Chapter 12

2.9K 257 6
                                    





Di atap sekolah, terlihat sepasang kekasih sedang duduk berhadapan. Ekspresi sang gadis nanpak terlihat kesal, sedangkan sang pemuda tersenyum geli.

"Tae! Ayo buka mulutmu! "

Lisa memutar kedua bola mata nya malas ketika Taehyung menggeleng lagi dengan mulut tertutup rapat.

"Ayolah Tae, kau belum makan sejak semalam. Nanti kau sakit jika tidak makan"

Taehyung menggigit bibir bawahnya dengan mata terpejam. Ia hampir tersenyum ketika mendengar Lisa mengkhawatirkan nya.

"Taehyung-ie, makan yah? "

Lagi-lagi Taehyung menahan dirinya agar tidak tersenyum. Bahkan tadi sesaat diri nya terkejut ketika Lisa menyebutnya dengan suffiks -ie.

Perempatan siku muncul di dahi Lisa.

Sudah cukup!

Ia menyerah membujuk pemuda dihadapan nya ini makan!

"Aku akan makan, tapi dengan satu syarat"

Lisa segera tersenyum cerah, sontak ia bertanya dengan penuh antusias. Membuat Taehyung lagi dan lagi menahan senyum nya.

"Apa itu? "

"Mulai sekarang....

.....

"Ishhh cepatlah, jangan dipotong potong" Lisa bertanya dengan raut jengkel.

Sabar Lisa sabar. Pemuda didepanmu ini adalah pemuda yang kau cintai dengan kata sangat.

Hahaha -- Taehyung tertawa kecil, sedangkan Lisa mendengus jengkel.

"Mulai sekarang... panggil aku dengan sebutan 'sayang' honey"

Taehyung menyeringai sambil mengejapkan sebelah mata nya bermaksud menggoda gadis Manoban, dan godaan pemuda Kim berhasil membuat gadis itu merona tipis.

"Taehyung-ah,, apa kau pernah merasakan sesuatu tersangkut ditenggerokanmu? Misalnya sendok atau garpu? "

Taehyung meneguk air liurnya dengan susah payah, ketika mendengar ancaman Lisa yang bernada dingin penuh tekanan.

Apalagi ketika melihat kedua benda yang disebutkan Lisa, tengah teracung didepannya.

Lisa menyeringai, ia bergerak mendekati Taehyung.

Tanpa aba-aba lagi, Taehyung segera berdiri dari sana. Berlari penuh meninggalkan gadis yang tengah menyerukan nama nya sembari menggenggam sendok dan garpu.

Lisa tertawa keras ketika melihat Taehyung lari terbirit-birit meninggalkan nya seorang diri diatap.

Gadis Manoban mengusap sudut mata nya yang sedikit berair. Lalu beranjak dari sana bermaksud menyusul pemuda tadi dengan kekehan kecil.

Tepat disaat Lisa menutup pintu atap agak rapat, ada seseorang yang muncul di tong berwarna biru. Letaknya tepat di samping tempat duduk nya sepasang kekasih tadi.

Seseorang itu menyeringai, sebelah tangannya menjinting sebuah kunci.

"Kebahagianmu akan segera berakhir, Lalisa.. Manoban"




"√Scenery"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang