Empty

1.5K 215 51
                                    

Baekhyun terdiam. Ia tersenyum miris setelah tak lagi merasakan kontak dari jiwa Sehun. Yang artinya semua telah berakhir apapun endingnya, tapi bukan itu yang ia takutkan. Ia lebih takut berada di ruang kosong dan hampa di sekelilingnya. Ia takut sendirian.

Baekhyun berjalan gontai tanpa arah. Semua yang dilihatnya terasa sama dan tak berujung. Hanya putih redup bagai terjebak di antara ruang dan waktu. Dan itu memang benar adanya. Ia telah terjebak dan tidak bisa lagi kembali ke dalam tubuhnya. Tinggal menunggu waktu hingga ada yang menjemputnya di sana dan menggiringnya ke akhirat.

Baekhyun berjalan dan terus berjalan yang anehnya ia tak merasakan lagi apa arti dari rasa letih dan lelah. Kini badannya terasa semakin ringan dan ringan.

Ketakutan keduanya telah menghampiri tanpa permisi. Baekhyun perlahan mulai memasuki tahap ke duanya sebelum sampai pada penjemputnya. Di mana ia melewati hologram hologram kenangannya sejak kecil hingga dewasa.

Ia tersenyum getir. Ia sudah pasrah. Tak ada yang bisa selamat dari jerat kematian. Hanya saja hatinya terus menjerit tak rela jika ia harus pergi tanpa berpamitan pada orang tuanya. Juga bagaimana dengan nasib Baekhee? Ia mungkin yang akan menempati tubuhnya nanti jika ia telah benar benar di kirim ke akhirat.

(Please play dont go today by Chanyeol)

Ia mendekati salah satu hologram yang menampilkan waktu waktu yang ia lewati bersama Chanyeol si hantu caplang yang ia akui telah mencuri hatinya. Ia akan menjadi orang yang paling jujur saat ini, karena mengelakpun terasa percumah. Tak ada yang akan berubah.

Lagi lagi senyuman pahit itu tergambar jelas di wajahnya ketika samar samar ia mendengar suara Chanyeol yang membisikkan kata penuh khawatir dan ketakutan, terlebih saat menyebut namanya.

"Baekhyun-ah.. Ku mohon.. Kembalilah.. Jangan dekati tempat itu lebih dalam lagi.."

Baekhyun meyakinkan dirinya lagi, kali ini ia yakin bahwa semua yang ia dengar bukanlah sebuah ilusi. Ia menatap sekeliling dan mencari sosok itu. Sosok yang ia rindukan dan dambakan saat ini.

Matanya berpendar di antara hologram kisah hidupnya sampai ia menemukan kembali jalan yang telah ia lewati tadi. Chanyeol berada di depan sana, tapi ia seolah tak dapat mendekat ke arahnya. Seperti ada tembok kaca yang membatasinya.

Baekhyun dengan cepat berlari ke arah Chanyeol. Samar ia melihatnya. Ternyata di sanalah pintu menuju akhirat juga kedua penjaga yang bahkan nyaris tak terlihat karena wujudnya yang tak kasat mata. Mungkin karena ia telah berada di antara hidup matinya, jadilah ia belum bisa melihat wujud mereka sepenuhnya.

Harusnya yang di kirim kemari adalah para jiwa yang telah mati sepenuhnya. Para malaikat maut akan mengatar para jiwa hingga ke gerbang akhirat. Berbeda darinya yang saat ini jiwanya masih hidup namun terperangkap di sana.

Ia bisa melihatnya. Chanyeol dengan pakaian serba putih yang sama dengannya. Dan tak luput dari pandangan matanya, mata Chanyeol yang berkaca kaca menatapnya. Dengan kedua tangannya yang menempel pada batas tak terlihat itu.

Air mata Baekhyun mengalir dengan sendirinya ketika perlahan tangannya memposisikan diri tepat pada telapak tangan Chanyeol yang lebar. Begitu pula dengan Chanyeol yang pada akhirnya turut menjatuhkan bulir kristal yang telah di tahannya itu.

"Baekhyun-ah.." lirih Chanyeol

"Hey Chan.. Ahh kau terlihat sangat buruk.. Tapi.. Kau tampan memakai pakaian seperti itu.. Aku.. Aku senang melihatmu.." lirih Baekhyun dengan senyum yang tak dapat diartikan, seperti sebuah senyum.. Perpisahan.

"Baekhyun-ah.." bibir Chanyeol bergetar menahan tangis. Ia bahkan tak sanggup mengucap kata lain selain menyebut nama namja mungil itu. Baginya tak ada pilihan dan memang tak ada lagi selain mengorbankan dirinya yang mungkin tak bisa tereinkarnasi atau menjadi roh jahat yang bergentayangan. Atau pilihan kedua untuk merelakan Baekhyun untuk pergi selamanya. Hal yang paling tak mungkin untuk dilakukannya.

The Indigo's Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang