08

111 16 1
                                    


Hai readers.

Mohon dibaca.

Jean minta maaf sudah menghilang lagi. Seharusnya Jean bisa apdet lebih banyak saat liburan kemarin. Tapi nyatanya tidak karena liburan Jean aja dipenuhi dengan tugas.

Apalagi, Jean sudah kelas 12 dan harus mempersiapkan UN serta SNMPTN dan SBMPTN. Jean juga lagi deg degan karena pemeringkatan sekolah sebentar lagi ada. Doain Jean ya readers supaya lolos 40% pemeringkatan sekolah :))

Jean bakal usahain buat nulis sekali kali terus apdet. Jean juga udah siapin cerita baru yang rencananya bakal di publish kalau Flower For Who sudah seribu readers. Kemungkinan juga Flower For Who bakal dirombak biar tambah rapi. Maka dari itu, Jean mohon dukungan dari kalian buat tulisan Jean. Cuma vote sama komen doang kok nggak susah.

Terima kasih untuk readers yang sudah vote dan komen. Jean sangat menghargai kalian untuk tulisan pertama Jean :))

Happy Readinggg :)))

***

Shaula men-dial nomor Alfa. Namun tidak ada tanda tanda balasan dari Alfa. Sudah tiga kali Shaula menelfonnya. Namun tidak diangkat juga.

Hari ini Alfa memang berhalangan hadir dalam ulang tahun Kiya.

Shaula menghela nafas. Menyender di tembok yang ada dibelakang. Tangisnya sudah mulai mereda. Namun kini ia butuh bercerita.

Pukk

Seseorang melempar batu dan mengenai kepala Shaula membuat Shaula memekik kecil. Sempat takut mengingat dirinya sedang berada dalam gang kecil dan kemungkinan ada hantu disini besar. Namun saat Shaula menengok, ia melihat Rakha dengan wajah tengilnya. Dibelakangnya, ia melihat Haikal dan Dika. Mereka sedang berada disebuah warkop kecil.

"Woi, Tiang! Ngapain lo?? Ngegalau?"

Sialan Mas Bambang.

Seingat Shaula, tadi Haikal, Rakha dan Dika sedang berada di meja makan bersama teman temannya. Mengapa sekarang sudah ada disini? Apa mereka melihat adu bacot Shaula dan Higo?

"Woi! Bengong lagi! Kesambet baru tau rasa lo! Disana banyak setannya!" celetuk Haikal membuat Shaula memicingkan matanya.

Shaula melihat isyarat tangan dari Dika untuk menyuruhnya kesana. Sempat ragu, namun pada akhirnya ia pergi kesana.

Didalam warkop itu ternyata bukan hanya ada mereka bertiga. Ada Rocki dan Nanda yang sedang memegang sebatang rokok ditangannya.

Shaula tidak tahu soal ini namun tidak terkejut lagi. Memang sudah bukan rahasia umum bahwa beberapa teman sekelasnya adalah perokok. Terutama cowok.

Shaula duduk disalah satu bangku, berhadapan dengan Dika dan berdampingan dengan Rakha.

Dika, dengan senyum manisnya menyapa Shaula yang dengan segera memutar bola matanya ketika cowok itu mengedipkan satu matanya.

"Najis, Dik"

Dika tertawa disambut Haikal dan Rakha. Shaula yang masih tidak tahu kenapa ia berhenti dan duduk disini hanya diam menunggu mereka selesai tertawa.

"Lo ngapain disana? Ngelamunin gue ya?" ujar Dika kepedean.

Shaula benar benar hanya memutar bola matanya. Gadis itu tidak tahu apa yang harus dilakukannya jika Dika mengeluarkan jurusnya.

"Pede banget lo"

"Jangan ngegalauin orang lain, nanti yang ngegalauin gue siapa??"

Shaula mendengus sembari tersenyum "Sampah"

Flower For Who?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang