? Bunda ga ngomong apa-apa kan?? Bunda gak malu-maluin minnie kan??"

"E-ehm, ngga kok, tenang aja."

"Syukurlah, by the way dia ganteng kan bun? Dia tipe minnie banget bunn ."

"I-iya, tapi.."

"Kenapa bun?"

Irene sempat ingin mematahkan semangat Seungmin karena yang ia tahu adalah saat Hyunjin berbicara dengannya, Hyunjin adalah seorang straight yang tidak mungkin bisa tertarik dengan Seungmin.

Akan tetapi ia berfikir untuk tidak memberi tahunya, demi perasaan anaknya. Seungmin tidak pernah menyukai siapa-siapa lagi semenjak SMP, dimana ia ditinggalkan oleh sahabat kecilnya ke SMA yang berbeda.

"Ngga papa kok, semoga suatu saat, kamu bisa membuka hatinya hyunjin ya, tapi tetap dengan cara sportif ya minnie, pesan bunda itu semoga kamu jangan sampai memaksakan perasaan seseorang." Ucap Irene.

"Ihh bunda ngomong seakan-akan minnie udah ditolak hyunjin, tenang bunn, minnie tau batas kokk."

Percakapan antara orang tua dan anak kandungnya itu beruntungnya tidak terdengar oleh sosok pria yang masih tertidur di kamarnya, tetapi tidak sampai rasa lapar menemuinya.

Jeongin keluar dari kamarnya dan turun ke bawah untuk memakan sesuatu, Seungmin melihatnya.

"Jeee, mau kaka bikinin roti selai kacang? Kaka buatin ya."

"Ngga kakk, jeje mau eskrim."

"Kamu baru bangun tidur langsung mau makan eskrim je? Bener-bener" ucap Irene.

"Abis gimana bun, jeje suka."

"Es krim di kulkas abis, diabisin temen-temen kakak kemarin pada main ke rumah. Kamu beli gih ke mini mart, nih uangnya." Ucap Seungmin.

"G-ga usah kak, pakai uang jeje aja, yaudah jeje pergi yaa." Balas Jeongin, meninggalkan rumah.

-

Entah karena terlalu excited ingin membeli es krim, Jeongin sampai tidak sadar langit lebih gelap dari biasanya di pagi hari. Benar saja, lekas ia keluar dari minimart setelah membeli eskrim stroberi kesukaannya, turun hujan yang cukup deras.

Hari ini harusnya lebih indah dari biasanya, karena ia akan berbaring di kamarnya selama yang ia mau. Akan tetapi, ia malah terjebak di minimart karena hujan deras.

Masa Bodoh.

Jeongin tetap membuka bungkus eskrim yang telah ia beli, sembari melahap eskrim dari sendok kecil, ia memandangi jalan aspal di depannya yang dihantam keras oleh tetesan air hujan. Jeongin suka aromanya, aroma ketika tanah bertemu air hujan. Mengingatkan saat dirinya kehujanan tempo hari, lalu Hyunjin datang dan memberinya tumpangan. Bukan cuma tumpangan, tetapi ia membawa Jeongin ke rumahnya.

Tidak lama, Jeongin mendengar suara dari seorang perempuan yang nampaknya bernasib sama sepertinya.

"Disini hujan kak,

R.E.M ; HyunJeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang