Lim Nayeon tak pernah menyangka akan berada dalam posisi ini. Melihat Jaebum dari dekat, melihatnya tersenyum, merasakan laki-laki itu menyentuh rambutnya, hingga memeluknya erat. Satu-satunya orang yang menjadi tempat Ia bercerita, menyadari kenyataan bahwa sebenarnya Jaebum tidak benar-benar pergi.
Perempuan dengan bibir dipoles marun itu tersenyum, memandang Jaebum yang juga menatap arah sama. Laut. Tempat dimana mereka berkencan untuk pertama kali di masa lalu. Nayeon ingat jelas kenangan ditempat ini, dengan Jaebum, dengan udara dingin, awan mendung, mereka memilih untuk kembali yang berakhir basah karena kehujanan. Mereka hanya tertawa saat itu, yang pada dasarnya mereka menyukai hujan yang datang tiba-tiba, karena itu membuatnya menyenangkan, karena hujan membuatnya menjadi sebuah peristiwa yang bisa Ia ceritakan saat mereka bisa kembali bertemu seperti sekarang.
"Aku ingat, kau yang membawaku ke sini, untuk pertama kalinya" Ia berucap, ada senyum mengembang terukir di bibir, rambutnya yang sedikit panjang dan berwarna kemerahan itu sudah menutup dahi, Nayeon menyukai penampilannya yang seperti itu. Jaebum terlihat lebih tampan dengan rambutnya sekarang.
"Dulu, jalannya tidak sebagus ini, bukan? Kita harus melewati bebatuan yang bisa kapan saja membuat kita jatuh dan terluka" lanjutnya. Jaebum memegang tangan Nayeon, berjalan di sisi pantai, sedang tangan kirinya memegang jaket yang Ia lepas setibanya di tempat ini.
Nayeon mengangguk menyetujui, Ia menyukai tangannya yang digenggam Jaebum, karena memang mereka butuh waktu untuk bisa melakukan hal-lah seperti sekarangㅡbertemu, dan bertatap muka satu sama lain.
Banyak yang mereka bicarakan, dan semua berhubungan dengan masa lalu. Karena hanya di masa itu mereka bersama, sebagai sepasang manusia yang berstatus kekasih, sedang sekarangㅡjelas sudah tidak lagi.
Mereka duduk menghadap satu sama lain, Ia mengatakan banyak hal, bercerita banyak hal, Jaebumpun demikian. Hari itu, Nayeon tau kalau Ia bisa menyentuh Jaebum dengan bebas, memainkan jemari Jaebun, menguncir rambutnya yang memang sudah memanjang, kemudian tertawa dengan tingkah satu sama lain.
Nayeon tau bahwa hatinya kembali ditempati oleh laki-laki itu. Ia tau bahwa Ia sudah mulai kembali mencintai laki-laki itu. Terlebih, kedekatan mereka saat ini sudah mendekati dua belas bulan. Awalnya, Nayeon tidak mengira Ia akan kembali jatuh hati, namun ini Jaebum yang Nayeon bicarakan. Dia Lim Jaebum yang dulu pernah tulus Nayeon cintai. Dia Lim Jaebum yang kembali kepadanya dengan perilaku yang sama. Dia Lim Jaebum yang memberinya kenyamanan penuh, lalu membuat Nayeon sekali lagi merasakan bahwa cinta itu kembali tumbuh lagi dan lagi, bertambah setiap hari. Dan rasanya hanya Jaebum yang bisa membuatnya seperti itu, mencintainya berkali-kali.
"aku suka rambutmu yang seperti ini" Nayeon berucap dengan menyentuh rambut Jaebum, sedang laki-laki itu tersenyum dan menatap Nayeon tepat di matanya.
"tapi, aku harus mengecatnya lagi menjadi warna hitam"
Nayeon sedikit kecewa, "kenapa?"
"Aku tidak mungkin bertemu orang tua Jennie dengan rambut merah seperti ini, bukan?" Ia tersenyum, sedang Nayeon remuk seketika.
"ah benar, kau harus pergi pada acara kelulusannya nanti"
Mereka diam untuk beberapa saat. Kesalahan Nayeon mencintai laki-laki itu pada saat ini adalah, karena Jaebum bukan hanya miliknya, Ia juga milik orang lain.
Perempuan itu memilih tidak peduli. Sekalipun ini salah, rasanya sekarang bukan waktunya untuk menyesali bahwa yang sekarang Ia kencani bukanlah kekasihnya. Nayeon tau jelas bahwa Jaebum tidak hanya menyimpan satu nama di sana, atau mungkin tidak ada namanya dalam hidup Jaebum. Hanya saja, kalau memang harus melepaskan, Nayeon masih berharap tidak untuk sekarang. Beri Nayeon waktu untuk benar-benar bisa melepas laki-laki itu. Beri Nayeon waktuㅡsetidaknya untuk bisa berjalan sendirian tanpa ada siapapun.
Mereka pulang menjelang petang. Ada lampu-lampu gemerlap sepanjang jalan yang memang begitu menyenangkan untuk dilihat. Terlebih, saat ini Jaebumlah yang bersamanya, bukan orang lain.
"terimakasih untuk hari ini"
Jaebum mengecup tangan Nayeon, tersenyum hangat mengatakan Ia harus pulang dengan hati-hati, menyuruh Nayeon mengabari setelah sampai dengan selamat.
"aku mencintaimu, kau tau kan?"
Nayeon tersenyum sekali lagi. Tentu saja Ia juga mencintainya, Jaebum jelas tau. Nayeon sangat mencintainya, Jaebum harus tau. Akan tetapi, jika Jaebum adalah satu-satunya yang Nayeon cintai saat ini, tapi tidak dengan Jaebum, bukan? Ada Jennie di sana. Nayeon bukan satu-satunya untuk laki-laki itu. ya. Perempuan itu sangat tau.
Bahkan setelah hari itupun berakhir, sekalipun Jaebum meluangkan waktu, memberikan pelukan, membagi kisahnya dengan Nayeon, menemaninya seharian, menenangkannya, mendengar ceritanya, mengucapkan cinta dan memberikan kecupan yang begitu manis untuknya. Namun sekalipun begitu, Nayeon tetap menangis saat menjelang malam.
Perempuan itu menangis menahan lukanya, sebab Nayeon tau, Ia benar-benar mencintai Lim Jaebum. []
❁❁❁
30 Agustus 2019
I'm sorry.