Gadis itu menatap se-isi ruangan saat kepalanya nongol di pintu yang terbuka sedikit, kemudian jemarinya mendorong pintu tersebut sampai terbuka lebar-lebar beriring dengan kakinya melangkah ke dalam ruangan yang di mana di dalamnya hanya dipenuhi oleh bermacam-macam alat musik.
Baginya, ruangan ini penuh kenangan. Kenangan saat ia masih diuji dalam tahap trainee.
Tempat ini masih sama, hanya saja sedikit berdebu, sesekali dibersihkan saat ada pelatihan khusus.
Trainee adalah ketika para calon member dinyatakan lolos audisi agensi di Korea Selatan namun masih harus menerima pelatihan menari, menyanyi, acting, dan sebagainya. Kadang kala masa trainee ditentukan oleh bakat si artis sendiri. Menjalani trainee di Korea Selatan memakan waktu yang cukup panjang bahkan beberapa idol menjalani itu semua sampai ada yang bertahun-tahun, itu pun tergantung dengan kebutuhan agensi masing-masing. Bisa dibayangkan kehidupan idol di Korea Selatan sangat keras, bertahun-tahun trainee tidak menjamin idol tersebut akan segera melakukan debut, hal seperti itulah yang mengakibatkan idol-idol di sana sering kali mengalami depresi hebat.
Jennie termasuk dalam member terlama yang mengikuti trainee di agensi YG Ent. sampai akhirnya debut dalam girl group Blackpink.
Begitulah singkat cerita para idol sebelum terjun dalam dunia entertainment.
Saat ini, tungkai Jennie terus melaju penuh hati-hati sampai akhirnya tubuhnya melesat di kursi yang menghadap ke depan, di sana terlihat gitar tergeletak, ia mengingat jelas saat itu Jisoo memainkan gitar tersebut dengan suaranya yang lembut merdu, sedangkan Jennie kala itu hanya menggerakan badan diiringi alunan musik di depan semua pelatih. Hal yang tak diduganya membuat Jennie tersontak haru, tepuk tangan yang gemuruh memeriahkan ruangan ini saat Jennie berhenti menggoyangkan tubuhnya beriring dengan musik yang ikut berhenti.
Jennie tersenyum merekah mengingat semua kejadian itu.
Kemudian, gadis itu bangkit dari posisi duduknya. Ia melirik piano cukup lama. Bayangan ayahnya seketika melintas tanpa aba-aba.
Ayah Jennie adalah seorang pianis terkenal di kota New Zealand, kota Jennie dibesarkan. Ayahnya ingin Jennie meneruskan bakat sang ayah. Namun, urusan karir, Jennie berkata lain, fashion-nya bukan dibidang pianis melainkan di bidang lain. Itu yang membuatnya pergi ke Korea Selatan dan memilih untuk mengikuti audisi dalam agensi YG Ent.
Jennie menghampiri piano tersebut dan membuka tutupnya, selanjutnya ia duduk di tempat duduk yang tersedia di depan piano. Gerakan jemari-jemari mungilnya mulai menekan toots-toots dengan serasi hingga terdengar alunan melodi yang merdu. Tak ada nyanyian, namun alunannya sangat membelai hati.
Dari arah pintu, seseorang datang dan memperhatikan Jennie bermain piano.
Gadis itu terus berdiri di ambang pintu, memperhatikan Jennie dengan haru, lalu gadis itu melipatkan kedua tangannya di depan dada. Jennie tak menyadari keberadaan seseorang di sana, ia tetap terfokus pada toots piano.
Ketika ia menekan nada terakhir. Suara tepuk tangan terdengar, Jennie segera berbalik badan, matanya menangkap sosok tubuh gadis yang berjalan menghampirinya.
"Mengapa kau tidak memainkan ini di saat trainee?"
Jennie telah menebak, pasti Jisoo akan menanyakan soal ini. Bakat dan hobi memang berbeda tipis. Kala itu Jennie lebih memilih untuk menampilkan hobinya, yaitu dance, di banding bakatnya memainkan alat musik.
Jennie segera menggeleng tipis sambil menunduk, membuat Jisoo mengangkat kedua alisnya.
"Sungguh, musik tadi membuat hatiku bergetar." Pujinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning | • Jenkai •
FanficCemburu dalam sebuah hubungan itu hal paling biasa, namun bagaimana jika Jongin melakukannya demi sebuah karir dan menyangkut nama besar agensi? Januari, 2019