"Tunggu aku pulang, dan setelah ituㅡ aku akan menikahimu"
Barangkali sudah ratusan hari menunggu. Barangkali semua ingatannya menghilang pada detik Ia mengecup bibirku sebelum tubuhnya lenyap dibalik kereta.
Sebab saat aku menyusulnya ke Kota dengan rindu menggebu, mengumpulkan sisa harapan setelah tidak ada lagi surat yang datang, aku langsung dihantam pada situasi aku ingin sekali mati.
Paling tidak, membunuhnya dengan kuku jariku sendiri.
"Ah Nayeon-ah, ini sudah lama sekali" Dia berucap tenang.
"Sayang, kenalkan ini Im Nayeon. Diaㅡ"
Aku meremas ujung baju, bungkam dengan rasa pahit luar biasa.
"ㅡHanya teman lama" []
✿✿✿
Here's the bastard.