Sebuah headphone menutupi kedua telinga Hinata yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu. Ia bersenandung kecil sambil mengelus kucing kesayangannya. Kegiatan Hinata terhenti karena ia mendengar ada yang mengetuk pintu, disusul dengan teriakan kakaknya yang menyuruhnya untuk membukakan pintu.
Gadis cantik itu membuka pintu berbahan kayu itu. Di hadapannya ada seorang laki-laki berpakaian sangat rapi yang seumuran dengan kakaknya. Hinata menatap orang itu dari bawah ke atas. Tangan kiri Hinata berkacak pinggang.
“Siapa?” tanya Hinata yang boleh dibilang sama sekali tidak ramah.
“Aku teman kuliah Neji. Apa dia ada di rumah?”
“Oh,” gumam Hinata seraya menganggukkan kepalanya mengerti. “Akan kupanggilkan dia.” Hinata tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Ia hanya menolehkan kepala ke belakang dan berteriak memanggil nama kakaknya. “Kak Neji! Ada temanmu!” seru Hinata dengan suara yang tidak bisa dikategorikan pelan.
“Oh, Sasuke!” ujar Neji.
Laki-laki yang dipanggil Neji dengan nama Sasuke itu memasang tampang datarnya. “Kita berangkat sekarang?”
“Iya,” jawab Neji. Perhatiannya beralih pada adiknya yang masih berdiri di sampingnya. “Kau jaga rumah baik-baik, ya? Kakak ada sedikit urusan,” kata Neji, lalu berbisik, “urusan laki-laki.” Mengulas senyuman yang menurut Hinata sangat aneh. Gadis yang usianya enam tahun di bawah Neji itu hanya mencibir.
.
***
.
“Aku tidak tahu kalau kau mempunyai adik secantik itu, Neji.” Sasuke mengingat pertemuannya dengan Hinata tadi pagi saat menjemput Neji. “Hey, Neji Hyuuga,” panggil Sasuke. Neji yang mempunyai firasat jika Sasuke menginginkan sesuatu hanya menanggapinya dengan alis kirinya yang terangkat. “Kenalkan aku padanya, ya?”
“Cih, aku tidak mau!” tolak Neji tegas.
“Ayolah, bantu aku mendekati adikmu itu.”
“Kau dekati dia sendiri sajalah, aku tak ada waktu untuk hal bodoh semacam itu.” Memasang headsetnya, Neji beranjak dari duduknya dan melenggang pergi begitu saja meninggalkan Sasuke.
.
***
.
Sepertinya kepulangan Neji sangat dinantikan oleh Hinata. Buktinya, saat Neji baru sampai di ambang pintu, wajah menyeramkan adiknya itu sudah menyambutnya.
“Ada apa?” tanya Neji malas. Sungguh, berlatih basket untuk turnamen minggu depan sedikit banyak telah menguras tenaganya.
“Siapa Sasuke?”
“Apa?” Neji menautkan kedua alisnya. Ia bingung kenapa adiknya itu mengenal salah satu sahabat karibnya yang tadi pagi menjemputnya. “Kau tahu nama itu dari mana?”
“Dia mengirimiku pesan!”
“Huh?” Kehabisan kata-kata, Neji tak tahu harus memberikan penjelasan seperti apa pada adiknya. ‘Sialan bocah itu. Beraninya mengambil nomor ponsel adikku diam-diam. Awas saja kau!’
“Kakak memberikan nomor ponselku padanya, ya?” tanya Hinata penuh selidik.
“Ck, dia pasti mencurinya dari ponsel Kakak.”
“Apa?!”
Neji menguap kecil. Lalu ia melewati Hinata begitu saja. “Sudahlah, nikmati saja. Kalau isi pesannya macam-macam, kau bilang saja pada Kakak,” ujarnya yang melenggang pergi menuju kamarnya begitu saja.
‘Apa yang harus dinikmati, huh?’ tanya Hinata dalam hati. ‘Bahkan itu sama sekali tidak bisa dinikmati. Menyebalkan!’
.
.
.
-THE END-
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot SasuHina (Sasuke Uchiha x Hinata Hyuuga)
AcakKumpulan cerita SasuHina. SasuHina milik Masashi Kishimoto. Cerita ini milik Azurdium.