Sasuke menatap kertas yang baru saja diberikan Hinata dengan pandangan tak percaya. Cukup terkejut dengan isi kertas tersebut. “Kau akan pindah ke Perancis?” Ia mencoba tertawa. Seakan berpikir bahwa kekasihnya itu sedang melakukan lelucon.
“Hm,” gumam Hinata singkat sembari mengangguk pelan. “Aku akan melanjutkan kuliahku di sana.” Tampak wajahnya menampakkan keseriusan.
“Tapi kenapa?”
“Karena aku ingin.”
Hening menyelimuti mereka. Sasuke memandang sendu ke arah Hinata yang kini tampak jauh berbeda dari yang ia kenal dulu. Ada yang berubah dari gadis itu. Dan Sasuke terlalu bodoh karena tidak mengetahuinya.
Hinata mengulas senyuman yang tak bisa Sasuke artikan. “Jadi, aku pikir hubungan ini harus diakhiri.”
“Apa?” Sekali lagi, keterkejutan itu jelas terpancar di wajah Sasuke. “Hinata, kita sudah berpacaran tiga tahun dan kau minta putus?”
Tatapan serius itu Hinata berikan pada Sasuke. “Orang tuamu tidak menyukaiku sama sekali, Sasuke. Kupikir hubungan ini akan percuma jika tetap dilanjutkan.”
“Mereka hanya membutuhkan waktu saja, Hinata. Pasti mereka akan menerimamu, aku yakin itu.” Sasuke masih ingin mempertahankan Hinata. Mengingat ia begitu mencintai gadis Hyuuga tersebut.
“Waktu? Sampai kapan, Sasuke? Kita dekat selama satu tahun, dan menjalin hubungan selama tiga tahun. Selama itu juga orang tuamu tidak pernah menyukaiku. Mereka tidak mau menerimaku. Kenapa? Karena mereka masih menginginkan Sakura untuk menjadi istrimu.”
Sasuke mendesah pelan. Bingung harus bersikap bagaimana. Sejak dari awal mereka dekat, yang menjadi permasalahan adalah Sakura Haruno. Gadis yang pernah berpacaran dengan Sasuke selama empat tahun dan berakhir lima tahun yang lalu.
“Itu tidak mungkin, Hinata. Kau tahu aku dan dia sudah lama berakhir. Aku tidak mungkin menngulangi lagi hubungan yang telah berakhir,” ujar Sasuke. Mencoba meyakinkan pada kekasihnya bahwa ia tidak mungkin kembali pada masa lalunya. Kendati orang tuanya sangat menginginkan hal itu.
“Ya, aku tahu kau sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya. Kau juga tidak mungkin mengulangi hubungan yang telah berakhir. Tapi, apakah kedua orang tuamu mengetahuinya?” tanya Hinata tegas yang membuat Sasuke seketika terdiam. Ia menatap Sasuke intens. “Kau, bahkan sampai sekarang tidak mau mengatakan semua itu pada orang taumu. Kenapa? Kau takut?”
“Tidak, bukan seperti itu, Hinata,” elak pemuda bermarga Uchiha itu.
Sejenak, suasana di antara mereka menjadi hening. Cukup canggung. Jauh dari biasanya.
Sebenarnya, Hinata sudah jengah dengan semua yang terjadi. Selama menjalin hubungan dengan Sasuke, orang tua lelaki itu memang tidak menyukai Hinata. Bukan karena status sosial atau kepribadian gadis itu, melainkan karena sejak awal perempuan yang direstui orang tua Sasuke memang hanya Sakura.
Hinata cukup bersabar menghadapi Sasuke yang tidak mau berterus terang tentang hubungan lelaki itu dan perempuan bernama Sakura tersebut. Orang tua Sasuke terus dibiarkan berasumsi bahwa Sakura yang menempuh pendidikan di Tiongkok masih menjadi kekasih Sasuke. Sedangkan setiap kali Hinata berkunjung ke rumah Sasuke bersama teman-teman mereka yang lain, hanya tatapan sinis yang diterima Hinata dari orang tua lelaki itu.
Dan semua itu berlangsung selama tiga tahun. Selama itu juga Hinata berusaha mengerti akan apa yang terjadi. Tetapi, ia benar-benar lelah. Tidak bisa lagi melanjutkan semuanya. Terlalu berat rasanya.
Helaan nafas Hinata terdengar pelan. “Sudahlah, ini yang terbaik untuk kita. Mengakhiri hubungan sebelum semuanya semakin bertambah rumit.”
“Tidak, Hinata.” Gelengan kepala Sasuke menandakan bahwa ia tak mau putus dengan gadis itu. “Tidak benar bagi kita untuk berakhir seperti ini.” Sebab Sasuke ingin berakhir dengan Hinata sebagai pasangan suami-istri.
“Lalu bagaimana akhir yang baik menurutmu?” tanya Hinata yang mencoba tetap tenang. Ia tahu apa yang ada di pikiran Sasuke sekarang. Tapi, di saat seperti ini Hinata merasa itu semua sia-sia. “Berakhir di altar?” tebaknya dengan satu alis yang terangkat. Dan lalu terkekeh pelan. “Jangan membuatku semakin berharap banyak padamu, Sasuke. Sungguh, aku akan terlihat menyedihkan jika seperti ini.”
“Aku mohon, Hinata.” Sasuke menggenggam lembut tangan Hinata. “Jangan akhiri hubungan kita ini. Aku ingin mempertahankannya denganmu.”
“Orang tuamu sudah jelas tidak menyukaiku. Mereka tidak mau aku menjadi istrimu. Lalu untuk apa tetap mempertahankan hubungan ini? Bukankah kau yang bilang padaku tidak mau jika semuanya sia-sia? Kau pikir aku mau hubungan ini berakhir dengan ketidakpastian?”
“Beri waktu sampai satu bulan lagi. Aku akan memberikan pengertian kepada orang tuaku kalau kaulah wanita yang kupilih.” Genggaman tangan Sasuke pada jemari Hinata semakin erat dan kuat. Seakan memberikan keyakinan yang besar. “Kau layak menjadi istriku, Hinata. Jadi aku mohon, jangan seperti ini.”
“Kau tahu perinsipku. Aku tidak mau menjalin hubungan yang terhalang restu orang tua.” Hinata melepaskan genggaman tangan Sasuke dengan lembut. “Ini sudah jadi keputusanku. Hubungan antara kau dan aku berakhir. Dan aku akan pergi jauh darimu. Aku yakin, kau bisa mendapatkan yang lebih baik dariku.”
Kepala Sasuke tertunduk. “Tidak ada yang sebaik dirimu,” ujar Sasuke sembari menggeleng pelan.
“Tolong, Sasuke. Jangan membuatku berat untuk melakukannya. Oke?” Hinata tidak ingin luluh lagi. Ia sudah bertekad untuk berpisah dengan Sasuke. Ia sudah memutuskan untuk pergi jauh dari lelaki itu. Ia lalu beranjak dari duduknya. “Inilah akhir yang kuinginkan, Sasuke. Kita putus.”
.
.
.
-THE END-
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot SasuHina (Sasuke Uchiha x Hinata Hyuuga)
LosoweKumpulan cerita SasuHina. SasuHina milik Masashi Kishimoto. Cerita ini milik Azurdium.