3

22 3 0
                                    

paman Sejun mengambil buku dari loteng. buku itu tampak usang namun masih terlihat menawan dengan warna violet gelap yang melapisi buku itu. dengan sangat hati-hati paman Sejun membuka buku itu. Karen dan Sejun hanya memandang dari seberang meja.

"buku itu.. apa ada hubungannya dengan Karen?"
"iya sepertinya"
"apa karena dia dari time lapse?"

"kalian membicarakan apa?"
"sesuatu yang tidak akan kau ketahui sampai kapanpun"
"Karen coba letakkan tanganmu disini" ujar paman Sejun sembari memberikan bukunya ke hadapan Karen
"disini?"
"ya"

Karen menempelkan telapak tangannya pada kertas kosong itu. setelah Karen menarik tangannya lagi, dengan sekejap muncul tulisan tangan disamping bekas telapak tangan Karen.

"buku apa ini? sebenarnya kalian siapa? ini dunia apa? kenapa aku bisa ada disini? lalu, bagaimana aku pulang?" Karen langsung menyerbu mereka dengan banyak pertanyaan
"tenang saja, kami bukan orang jahat"
"kami akan membantumu pulang"
"ya itu bagus"

"Sejun, paman rasa dia butuh baju disini"
"tidak, aku nyaman dengan seragam sekolahku"
"kau sekolah?"
"em.. ada apa?"
"disini hanya kasta atas saja yang sekolah, kami para kasta rendah tidak diperbolehkan sekolah"
"dia kan dari dunia yang berbeda dengan kita Sejun, sudah sana belikan dia baju" jawab paman Sejun
"baik, ayo ikut aku"

~

Karen dan Sejun menuju pasar yang tidak jauh dari rumah. banyak orang memandang Karen dengan tatapan takut.
"ada apa dengan mereka?"
"aku rasa karena pakaianmu"
"apa yang salah dengan pakaianku?"
"apa aku perlu mengatakannya lagi, aku tidak mengira jika kau sebodoh ini" ujar Sejun lalu berlari meninggalkan Karen
"hei apa yang kau bilang, kembali kau" Karen terus berlari kedepan tanpa mengetahui siapa yang dia kejar.

BRUK
tanpa sengaja Karen menabrak seseorang yang misterius dan membuatnya jatuh.
"ma-maafkan aku" ujar Karen terbata, ia kaget melihat seseorang yang memakai jubah panjang berada dipasar yang ramai.

to be continue

DemensieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang