PART 34

8.6K 357 7
                                    

"Makasih ya."

Jam 19.00 Gilang mengantar Kayla kerumahnya, setelah lama mengobrol dengan ibunya Gilang.

"Iya." Gilang menyambut helm dari tangan Kayla.

"Yaudah, gue pulang dulu."

Kayla mengangguk, "hati-hati."

Gilang tersenyum, "besok gue jemput ya."

"Terserah."

"Yaudah, bye."

Gilang menghidupkan mesin motor nya, kemudian perlahan melaju meninggalkan pekarangan rumah Kayla.

Kayla berbalik dan terkejut ketika ada mang ujang yang sudah berdiri digerbang.

"Non, baru pulang?" basa-basi mang ujang.
"Iya."

"Ibu sama bapak dari tadi nyariin."

Kayla hanya mengangguk, lalu masuk kedalam. Dia lupa memberitahu ibu dan ayahnya kalau dia akan pulang malam, handphone juga lowbat.

Kedua orangtua Kayla yang sedang menonton TV menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka.

"Ya ampun Kayla, dari mana aja sih kamu baru pulang, nak?" tanya Rani saat melihat Kayla masuk.

"Dari rumah temen, bun."

"Kenapa nggak ngabarin dulu? Bunda kamu dari tadi khawatir." ucap Arga.

"Handpone Kayla mati, yah."

"Yaudah, sana kamu bersih-bersih dulu. Belum makan kan?"

"Udah tadi dijalan."

Kayla melangkahkan kakinya menuju tangga rumahnya. Kemudian, masuk kedalam kamarnya.

••••

Pagi tadi Kayla dijemput Gilang untuk berangkat bersama seperti kemarin. Mereka sudah sampai dikelas dan duduk kursi masing-masing.

"Makin lengket aja nih keknya."

Kayla melirik orang yang baru saja mengucapkan itu disampingnya.

"Santai aja dong matanya, Kay." Zahra cengengesan.

Kayla kembali fokus pada buku yang baru saja dikeluarkannya dari dalam tasnya.

Dilain sisi, Gilang tengah tersenyum sendiri seperti orang gila. Kedua temannya yang melihatnya bergidik ngeri, takut jika setan yang berada dalam diri Gilang menular kepada mereka.

Mereka bertiga sedang duduk di rooftop sekolah, karena kelas sedang tidak ada guru alias jamkos. Akhirnya, mereka pergi kesini untuk bersantai-santai.

Alvin menyenggol lengan Rio, "kenapa sih dia?"

"Efek orang jatuh Cinta ya gitu." jawab Rio.

"Lang." panggil Rio tapi tidak dihiraukan Gilang.

"Gilang." panggil nya sekali lagi, tapi tetap tidak dihiraukan.

"Woi Gilang anaknya om Dani."

Alvin yang memanggilnya dengan manambahkan nama ayahnya Gilang barulah dia menoleh.

"Apaan sih?" ketus Gilang.

"Kaya orang gila lo senyum-senyum sendiri."

My Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang