Hari demi hari telah berlalu sampai ke detik jengah itu tiba, yang di mana Jongin dan Kyrstal akan melakukan recording untuk lagu duet mereka. Sangat sulit menyatukan kedua manusia yang saling bertolak-belakang akibat hubungan kandas di masa lalu yang masih belum sempat menghilang dalam ingatan keduanya, bukan tentang hal manis, justru ini sebaliknya hingga membuat mereka merasa tidak nyaman untuk berdekatan satu sama lain.
Tak heran produser yang menggarap lagu mereka pun sampai terbawa pening mendengar argumen-argumen yang berbeda di antara kedua belah pihak. Terkadang Jongin melontarkan sebuah kata setuju jika Krystal berbicara tidak.
Materi lagu sudah dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Semua sudah saling menyetujui setelah memakan waktu yang cukup panjang untuk saling berkonsultasi dengan pihak produser lagu.
Jongin menutup pintu setelah ia masuk ke dalam studio recording. Sorot matanya langsung terfokus pada kaca besar transparan yang di dalamnya sudah ada Krystal memakai headphone, sedangkan di depan digital audio workspace sudah ada produser dan partner yang sigap merekam suara Krystal.
Ruangan ini ada dua tempat, yang di mana terhalang oleh kaca jernih, hal tersebut di karenakan untuk tidak mengganggu proses recording berlangsung hingga hasil lagu akan terdengar lebih jernih tanpa adanya noise. Tak masalah jika Krystal membiarkan dirinya sendiri merekam suara, karena ini masih tahap testing.
Sang produser menoleh ke arah suara langkah kaki lelaki itu, yang di mana Jongin sedang berjalan menghampirinya dan berhenti di sampingnya.
"Kim Jongin. Lima menit lagi kita akan memulainya, pastikan kau sudah mempersiapkan materi lagu dengan baik." Ucap sang produser.
Jongin masih tak beralih fokusnya memandang gadis yang sedang memasang headphone di sana.
Gadis itu menggerakan bibir dan menggoyang-goyangkan sebelah tangannya sesuai alunan music, meskipun suaranya tidak terdengar sampai ke indra pendengarannya namun Jongin masih mengingat jelas suara khas gadis itu.
Semakin dalam memandang, terlihat Jongin menyunggingkan senyum. Seketika Krystal menatap kaca. Bukan, bukan kaca yang ia lihat, melainkan Jongin sedang tersenyum ke arahnya hingga membuat Krystal menghentikan aktivitasnya, dahi Krystal bertaut, dan segera melepaskan headphone. Lalu, berjalan keluar dari ruangan kecil itu.
Sesampainya di samping produser, gadis itu memandang Jongin dengan ekspresi yang masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Ekspresi dingin sepertinya tak bisa disingkirkan jika matanya terus memandang sosok lelaki ini.
Jongin menggerakan kaki untuk menyampingkan tubuhnya menjadi menghadap ke arah Krystal.
Krystal mengalihkan pandangannya dengan malas. Detik selanjutnya, ia melirik produser yang sedari tadi terduduk. "Apa suaraku sudah sempurna?"
"Lumayan, tapi kau harus memperbaikinya menjadi lebih baik lagi," jawab sang produser sambil melepaskan headphone.
Jongin sedikit menundukkan kepala sembari tersenyum yang nyaris terkekeh, lalu kembali menatap gadis itu.
Krystal memicingkan mata.
"Kau ini selalu ingin terlihat sempurna. Justru, hal baik yang seharusnya kau lakukan." Ucap Jongin.
Krystal pun melemparkan cengiran hambar sembari membuang muka. Kali ini tangan gadis itu melipat di depan dada, selintas wajahnya kembali menjadi dingin.
"Apa kau selalu memancing kesalahanku?"
"Tak usah banyak berkomentar, untuk kali ini uruskan saja lagu duet ini hingga selesai." Masih Krystal yang berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning | • Jenkai •
ФанфикCemburu dalam sebuah hubungan itu hal paling biasa, namun bagaimana jika Jongin melakukannya demi sebuah karir dan menyangkut nama besar agensi? Januari, 2019