Sekarang Gilang sudah siap untuk jogging bersama Alvin dan Rio. Mereka akan mengelilingi komplek perumahan Gilang dan disana juga ada sebuah taman yang ramai jika hari minggu.
Suara deru motor berhenti tepat didepan gerbang rumah Gilang, salah satu dari mereka meminta satpam rumah Gilang untuk membukakan gerbangnya.
Setelah gerbang terbuka, barulah mereka memasukkan motornya kedalam dan memarkirny ditempat khusus parkir.
Melepas helm dan turun dari motor, kemudian berjalan ke teras rumah Gilang.
"Gilang," teriak Rio ketika sudah berdiri didepan pintu.
"Assalamualaikum," Alvin memberi salam.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.
5 detik.Pintu terbuka setelah menunggu sang penghuni membukakannya. Nina membukakan pintu dengan tersenyum manis.
"Eh, tante, Gilangnya ada?" tanya Rio sopan.
"Ada, masuk dulu. Biar tante panggilin."
"Iya, Tan."
Mereka masuk dan duduk dikursi ruang tamu dengan sopan dan pelan, karena disana ada Papa nya Gilang yang sedang meminum kopi.
"Omm," sapa Alvin dengan menundukkan sedikit kepalanya.
"Iya?" jawab Dani dengan suara beratnya.
"Kita pinjem anaknya bentar ya om, tenang aja, gak bakal dibikin lecet kok." ujar Alvin dengan santainya mengambil satu toples kue disana dan memakannya.
"Emang kalian mau kemana?" tanya Dani sambil meletakkan handphone nya dimeja.
"Jogging om, buat olahraga," Rio menjawab.
Bersamaan dengan Dani yang mengangguk, Gilang datang dengan Nina yang berjalan berdampingan dengannya.
"Udah ayo, jangan lo makanin mulu kue gue." ucap Gilang.
"Aelah, pelit amat lo. Yaudah ayo."
Mereka berdua berdiri dan berpamitan kepada kedua orang tua Gilang.
"Om, anaknya saya bawa dulu ya."
"Hmm."
"Yaudah, Ma, aku pergi dulu ya." pamit Gilang sambil mencium punggung tangan Nina.
"Tante, kita pamit ya," ujar Rio yang juga mencium punggung tangan Nina dan disusul oleh Alvin.
"Pa, aku pergi dulu." Gilang mencium punggung tangan Dani bersamaan dengan Rio dan Alvin dibelakangnya.
"Assalamualaikum." salam mereka bersamaan sambil berjalan keluar rumah.
"Waalaikumsalam."
••••
Tetesan keringat membanjiri wajah tampan laki-laki yang habis mengelilingi taman. Mereka bertiga sedang istirahat dibawah pohon yang besar ditaman itu.
Meluruskan kaki masing-masing agar tidak sakit. Napas ketiganya terdengar memburu, dada yang naik turun dan keringat yang tak henti-hentinya mengalir.
"Capek banget gue, ahh." Alvin menyandarkan punggungnya dibatang pohon itu.
"Biar sehat." ujar Gilang dengan tak beraturan.
"Capek gini, bawaannya pengen tidur." Rio merebahkan tubuhnya diatas rumput-rumput liar yang ada disana.
"Tidur mulu pikiran lo." sahut Gilang menyenggol kaki Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Girl
Teen FictionKeceriaan gadis tersebut harus hilang karena kejadian yang tak pernah di inginkannya sejak saat itu. Namanya Kayla Adriana, sekarang dia menjadi gadis yang dingin dan sangat tidak peduli dengan sekitarnya kecuali, tentang keluarganya dan sahabatnya...