Part 13

29 2 0
                                    

Malam telah tiba. Reina duduk di kursi balkon kamarnya. Sambil melihat langit malam yang terlihat sangat damai. Ia terus menatap langit.

Reina berpikir, apakah ia harus menyerah untuk mendekati Nathan? Ucapan Nathan terus terngiang di kepalanya.

Suara mamanya menyadarkan Reina dari lamunannya.

"Reina... Bantu mama dulu nak"

"Iya ma.."

Reina segera keluar dari kamarnya.

"Tolong beliin ini ya di minimarket depan" ucap mamanya sambil memberi sebuah kertas kecil kepadanya.

"Iya ma"

Reina segera mengambil hoodie putihnya. Kemudian pergi menuju minimarket.

--

Saat ia sedang mencari salah satu barang ia melihat seseorang yang sangat familiar.

Ketika Reina sedang melihat orang itu, yg dilihatnya pun membalikkan badannya.

Dua pasang mata mereka saling menatap. Reina membuang tatapannya ke arah lain. Ia berniat untuk menghindar dari Nathan.

Nathan merasa bahwa Reina sedang menghindarinya. Ia kembali tersadar dengan perkataanya saat ia mengantar Reina pulang tadi.

Mungkin dia ngerasa kalo gue nyuruh dia buat ngejauhin gue -Nathan

Reina mempercepat langkahnya setelah membayar belanjaannya di kasir. Ia harus segera meninggalkan minimarket itu agar tidak bertemu dengan Nathan.

Tepat disaat Reina baru beberapa langkah menjauh dari minamarket, saat itu juga ada suara orang memanggil di sebelahnya. Orang itu berada di dalam mobil.

"Reina"

Reina mencoba untuk bersikap acuh kepada Nathan.

"Reina. Rein" Nathan memanggil untuk yang kedua kalinya.

Reina menambah kecepatan langkahnya.

Nathan yg sadar dengan tingkah Reina yang berusaha menghindar darinya. Kemudian Nathan turun dari mobilnya.

"Lo kenapa sih?"

"Gpp"

"Lo ngehindar dari gue"

Reina menghentikan langkahnya dan menatap Nathan.

"Kan lo yang nyuruh" ucapnya datar.

"Bukan gitu mak--"

"Udahlah nath, gue juga gpp kok kalo memang lo nyuruh gue buat menghindar dari lo."

Reina melanjutkan perjalanannya. Ia tersentak saat Nathan menarik tangannya.

"Lepas gak!"

Nathan hanya memasang wajah datarnya. Ia menarik Reina masuk ke dalam mobilnya. Kemudian Nathan memutari mobilnya dan masuk ke dalam mobil.

"Lo tuh mau ngapain sih? Pake nyeret-nyeret gue segala lagi" ucap Reina dengan tangan yang bersedekap di dada.

"Lo kenapa ngejauh?" Nathan sekarang bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi ia selalu menyangkal kalau ia suka kepada Reina. Tapi di satu sisi Nathan selalu khawatir jika sesuatu buruk terjadi kepada Reina.

"Kan lo yang nyuruh gue tadi pas pulang sekolah" Reina berusaha untuk sedatar mungkin.

"Bukan gitu mak—" Ucapan Nathan terpotong saat melihat Reina yang keluar dari mobilnya.

Nathan mencekal pergelangan tangan Reina. Dan kembali membawa Reina agar kembali ke mobilnya.

"Apa lagi sih nath? Lepas ga! Kalo bukan itu terus maksud lo apa? Lo mau baperin gue sekarang terus pas gue udah mulai baper lagi sama lo, lo mau nyuruh gue lagi buat semakin menjauh dari lo? Basi tau ga nath"

Mendengar kata-kata itu Nathan dengan ragu melepaskan cekalannya, dan membiarkan Reina pergi. Jujur Nathan sangat dilema kali ini, entah dirinya gengsi atau memang egonya.

"Maaf rein. Maaf kalo gue ga bisa ngertiin perasaan lo, karna gue sendiri juga ga ngerti perasaan gue gimana"





haiii gais😊 i'm back
setelah 1 tahun menghilang dari permukaan wattpad
iya tau kok kelamaan
karna 1 tahun itu aku fokus buat sekolah
jadii sorry yaaaaa
jangan lupa buat votment nyaa
xoxo❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang