Ingatan Jennie tak beralih, ia terus membayangkan Jongin dan Krystal berjalan santai keluar dari dalam cafe. Tangisnya sudah tak bisa dibendung lagi, pipinya mulai banjir bulir air mata, ia menyetir tanpa fokus, seluruh pikirannya direnggut oleh bayangan tak menentu. Untung saja jalanan pada malam hari ini tak begitu ramai.
Jennie membantingkan setir ke kiri dan menghentikan mesin mobil secara mendadak. Kini, tangan gadis itu mengepal kuat, lantas memukul-mukul setir mobil, air matanya semakin deras, Jennie menempelkan dahinya di setir mobil dengan tangis yang masih terisak-isak.
Pikirannya saat ini mengarah pada kebohongan. Jongin telah membohonginya.
Belum saja dua jam mereka saling berbincang di balik layar ponsel, dan terdengar jelas bahwa Jongin menolak ajakannya untuk makan bersama.
Ini yang membuat Jennie keluar rumah sendirian, rasa lapar menghadang, jadi Jennie memutuskan untuk pergi keluar dorm sendirian dan mencari makanan untuk memberi asupan pada perutnya. Kebetulan cuacana begitu dingin dan membuat seluruh badannya sedikit membeku hingga Jennie ingin memesan satu coffee panas untuk menghangatkan tubuhnya, tapi ketika ia ingin melangkah ke arah pintu utama cafe, matanya malah menangkap suatu hal yang membuat hatinya mengkerut. Rasa sakit ini mungkin tak bisa dideskripsikan dengan seucap kalimat. Jennie terus menangis dan terisak.
******
Beberapa hari kemudian.
Mobil terparkir di area basement gedung YG Ent. Seorang gadis keluar dari dalam mobil putih, itu adalah Krystal, sedang berjalan masuk ke dalam gedung YG Ent.
Sesampainya di hadapan resepsionis, Krystal menanyakan keberadaan seseorang. Detik berikutnya, nama seseorang yang ia cari sudah dijawab oleh seorang wanita penunggu meja besar nan panjang hingga pegawai itu hanya terlihat wajah hingga se-dada saja.
Krystal segera melajukan kakinya menuju lift, lalu lift tertutup ketika ia sudah berada di dalamnya, jemari lentiknya menekan satu angka untuk membawa mesin canggih ini ke lantai atas sesuai tujuannya. Lift mulai terbuka, Krystal keluar dari dalam lift. Ia terus menyusuri koridor gedung bernuansa serba putih nan bersih ini.
Setelah melewati belokan dan berjalan tiga langkah dari belokan itu, mata Krystal menangkap sosok wanita berpakaian legging hitam serta hoodie crop dan sepatu sport, sedikit keringat masih terpampang di wajahnya. Pakaian itu style untuk dance.
Ya, akhir-akhir ini idol yang satu itu sedang mempersiapkan koreografi tarian untuk lagu solo keduanya sesuai perintah yang sudah diarahkan oleh sang produser.
Kim Jennie, berdiri tak jauh dari pintu setelah ia keluar dari salah satu ruangan, menatap Krystal yang sedari tadi tak berkedip. Mata mereka saling bertemu, seakan-akan Jennie ingat suatu hal yang membuat dirinya ingin bertanya, mengapa bisa malam itu Krystal pergi bersama Jongin? Sungguh, Jennie belum mengetahuinya, tentang proses lagu yang sedang digarap oleh Jongin dengan partnernya, yaitu gadis yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.
Krystal menghela napas berat, tanpa ragu ia melajukan langkah kakinya untuk mendekat ke arah Jennie yang sedari tadi tak berkutik.
Sesampainya di hadapan Jennie, "Apa yang membawamu ke sini?" tanya Jennie dengan tatapan dingin.
Lagi-lagi Krystal hanya menghela napas berat sambil menunduk sebentar, lalu menatap gadis di hadapannya lagi. "Aku sedikit lupa jika agensimu ternyata YG."
Ucapan itu membuat Jennie mengangkat kedua alisnya, menagih ucapan Krystal untuk berbicara yang sebenarnya. Bukan itu yang ingin Jennie dengar, melainkan tujuan yang membawanya kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beginning | • Jenkai •
FanfictionCemburu dalam sebuah hubungan itu hal paling biasa, namun bagaimana jika Jongin melakukannya demi sebuah karir dan menyangkut nama besar agensi? Januari, 2019