Part 3

96 8 0
                                    

Nathan menelpon supir papanya untuk membawa mobil ke sekolah.

"Halo, pak tolong bawa mobil ke sekolah ya"

"..."

"Ok pak, makasih"

Kemudian Nathan membawa Reina untuk pergi ke kelasnya dan kelas Reina untuk mengambil tas. Nathan membawa tasnya dan tas Reina sambil merangkul Reina. Saat mereka berjalan menuju parkiran, tiba-tiba Reina mendadak lemas. Untung saja Nathan menangkapnya.

"Ssshhh pusing" suara Reina gemetar. Itu tandanya ia kedinginan. Kemudian Nathan menggendong Reina ala bridal style menuju parkiran. Untungnya koridor sepi karena sudah masuk. Saat tiba di parkiran ia langsung memasukkan Reina ke mobil. Ia menyerahkan kunci mobil ke supir papanya itu.

"Ini pak, makasih ya"

Setelah itu Nathan pun masuk ke mobil. Sebelum ia melajukan mobilnya ia mengambil jaket di jok belakang dan memakaikannya ke tubuh Reina. Kemudian ia melajukan mobil ke rumahnya. Saat mereka sampai di rumah Nathan, Nathan langsung menggendong Reina ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum
Bi, tolong siapin baju, handuk, sama teh hangat ya"

"Iya den"

Nathan langsung membawa Reina ke kamarnya yang ada di lantai atas. Ia langsung membaringkan Reina di kasurnya.

"Den, ini baju, handuk, sama air hangat nya"

"Iya makasih bi. Bi, tolong gantiin bajunya ya kalo udah panggil saya diluar"

"Ok den"

--

"Den saya sudah gantiin bajunya non didalam"

"Oh iya makasih bi" kemudian Nathan masuk dan duduk di pinggir kasur. Ia menatap Reina yang sedang terlelap akibat kejadian tadi.

Tiba-tiba Reina mengerjakan matanya, ia melihat langit-langit putih. Dan ia melihat sekeliling ruangan tersebut. Kamar Nathan bernuansa hitam putih. Reina sadar ini bukan kamarnya. Dan ia melirik Nathan.

"Lo udah bangun? Nih minum dulu" ucap Nathan sambil memberi teh hangat kepada Reina.

"Makasih. Makasih tadi lo udah nolongin gue. Kalo boleh tau yang tadi itu... pacar lo ya?" Tanya Reina ragu-ragu, karena ia takut salah.

"Bukan" jawab Nathan. Menurut Reina itu jawaban yang singkat, padat, dan jelas.

"Irit banget ngomongnya" gumam Reina, tapi masih terdengar Nathan. Nathan yang mendengarnya tersenyum tipis hingga Reina pun tidak menyadari.

"Nama lo Nathan kan?"

"Hmm"

"Lo ketua osis juga kan?"

"Hmm"

"Ihh hamm hemm hamm hemm mulu dari tadi, jawab apa kek" ucap Reina kepada Nathan karena terlalu irit bicara. Ya Nathan memang sangat sangat irit berbicara.

"Apa"

"Iiiihhh maksud gue tuh bukan nyuruh jawab apa, tapi jawab yang lain kek apa gitu kek selain hmm"

"Ya"

Reina yang kesal pun memilih bungkam. Sekarang terjadi keheningan diantara mereka. Sampai akhirnya Reina bicara.

"Nat"

"Hmm"

"Gue ngomong liat kek" ucap Reina kepada Nathan yang sedang memainkan ponselnya.

"Apa"

"Gue mau pulang" rengek Reina kepada nathan.

"Sembuh?"

"Maksudnya?"

"Lo"

"Ngomong tuh panjang dikit napa sih? Susah amat keknya. Gue gak ngerti Nathan"

"Emang lo udah sembuh?"

"Yaa udah lumayan mendingan sih. Pokoknya gue mau pulang"

"Nanti"

"Ya udah kalo lo ga mau anterin gue, gue pulang sendiri" ucap Reina sambil meninggalkan kamar Nathan. Nathan yang melihat itupun hanya melihat Reina. Saat terdengar pintu depan ditutup Nathan tersadar bahwa Reina benar-benar pulang sendiri. Nathan pun langsung bergegas ke bawah. Ia mengambil kunci mobilnya.

"Tunggu"

"Apa? Tadi kan lo gamau anterin gue"

"Naik buruan"

"Gak, gue gamau dianter sama orang yang gak ikhlas"

Nathan hanya menghela nafas. Kemudian ia langsung menggendong Reina. Reina yang kaget pun hanya melongo.

"Turniinnn gue"

"Brisik"

"Nathaaaannn turunin gue"

"Diem" ucap Nathan dengan sangat dingin. Reina yang merasa itupun langsung memilih pasrah.

Dalam perjalanan tidak ada yang berbicara.

"Turun"

"Iya iyaa. Lo ga nyuruh pun gue bakal turun" ucap Reina ketus.

"Ngusir" gumam reina yang hendak membuka pintu mobil. Tapi Nathan yang mendengar gumaman Reina itupun langsung mengunci pintu mobil.

"Lahh kok gabisa sih, Nathan buka pintu nya. Kalo lo kunci mana bisa keluar guenya. Kan lo uang nyuruh gue keluar. Kenapa sekarang lo kunci pin-"

"Brisik tau gak"

Reina pun memanyunkan bibirnya.

"Tunggu dulu" ucap Nathan sambil keluar memutari mobilnya. Ia membukakan pintu untuk Reina.

"Makasiiihh" ucap Reina dengan senyuman manisnya.

Kemudian Reina masuk ke dalam rumahnya dan Nathan segera melajukan mobilnya untuk pulang.

Hai readers👋👋👋👋❤❤❤
Gimana ceritanya? Seru gak?
Author baperrrrrrrr nulisnyaaaaa😣😣😣😣😆
Kalo udah baca jangan lupa vote and comment yaa
Makasihhhhh
luv you all😘
Satu lagiii,,, jangan lupa follow Instagram aku yaaaa
@nappaaanf

She's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang