Hasna dan teman-temannya baru saja selesai mengaji. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ya, memang jadwal mengajinya pukul 8 malam. Jadi, pantas saja jika jam sekarang ia masih di luar rumah.
"Assalamualaikum, Ustadz!" Serunya memberi salam pamit seraya berjalan keluar ruangan setelah menyalimi gurunya tersebut.
"Waalaikumsalam!" Jawab gurunya tersebut. Hasna dan teman-temannya pun segera turun dari lantai dua.
"Eh, Na! Tunggu!" Tiba-tiba Irma, salah satu teman Hasna berseru ketika Hasna baru sampai pintu keluar dan sontak membuat ia memberhentikan langkahnya. Ia berbalik dan mendekat ke arah Irma.
"Ada apa, Ma?" Tanyanya penasaran.
"Kamu denger gak?"
Kening Hasna seketika berkerut.
"Denger? Denger apa?"
"Sini deh! Ikutin aku!" Ajak Irma yang disetujui oleh Hasna. Mereka mendekat ke arah ruangan yang redup karena lampunya belum juga diganti.
"Denger gak?" Tanya Irma lagi ketika mereka berdua sudah sampai di dekat kantor.
"Denger, Ma. Kok kayak ada suara orang ngetik komputer yah?" Katanya selepas ia mendengar sebuah suara ketikan komputer dari balik tembok.
"Sini yuk lihat!" Ajak Irma. Hasna menggeleng tak mau.
"Udah gak apa-apa. Lagian kan bisa aja ada ustadz yang emang lagi di dalem, ya kan?" Kata Irma mencoba meyakinkan temannya yang ketakutan.
"Hmm, yaudah deh. Yuk!"
Mereka pun mendekat ke arah jendela, dan mengintip dari balik jendela.
"Lho, itu siapa? Ngapain main komputer gelap-gelapan?" Tanya Hasna heran ketika melihat seseorang yang sedang bermain komputer sendirian di kegelapan.
"Kita samperin yuk!" Ajak Irma
"Yuk!"
Cklek! cklek!
"Kok gak bisa dibuka?" Tanya Hasna ketika ia hendak membuka pintu tersebut namun terkunci.
"Oh iya, kan kalo udah jam 9 lewat, kantor udah dikunci, Na!"
"Terus yang di dalem..."
Tepat ketika mereka kembali mengitip lewat jendela, sosok tersebut kini sudah memutar kepalanya 180 derajat tanpa tubuh yang ikut menengok. Yang lebih seramnya lagi, sosok tersebut menatap ke arah mereka seraya tersenyum dengan mulut yang sobek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aneh [ON GOING]
TerrorMereka mungkin sedang menemanimu sekarang. [Berdasarkan kisah nyata]