Happy reading guys..
Sepulang sekolah, nando merebahkan dirinya di kasur king size yang ada di apartemennya itu.
Ia tetap memikirkan tentang cewek yang menyebalkan baginya, soal tatapan itu mengisyaratkan bahwa banyak luka yang disembunyikannya.
Nando pun tak ambil pusing ia pun bergegas menuju ke kamar mandinya untuk mendinginkan pikirannya agar kembali fresh.
*****
"Nando mana sih? Dari dulu dia aja datengnya lama banget." Dumel faizal.
Leon maupun robert hanya menghembuskan nafasnya bersamaan. "BRISIK!" ucap mereka berdua serempak membuat faizal yang akan ngedumel lagi terhenti dan diganti dengan cengiran khasnya.
"Mungkin nando masih tidur," celetuk leon membuat robert dan faizal menoleh ke arah leon. "Mungkin aja elah,gue cuma nebak doang." Lanjutnya.
Tak beberapa lama Nando pun datang dengan seperti biasa membawa buku diary yang ada digenggamannya.
"Tuh bocah udah dateng." Unjuk robert dengan mengarahkan telunjuknya ke arah nando. Sontak mereka berdua menoleh ke arah telunjuk robert.
Nando pun langsung duduk seperti tanpa dosa, sedangkan para sahabatnya menatap seolah nando adalah mangsanya.
"Kalian kenapa natap gue kayak mau mangsa?" Tanya nando santai. "Lo dari mana aja?" Ucap leon membuka suara pertama.
"Dari rumah." Jawab nando singkat, ia langsung membuka diary dan menulis sesuatu.
Ketiga sahabatnya pun hanya menghela nafas pelan. "Ndo lo mau pesen apa?" Tanya faizal. "Samain aja deh." Balasnya datar dengan menulis sesuatu di buku diary nya.
Setelah agak lama menunggu, pesanan mereka pun datang diantar seorang pelayan.
"Ekhem permisi ini atas pesanan tuan Faizal, sudah sam- eh kalian." Ucapan pelayan itu terhenti saat ketiga sahabat nando menatap pelayan itu.
"Lo?" Ucap mereka bertiga serempak terkejut, kepada seorang pelayan itu.
"Lo valen kan?" Tanya leon yang sudah sadar atas keterkejutannya.
Yaps,pelayan itu adalah valen teman sekelas mereka dan juga teman saingan nando yang setiap hari seperti tom & jerry.
"I-iya, ini pesanan kalian gue mau balik masih banyak yang harus gue antar." Ucap valen dengan membalikkan tubuhnya sebelum ia melangkah ia sempat mendengar ucapan sesorang yang terdengar tegas, ia pun berhenti.
"Tunggu!"
Ketiga sahabat nando menatap tak percaya kepada nando, padahal nando dari tadi sibuk menulis di buku diarynya tanpa menoleh ke arah pembicaraan para sahabatnya.
"Lo kena-" ucapan robert terpotong langsung oleh tatapan tajam yang nando miliki. "Oh oke." Lanjut robert dengan menghela nafasnya pelan.
"Sekali lo ngelangkah hidup lo gak bakal tenang." Ucap datar nando seraya berdiri dari kursi cafe tersebut. Ia pun menghampiri valen yang terdiam mematung atas perintah nando tersebut.
"L-lo mau nga-pain." Ucap valen gagu dengan menundukkan kepalanya membuat nando tersenyum miring. "Ternyata dari sifat songong lo, lo ternyata cuma seorang pelayan di sini di cafe murahan ini." Ucap nando dengan nada mengejek serta menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya. Ia pun berkata seperti itu dengan melihat keadaan cafe itu.
Valen yang mendengar kata-kata nando itu pun sempat teriris hatinya, bagaimana nando dengan seenaknya bisa mencaci pekerjaan nya ini. Mungkin jika nando tahu dengan kehidupannya pasti ia akan tetap mencacinya lagi.
Dengan keberanian yang ada dalam diri valen ia pun langsung mendongakkan kepalanya dan menatap nando yang sekarang hanya tersenyum miring kepadanya.
"Mentang-mentang lo cucu dari pemilik sekolah itu, dan seenak jidat lo itu lo suka menindas orang-orang yang berada di bawah derajat lo. Gue akuin lo paling baik dimata mereka tapi bukan dimata gue cowok berdiary!" Ucap valen dengan membalikkan badannya, saat ia akan melangkahkan kakinya tangannya sempat ditahan oleh seseorang dibelakangnya siapa lagi kalo bukan nando. Nando menarik lengan valen dengan sangat kencang alhasil valen yang belum siap itu pun tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya.
Valen pun pasrah jika ia akan jatuh ke lantai. Namun sebuah tangan kekar menopang tubuh mungilnya itu, ia sempat terpejam saat ia akan jatuh. Saat ia merasakan ada seseorang yang menopangnya ia pun sempat membuka matanya perlahan dan mendapati wajah sosok lelaki yang selama ini selalu mengundang emosinya, lelaki itu nando.
Tampan!
Itu yang ada dipikiran valen saat ini, bagaimana bisa ia memujinya. Tetapi batin valen tidak berbohong bahwa lelaki yang menopangnya saat ini memang sangat tampan.
Cantik.
Nando pun juga merasakan sama persis yang dirasakan oleh valen, didalam hati ia tiada henti-hentinya memuji valen. Hatinya juga tidak berbohong jika valen dihadapannya memiliki paras seperti bidadari yang selalu ia dengar di dongeng masa kecilnya sebelum ia tidur.
Valen dapat merasakan debaran jantung miliknya dan juga ia mendengar detak jantung milik nando yang begitu cepat.
Apakah ini awal kisahnya?. Batinnya.
Tak lama pengunjung cafe tersebut datang semakin banyak dan juga menonton drama gratis yang ditunjukkan oleh nando dan valen tanpa mereka sadari banyak pasang mata yang memotret atau memvideokan momen itu.
Sahabat nando yang melihat itu langsung menepuk bahu lelaki itu.
"Woy nyet udah kali acara tatap-tatapan itu, gak malu lo dilihat banyak orang di sini." Ucap leon membuat nando tersadar atas itu semua, ia pun membantu valen untuk berdiri tegak dan valen pun langsung masuk ke arah tempat penyajiannya.
Nando kesal? Iya dia kesal atas perlakuan leon yang membunyarkan lamunannya dan juga para pengunjung cafe tersebut. Ia pun akhirnya duduk ditempat semula dengan menyesap minumannya tersebut.
Ia tanpa sadar memegang dadanya, ia merasakan detak jantungnya yang begitu sangat cepat seolah ia habis lari marathon sejauh bermil-mil dari tempat itu.
tanpa ia sadari ia menyunggingkan senyuman yang membuat para sahabatnya geleng-geleng melihat tingkah nando yang baru saja senyum yang jarang ia perlihatkan.
"Kayaknya dia mulai jatuh cinta tuh." Celetuk robert.
"Wih bos kita udah kasmaran nih." timpal faizal.
"Wow MONYET kita dilanda zona cinta nih." Sahut leon penuh penekanan dikata monyet membuat faizal dan robert tertawa terpingkal-pingkal.
Nando yang mendengar itu langsung berubah wajah datar, ia sangat kesal kenapa diwaktu bahagianya ada aja yang mengganggu momen terindahnya.
Terindah? Maksudnya apa nando tidak mengerti yang ia ngerti sekarang ia sangat menyukai kejadian tadi dimana ia menatap wajah gadis itu.
Nando menyakini jika ia sekarang sudah merasakan apa itu rasa? Dan juga apa itu cinta.
Tbc.
Ketemu sama aku lagi heheh maafkan ya yang udah buat kalian nunggu, aku tahu nunggu itu gak enak apalagi nunggu yang gak pasti uh sakit....
gaes udah aku ketikin nih ceritanya.
Semoga gak bosen ya ceritanya,
Nando udah masuk fase jatuh cinta lagi nih ihuuu...
Aku ikut bahagia banget nih semoga aja cerita mereka tetap lanjut ya..
Oke jangan lupa tinggalin jejak kalian ya, aku harap cerita ini sukses seperti cerita pertama ku yang udah tamat..
See you kawan sampai jumpa dipart selanjutnya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary From Seorang BadBoy
Novela JuvenilBukan berarti cowok berdiary itu cupu! Gue buktinya Cowok yang penuh dengan gelar dan juga goresan kriminal. Cucu dari pemilik sekolah Prof. Dalton Alexanders. Cowok yang penuh dengan kekejaman saat berurusan dengan dia dan juga penuh pemaksaan saat...