03

151 22 1
                                    

Aku apdett.. Ada yang nungguin ngga? :v

Happy reading :))

***

Alfa teman curhat yang sangat baik, Shaula tidak menyangkal itu. Tiap Shaula curhat, Alfa selalu memberi saran yang membuat Shaula merasa tenang kembali. Kebetulan, mereka berdua berbagi masalah yang sama. Alfa curhat berbagai masalah di osis, dan Shaula curhat berbagai masalah di paskibra. Shaula merasa ada sebuah kecocokan.

Tapi bukan dalam hal yang romantis. Shaula tidak pernah memikirkannya. Shaula memiliki banyak teman laki laki. Alfa, Dika, Raka, dll. Tapi tak satupun yang memiliki hubungan romantis dengannya.

Alay, kalau kata Shaula.

Lihat saja sekarang, sepasang muda mudi yang serang dipojokan sembari berpegangan tangan. Shania dan Valdi. Membuat Shaula memutar bola matanya.

Saat ini, shaula sedang duduk di kelas. Membaca buku yang kemarin baru saja sampai dirumahnya. Earphone tersumbat di telinganya. Mulutnya menyenandungkan lagu yang sedang didengarnya dan kepalanya mengangguk-angguk sesuai irama sembari membaca.

Percayalah, lagu yang sedang di diputar oleh Shaula adalah lagu rock. Entah sejak kapan, Shaula jadi seneng lagu rock. Lagu-lagunya Green day, One Ok Rock, All Time Low, Simple Plan, dll.

Kayaknya sih, gara gara Dika. Dika itu sangat into ke musik. Ia jago bermain gitar. Selera musiknya ya nggak beda jauh, rock gitu deh. Kenapa Shaula bisa taunya gara gara Dika?

Dika itu pernah ngechat Shaula, katanya mau dinyanyiin lagu atau engga. Terus Shaula bales 'engga' karena Shaula emang males nanggepin Dika. Karena Dika maksa, akhirnya Shaula bilang 'terserah'. Eh, malah dinyanyiin lagu nge-rock.

Tapi setelah Shaula denger denger lagi, ternyata lagunya enak juga. Eh Shaula malah kecanduan.

Dika nih emang..

Shaula masih saja menganggukkan kepalanya menghayati lagu. Pikirannya tak fokus pada buku, tapi pada lagu yang sedang di dengarnya.

Hey kids, love is for losers now

Alright

Stupid kid, your a loser now

Alright

Tidak hanya satu, sekarang Shaula pun menemukan Jane dan Arka--pacar Jane--yang sedang bucin tepat di samping Shaula. Jane dan Arka tidak sekelas, karena kedua kelas sedang freeclass, dipakailah kesempatan ini.

Tapi kenapa harus disamping Shaula coba? Kan risih. Bukannya Shaula merasa miris karena dia jomblo. Shaula hanya tidak suka melihat orang berpacaran, entah itu temannya sendiri atau bukan, entah ramai atau tidak. Shaula melihat itu sebagai sesuatu yang menjijikan.

Maksudnya, kenapa juga banyak orang yang pacar? Manfaatnya apa? Biar dapet kasih sayang? Yaelah kalau nggak punya pacar emang ngga ada yang nyayangin? Lagian pacaran cuma bikin hidup terlalu terkekang sama pacar kita sendiri.

Tapi nggak banyak yang percaya waktu Shaula bilang nggak pengen punya pacar. Katanya gini 'itu sih alesan lo aja. Kan ngga ada cowo yang mau sama lo gara gara lo ketinggian'. Sialan. Nggak begitu juga kali.

Shaula begitu fokus dengan lagunya sampai tak sadar seseorang memanggilnya sedari tadi

"Shaula!" ia memegang pundak Shaula sehingga membuat Shaula hampir terjengkang.

"Apaan deh, Hani. Hampir aja gue kejengkang!" keluh Shaula.

"Itu elo-nya aja yang budek. Dipanggilin nggak nengok! Cepetan temenin gue jajan!" paksa Hani sembari menarik tangan Shaula.

Flower For Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang