FaNa-Empat

2.1K 225 20
                                    

°•° Kembali lagi bertemu dengan suasana yang sama. Diam seribu kata, di balik tatapan mata yang sepertinya--benci pada ku °•°

°•°

Andra :Yuhuuu Hanaa. Kita wawancara malam ni, jam 8

Hana: Bukannya besok?

Andra : Narasumber bisanya sekrng. Besok dia ada kegiatan lain.

Hana:  Aku siap-siap dulu.

Andra : Sip. Tunggu depan yee, gue jemput Ayu ting-ting dulu.

Hana: Oke Ndra.


Setelah membaca pesan dari Andra--teman satu jurusan. Hana menutup Al-Qur'an meletakkan di atas meja belajar. Lalu membuka mukena. Ia segera bersiap-siap untuk pergi. Bukan pertama kali ia mendadak keluar malam seperti ini. Sangat sering dengan tujuan yang sama---mengerjakan tugas kelompok.

"Daftar pertanyaan udah,--" Hana memasukkan buku ke dalam tote bag hitam. "Trus---oh iya, kamera." Kakinya melangkah menuju lemari mengambil kamera.

Sisi mata Hana melengkung, senyum otomatis langsung tercetak kalau sudah bertemu dengan benda kesayangannya. "Baik-baik ya, karena kita mau kerja. Tapi kerjanya menghasilkan nilai, bukan duit." Kekeh Hana kembali mendekat ke meja belajar. Ia menyandang tote bag di bahu kiri, tas kemera dijinjing dengan tangan kiri juga.

Setelah itu, ia mengambil sehelai sticky note di laci meja. Seperti biasa, kemana pun pergi. Hana meninggalkan pesan untuk suaminya.

Aku pergi buat tugas kelompok. Pulangnya mungkin sekitar jam 10-an.

Setelah menulis kalimat itu, Hana keluar dari kamar menuju kamar yang berada di depan kamarnya. Ia menempel kertas persegi tersebut pada pintu kamar Faza.

Hana terdiam sesaat menatap kertas pesan yang di tempel. Untuk kesekian kalinya ia membatin.

Sampai kapan dia akan melakukan hal ini?

-----

Tiiitttt.

Bunyi klason serta lampu depan mobil hidup ketika Andra melihat Hana baru keluar dari gedung apartemen.

Hana langsung menghampiri mobil hitam yang berada di area pakir untuk tamu. "Dengan nyonya Hana?" Sapa Ayu dengan logat sopan sambil menurunkan kaca mobil bagian depan.

"Bukan. Anda salah orang." Hana membuka pintu mobil bagian belakang.

"Lalu kenapa anda masuk mobil kami?" Jawab Andra.

Hana menghela napas panjang. "Udah berapa kali aku bilang, jangan seperti itu."

Andra dan Ayu tertawa. "Sorry-sorry." Ucap mereka secara bersama. Mobil hitam yang di kendarai oleh Andra meninggalkan tempat.

"Gue jadi ingat. Sejarah awal Hana di sebut nyonya." Celetuk Andra. "Enggak sengaja liat Hana di supermarket depan. Pas gue mau niat nyapa-dia malah pergi,-"

"Dan kamu nyusulin aku. Trus terkejut melihat arah jalan aku ke area bugenfil, sambil teriak. 'Woiii Hana, lo tinggal di apartemen?'"

Ayu tertawa mendengar Hana bicara ketika meniru ucapan Andra. "Dan si Andra mulutnya macam lambe turah, malah bilang ke gue. "Yu-yu-ada berita baru. Asal lo tau, satu-satunya cewek bercadar di kelas kita tinggalnya di apartemen mewahhh."'

FaNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang