Part 11

85 3 0
                                    

"Makasih ya nath" ucap Reina sambil menunduk.

Tangan Nathan terulur untuk mengangkat dagu Reina.

"Kalo ngomong jangan sambil nunduk."

"Eh. I..iya" ucap Reina kikuk.

"Gue pulang"

"Iya. Hati-hati ya"

Nathan pun berjalan menuju mobilnya. Saat ia hendak membuka pintu mobilnya, suara Reina menghentikannya.

"Nathan."

Sang empunya nama pun membalikkan badannya. Nathan menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'kenapa?'.

"Makasih" ucap Reina malu-malu.

"Ya" menurut Reina itu adalah jawaban yang singkat padat dan jelas.

----

Nathan memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Nathan saat memasuki rumah.

"Waalaikumsalam" balas mamanya.

"Kamu udah pulang? Darimana nak?" Tanya Nadia.

"Abis nongkrong sama temen" ucap Nathan datar.

Ya. Nadia memang sudah terbiasa dengan sikap anaknya yang dingin. Ia juga sempat heran, darimana sikap dinginnya berasal. Setahunya, suaminya tidak dingin. Ia juga tidak. Bahkan hampir seluruh saudara-saudaranya tidak ada yang memiliki sifat seperti anaknya itu.

"Oh... Nathan sini duduk dulu. Mama sama papa mau ngomong." Ajak Nadia, agar anaknya itu duduk di sofa sebelahnya.

"Pah... Papa Nathan udah pulang pah" Nadia memanggil suaminya itu. Lalu munculah pria paruh baya tersebut.

"Nathan. Papa mau bicara sama kamu."ucap Eddy dengan sorot wajah yang serius.

Perasaan kayak serius amat
-Nathan

"Papa sama mama akan pergi ke Jerman karena ada beberapa urusan yang harus papa urus. Papa sama mama di sana selama 1 bulan. Besok papa sama mama berangkat subuh." Ucap Eddy.

"Kamu jaga diri baik-baik ya disini. Jangan nakal kalo mama sama papa ga ada disini." Lanjut Nadia sambil mengelus lengan anaknya.

Eddy memang seorang ayah yang sangat sibuk. Eddy memiliki perusahaan dimana-mana. Jadi, Nathan tak heran lagi jika kedua orang tuanya harus bepergian. Ia juga mengerti, kedua orang tuanya melakukan itu untuk menghidupnya.

"Iya ma, pa" balas Nathan seperti biasanya, dingin dan datar.

"Nathan ke kamar dulu ma, pa"
Ucap Nathan sambil mencium tangan kedua orang tuanya itu. Lalu ia menaiki tangga menuju kamarnya untuk beristirahat.

--

Tita
Reinaaaaaaaaaaaaaa lo kemana sih lama banget ke toiletnya.
Rein
Reina
Reeeeiiiiiiinnn
P
P
P
P
Yuhuuu
Sayangnya akohhh
Caabatnyaa tita manaaa
Woy kutu kebo_-
Aelahh lo kemana si?

Reina
Tita, sorry ya pasti nungguin lama deh. Yakan?
Gue pulang duluan soalnya tadi gue tiba-tiba pms terus perut gue sakit banget.

Tita
Pake nanya lagi ni anak.
Untung sayang
Lo dianter siapa pulang?

Reina
Besok gue ceritain semuanya gue mau main terbang-terbangan dulu skrg:v

Tita
Apaan sih gaje banget.

Read

Reina yang malas menanggapi temannya itu segera mematikan handphonenya, kemudian menaruhnya di atas nakas disamping kasurnya. Kemudian ia terlelap dengan kupu-kupu yang terbang di dalam perutnya akibat kejadian tadi, yaa meskipun sakit lagi peemes.

--

Cahaya matahari berhasil menembus kelopak mata cowok yang sedang terlelap. Ia membuka matanya, kemudian melihat jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 05.45. Ia segera berjalan ke arah toilet untuk membersihkan diri.

Nathan sudah siap dengan seragam nya. Ia segera keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Ia berjalan ke arah meja makan yang sudah tersedia menu sarapan.

"Den, ayo dimakan dulu sarapannya. Tadi nyonya bilang aden harus sarapan dulu katanya." Ucap bi minah, asisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumahnya selama 7 tahun.

"Iya bi" Nathan menarik kursi meja makannya kemudian ia segera memakan sarapannya. Tak butuh waktu lama, Nathan sudah menghabiskan sarapannya tersebut. Kemudian ia bergegas untuk pergi ke sekolah.

Di tengah perjalanan menuju ke sekolahnya, matanya menyipit melihat seorang cewek memakai seragam sekolah yang sama dengannya sedang berjalan di pinggir jalan dengan menunduk. Tapi Nathan masih bisa melihat sedikit wajah cewek itu. Wajahnya terlihat cemberut.

Nathan pun menepikan motornya menuju cewek tadi.

"Naik" ucap Nathan dingin tapi terdengar tegas.

Cewek tersebut terlonjak ketika mendengar suara yang menurutnya sangat familiar.

--

Reina diizinkan untuk mengendarai mobil ke sekolah oleh orang tuanya hari ini. Dengan alasan agar ia tidak menunggu revan yang sering terlambat menjemputnya, atau bahkan tidak menjemputnya.

Tetapi nasib nya terlalu malang hari ini. Mobilnya mendadak berhenti. Ia melihat bensinnya masih banyak. Ia pun segera turun dan membuka kap mobil. Saat dibuka, mobil itu mengeluarkan sedikit asap.

"Uhukk..uhukk.. aduh pake ngambek segala lagi ni mobil. Ribet amat dahh. Gimana dong ini. Gue takut telat nihh. Aduhhh" ucap Reina gusar.

Akhirnya ia memilih untuk menelpon bengkel mobil agar membawa mobilnya ke bengkel. Dan ia memutuskan untuk berjalan ke sekolahnya. Reina berjalan dengan malas. Ia menundukkan wajahnya.

Tapi tiba-tiba suara yang sangat familiar menurutnya, mengejutkanny.

"Naik" ucap seseorang itu.

Ya, dia adalah Nathan.

"Ihh lo ngagetin aja tau gakk" balas Reina dengan kesal.

"Cepetan naik"

"Lo mau nyulik gue ya???!" Ucap Reina dengan memandang Nathan curiga.

Ini cewek polos banget sih
-Nathan

"Ga minat"

"Ihh emang gue barang apaa"

"Naik"

"Gakk"

"Ya udah artinya nyampe sekolah lo kena hukum" ucapan Nathan membuatnya bergidik.

"Iya-iya"

"Nath makasih ya lo mau nganterin gue. Tadi mobil gue mogok di jalan jadi terpaksa deh gue jalan, ehh tapi untungnya ada pangeran" ucap Reina sambil cengengesan.

"Ga nanya" balas Nathan sedatar-datarnya. Kemudian ia berlalu menuju kelasnya.

"Ihh dasar ngeselin. Untung sayang" gumam Reina yang hanya bisa didengar olehnya.
--

"Reinaaaaaa lo bilang semalem mau jelasin semua kan. Ya udah jelasin se.ka.rang ju.ga" ucap tita penuh penekanan di akhir kalimatnya.

"Jadi....." Reina menceritakan semua kejadian kemarin malam kepada tita yang setia mendengarkannya.

She's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang