13

6 1 0
                                    

"Sejun.. kau Sejun kan?"
"ya"
"aku Park Jimin, aku diutus untuk memanggilmu"
"kemana?"
"depan gerbang sekolah"
"oh" Sejun meninggalkan Seokjin dan Jimin berdua

Park Ji Min

putra raja Iratus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

putra raja Iratus. lembut namun mudah marah, pintar bermain pedang. suka dengan seni dan tarian. tidak suka perpecahan. ia rela melakukan apapun demi menyelamatkan hubungan kerajaan.

"Seokjin-shi bagaimana kabarmu?"
"apa matamu kurang cukup untuk mengetahui keadaanku?"
"aku bertanya baik-baik bedebah"
"tidak perlu basa-basi, apa maumu?"
"tidak ada" Jimin langsung meninggalkan Seokjin begitu saja

~

"bagaimana bisa kau ditampar oleh Taehyung?"
"Gao.."
"kenapa? aku tau dari mana? hanya tangan Taehyung yang ukurannya besar diseluruh sekolah"
"oh.. aw sakit, apa yang kau berikan"
"ini obat yang biasa aku gunakan"

"Karen— permisi aku akan mengobatinya, dia sulit untuk cocok dengan berbagai obat" Sejun langsung membawa Karen pergi
"kenapa? apa yang kau rasakan? sakitnya seperti apa?"
"rasanya seperti ditusuk, aku tidak tahan"
"masih sakit?" Sejun membersihkan obat yang ada di pipinya Karen
"ya sedikit"

"ayah.. kenapa ayah ada disini?"
"ayah?" Karen terlihat kebingungan karena Sejun memanggil pamannya dengan sebutan ayah
"kita kan dari kerajaan Busan, dia ayah kita" bisik Sejun
"ah.. paham" ujar Karen saat melihat baju yang dikenakan paman Sejun terlihat mewah

"Karen bagaimana keadaanmu nak?"
"baik yah, ayah bagaimana? ibu?"
"sehat"
"ayah kenapa kemari?"
"Sejun.. lama tidak bertemu" paman Sejun langsung memeluk Sejun dan membisikkan sebuah kalimat yang membuat Sejun terkejut

~

"Sejun.."
"hm.. ya?"
"lalu bagaimana dengan pipiku?"
"biarlah kau kan masokis"
"tapi nanti kalau guru tau.."
"kompres saja dengan air dingin dihulu sungai"
"keluar asrama?"
"ya tepat dibelakang asrama"
"baiklah"

~

hari mulai petang dan Karen mulai mengintai penjagaan.
"Huijin"
"ya?"
"tolong sembunyikan keberadaanku, aku mau pergi sebentar"
"kemana?" Huijin menahan Karen untuk pergi
"ke hulu sungai, aku ingin memar ini hilang sebelum pagi"
"bagaimana bisa kau melewati penjagaan?"
"menyelinap naik"
"memakai jubahmu?"
"tidak, aku akan memakai seragam sekolahku"
"baiklah.. kau keluar saat makan malam saja, lapisi seragammu dengan jubah"

to be continue

DemensieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang