"Mau ikut aku, tidak?" Dia berkata dengan tenang. Aku merasakan hangat saat Jaebum menautkan jemari kami, matanya menatap laut dari sisi tebing, tampak awan sedikit muram dan badai mungkin segera datang.
"Tidak perlu mati terburu-buru, neraka masih cukup luas untuk menampung kita berdua" ucapku.
Dia mengulas senyum. Kulihat sebuah kekalahan dari sana.
"Siapa bilang kita akan mati""Lalu?"
Jaebum menarik nafas, genggaman di tanganku menguat. "Nay, aku membuat perjanjian dengan Asmodeus, dan dia mengalahkanku"
Jelas bukan perkara yang mudah untuk mengikat diri dengan satan, lagipula tak pernah ada manusia yang berhasil menang dalam jeratan-jeratan itu.
"Dan kali ini siapa yang Dia minta?" Tanyaku, bersamaan dengan rintik hari itu.
"Kau"
Jaebum tak menjatuhkanku dari tebing. Tidak juga menusukku dengan pedang. Dia menciumku, sebelum tangan Asmodeus menembus dada dan mengambil jantungku dari sana. []
***