"dokter, anak saya sudah siuman"
"saya mohon seluruh keluarga menunggu diluar, saya akan memeriksa keadaannya""Karen benar - benar telah siuman namun dia masih membutuhkan banyak istirahat, saya permisi"
"Karen"
"ibu" Karen hanya dapat bersuara kecil
"akhirnya kau siuman" ibu Karen terus menggenggam tangan anaknya
"ibu aku kenapa?"
"kau koma selama dua minggu, ibu sangat khawatir"
"ibu tak perlu khawatir aku masih disini, ayah bagaimana club malamnya"
"tentu saja berjalan dengan baik ditangan ayah" Karen hanya menampakkan senyum lemahnya~
"ayah aku kapan pulang sudah satu minggu aku disini, aku ingin sekolah"
"tak perlu sekolah, percuma sekolah jika nilaimu masih kurang"
"ayah!""Karen kau sudah boleh pulang"
"serius suster?"
"iya"
"wah tolong sampaikan ke dokter terimakasih" Karen berlari memeluk suster itu
"akan saya sampaikan""lihatlah anakmu seperti bayi domba yang pertama kali dilepas ke padang rumput" ujar ibu Karen saat melihat Karen berlari kecil kesenangan. Karen berjalan dengan santai melewati koridor rumah sakit, sesekali ia menoleh keruangan pasien. tiba - tiba Karen berhenti didepan salah satu ruangan pasien.
"Karen ada apa?"
"kenapa pemuda itu?"
"oh, Jimin belum sadar"
"benarkah? kasihan ibunya pasti lelah" balas ayah Karen
"Jimin?" tanya Karen heran
"dia terpeleset dirumahnya dan membuatnya koma sudah 1 bulan Jimin koma"
"bisa kita menjenguknya?"
"tentu""permisi"
"eh nyonya Lim apa kabar?"
"baik nyonya Park, bagaimana keadaannya?"
"sama seperti kemarin, ini Karen ya?"
"iya bi"
"wah cantik kalau sehat gini"
"hehe, makasih" Karen terkejut saat melihat wajah Jimin.Karen seperti mengenalnya namun ia lupa, Karen akhirnya mendekati ranjang Jimin
"ibu aku seperti pernah mengenalnya"
"wah, benarkah?"
"iya, tapi aku lupa dimana""Karen ayo pulang sepertinya ayahmu lagi sibuk"
"iya bu sebentar" Karen menggenggam tangan Jimin
"aku rasa kita pernah bertemu, jadi salam kenal. oh ya cepat siuman" Karen merasakan genggaman tangannya dibalas oleh lawan mainnya
"Jimin?" setelah memanggilnya, Jimin membuka matanya
"siapa kau?"
"bibi! Jimin siuman""bisa kau lepas tanganku aku ingin pulang"
"m-maaf"
"tak apa, selamat tinggal cepat sembuh" Karen berlari kecil keluar ruangan menyusul ayah dan ibunya"dokter Seokjin"
-, Seokjin? seperti pernah mendengar nama itu
"oh nyonya dan tuan Lim kita bertemu lagi" ujar dokter itu dengan senyum ramahnya
"wah sekarang kau dapat shift pagi ya"
"ah, iya dan dia pasti Karen. lega rasanya melihatmu sehat"
"hm? hehe" Karen tidak tahu bagaimana harus menanggapinyato be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Demensie
Fanfictionseorang siswi dari sekolah ternama Busan terjebak dalam dimensi yang berbeda dari kehidupannya. ia harus bertemu dengan orang baru dan menjalani kehidupan yang baru. ia tidak tau bagaimana caranya kembali, haruskah ia tetap tinggal? atau mencari...