21 | gossip

1.4K 140 11
                                    

Lima menit yang lalu, CEO-nim meninggalkan Jongin dan Soojung, di cafe yang tak begitu ramai mereka bertiga melakukan sesi pertemuan untuk membahas kelanjutan lagu duet yang telah dirilis oleh sang produser.

Tertinggal mereka berdua. Soojung mengamati raut wajah Jongin yang menunduk cukup lama, kemudian gadis itu kembali menatap ke depan. Soojung mengurungkan niat untuk bertanya lebih jauh. Lagi pula apa pedulinya ia dengan makhluk ini. Tidak, Soojung tidak penasaran dengan masalah yang menimpa Jongin.

"Kau tidak pulang?" Tanpa ragu akhirnya Soojung bertanya, dengan waktu cukup lama ia memutar otaknya, mencari kata yang pas untuk dilontarkan selanjutnya.

Jongin mengambil botol hijau, menuangkan air ke dalam gelas kecil dan diteguk habis airnya. Soojung sontak menoleh, ketika satu gelas habis, lelaki itu menuangkan dan meneguknya lagi, membuat Jongin mengernyit ketika merasakan sensasi pahit soju yang mengalir di kerongkongannya.

Satu jam lebih Soojung menemaninya hingga Jongin meminum dua botol, ia menyeimbangkan kepalanya agar tidak terjatuh dengan mata yang nyaris redup.

Ponsel Soojung berdering, segera ia membuka isi pesan yang teryata manager Ho Joon mengajaknya bertemu dengan sutradara di drama barunya, ia mendecak dan membuang muka secara kesal, mengapa ia harus merasakan kebingungan untuk meninggalkan Jongin sendiri.

Gadis itu menatap Jongin penuh ragu, andai Jongin tidak mabuk pasti Soojung sudah meninggalkan tempat ini sejak satu jam yang lalu. Sebenci-bencinya ia dengan Jongin, ia tetap memiliki hati nurani, tidak tega membiarkan Jongin sendiri di sini dengan posisi murung dan sedikit merenungi nasib. Dari raut wajahnya sudah terbaca jika Jongin sedang memiliki masalah besar, entah karena masalah apa yang membuatnya bertingkah miris seperti ini.

Soojung menimbang otaknya, ia harus memilih opsi pertama atau kedua? Opsi pertama, menghampiri managernya demi karir. Opsi kedua, tentang urusan sesama manusia yang di mana manusia membutuhkan tempat untuk berteduh. Dari gelagatnya, Soojung tahu jika Jongin memendam seribu permasalahan meskipun sesungguhnya Jongin tak angkat bicara.

Terlalu lama berpikir akhirnya Soojung bangkit dari posisi duduknya. Beriringan dengan itu, Soojung merasakan tangannya diraih lembut oleh seseorang dari sisi kiri.

"Jennie-ya, gajima." Soojung menoleh, menatapnya dengan nanar. (Gajima : Jangan pergi)

Jongin menatap Soojung dengan tak sadarkan diri. "Kau tak perlu melakukan itu untuk membalasku hanya karena aku dengan mantanku melakukan kemesraan di public." Lanjutnya dengan mulut yang sedikit sulit untuk terbuka lebar.

Soojung membuka mata. Apa katanya? Dia dengan mantan? Public? Sebenarnya siapa yang ia bicarakan? Gadis itu mencerna ucapan Jongin dengan baik, mencari jawabannya sendiri karena tidak mungkin bertanya pada orang mabuk, yang ada semakin ngaur.

Meskipun ragu dengan jawabannya sendiri, kali ini Soojung bisa menebak jika Jongin mempunyai masalah dengan Jennie. Dan Soojung lah sebagai umpan permasalahannya.

Soojung menunduk, ia pun memiliki perasaan yang sama. Tepatnya soal Jaesung. Diam-diam lelaki itu menyembunyikan rasa ketidaksukaan terhadap hubungan karir Soojung yang satu ini, apalagi menyangkut-pautkan hubungan masa lalu di dalamnya. Setegar apapun manusia, jika dalam keadaan seperti ini pasti mempunyai titik cemas meskipun hanya sedikit.

"Aku tidak berniat mempermainkanmu tapi kenapa kau melakukan itu, Jennie-ya. Kau harus menjawabnya." Jongin berbicara dengan nada tinggi, selanjutnya ia terisak.

Soojung masih berusaha menjernihkan pikirannya dan berpikir, apa yang akan ia lakukan selanjutnya?

Cekrek!

The Beginning | • Jenkai •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang