PART 18

9.9K 403 5
                                    

Semilir hembusan angin kencang menusuk kulit siapa saja yang keliat dimalam hari seperti ini. Kayla berjalan sendirian didinginnya malam dan hanya ditemani jaket yang melapisi tubuhnya, memasukkan kedua tangannya disaku jaket.

Rasa lapar menyelimuti nya, karena Arga dan Rani sedang pergi keluar ada urusan sebentar, jadi terpaksa dia pergi ke mini market dekat rumahnya sekedar membeli camilan untuk mengisi perutnya yang kosong.
Mini market sudah terlihat dari kejauhan, Kayla mempercepat jalannya. Masuk kedalam, mencari minuman dingin dan beberapa camilan disana.

Setelah semua sudah diambilnya, dia membawa barang belanjaan nya itu ke kasir.

"Jadi Rp.34.000, mbak." ucap sang penjaga kasir kepada Kayla.

Kayla mengeluarkan selembar uang berwarna merah da menyerahkannya kepada penjaga kasir. Dia langsung keluar ketika barang-barang nya di masukkan kedalam kantong plastik dan uang kembaliannya diberikan.

Kembali melewati jalan yang tadi, tapi bedanya sekarang ditepi jalan dekat gang, ada segerombolan orang-orang yang sedang nongkrong disana, mungkin mereka baru saja datang.

"Haii cantikk." panggil salah satu dari mereka ketika melihat Kayla lewat dihadapannya.

Kemudian salah satunya lagi maju mendekat ke arah Kayla. Mencekal tangan Kayla dan dia berusaha melepaskannya, tapi tangan orang itu terlalu kuat.

"Lepas." ucap Kayla dingin.

"Bakal dilepasin tapi ikut gue dulu." ucap orang itu mencoba menarik Kayla, tapi dengan sekuat tenaga nya dia menarik tangannya.

"Gue nggak mau."

"Harus mau dong, nanti gue beliin es krim deh."

Wajah Kayla sekarang berubah menjadi takut, "nggak ya nggak."

"Siapa pun tolong gue." batinnya.

"Galak bener sih, bentar doang." paksa orang itu lagi.

Suara beru motor dari arah kejauhan terdengar mendekat ke arahnya. Kayla berharap itu adalah pertolongan yang dikirim Tuhan kepada nya.

••••

Malam ini mereka bertiga sedang berkeliling santai, membelah kota Jakarta dimalam hari, menikmati angin dingin malam yang menenangkan.

"Kita mau kemana sih? Dari tadi ngukur jalan mulu, kenapa gak sekalian jalan tol yang diukur." ucap Alvin membuka sedikit helmnya supaya bisa berbicara kepada kedua temannya.

"Ngukur rumah lo aja kalo gitu." celetuk Gilang.

"Daripada nongkrong gak jelas, mending ngukur jalan." sahut Rio.

"Belok sini yuk." ajak Gilang dan mereka berdua menurut saya.

Mata Gilang menyipit untuk melihat apa yang terjadi didepan sana. Dia melihat segerombolan anak laki-laki yang menganggu anak perempuan.
Gilang mempercepat laju motonya.

"Lang, kok cepet amat. Kita jangan ditinggalin." ucap Alvin melihat Gilang yang mendadak cepat.

"Lo jangan banyak bacot, cepet nyusulin." Rio juga mempercepat laju motornya.

Mereka bertiga sudah hampir dekat dengan orang-orang yang mengganggu anak perempuan itu.

"Eh bentar, Lang, itu kan Kayla." ucap Rio ketika matanya menagkap figur Kayla disana.

My Ice GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang