Chapter 6

1.7K 115 0
                                    

Hana sedang mengamati pemandangan rerumputan luas bersama Taehyung. Ia benar-benar bahagia bisa memiliki liburan singkat jauh dari tugas-tugas Professor Choi. Untung saja beliau mengizinkan Hana untuk tidak masuk kelasnya sampai Jumat. Sehingga Hana bisa menghabiskan seluruh minggunya disini bersama keluarga dan tentu Taehyung.

"Han, aku masih nggak enak sama kakakmu"

"Dia pasti sudah dirumah kak, ini kan nggak jauh dari rumah nenek"

"Apa perlu kita susul Han? Aku khawatir"

Hana berpikir sejenak. Sebenarnya ia masih tidak tenang. Sejujurnya ia takut kakaknya tersesat. Sesungguhnya Hana tidak ingin meninggalkan kakaknya seperti itu. Tapi Hana memenangkan egonya ketika kakaknya mempermalukan dirinya didepan Taehyung dengan mengacak-acak rambutnya.

"Han...halo, kok diem aja?"

"Nggak apa-apa kak, aku sms mama deh nanya kakakku udah dirumah atau belum"

Taehyung mengiyakan Hana.

Setelah meletakkan ponselnya di kantong. Taehyung mengajak Hana ke rumahnya. Di perjalanan mereka membicarakan Jinyoung.

"Han, kakakmu itu sekarang umur berapa?"

"Sekarang 20 tahun, kak" , jawab Hana malas.

"Wah lebih muda setahun dari aku dong"

"Kak, bisa nggak, nggak usah bahas kakakku"

Hana melipat kedua tangannya di depan dada. Taehyung malah tertawa melihatnya dan meletakkan tangannya di tengkuk.

"Kakak, berarti lagi kuliah ya?", Hana bertanya mencairkan suasana.

"Nggak, aku sudah lulus bulan lalu"

"Terus mau kerja dimana?"

"Disini, Han. Aku mengambil studi Marketing Communication"

"Oh gitu"

Taehyung bercerita ia ingin mengembangkan bisnis peternakan ayahnya. Ia tumbuh dan besar disini bersama Ayahnya, ibu Taehyung sudah pergi meninggalkan Jaehwan dan Taehyung ketika Taehyung masih umur 3 tahun. Jadi dia dibesarkan oleh Jaehwan seorang diri.

Jaehwan sedang bersiap dengan alat pancingnya di atas vespa kesukaannya. Ketika Hana dan Taehyung sampai di rumah Jaehwan. Rumahnya tidak terlalu besar, tetapi sangat asri tidak kalah seperti rumah nenek. Penuh dengan tanaman dan bunga. Karena ini Taehyung selalu diminta bantuannya merawat bunga nenek Hana. Karena nenek Hana tahu Taehyung pasti akan melakukannya dengan baik.

"Pa, katanya mau nunggu Taehyung, kok udah siap-siap aja"

"Loh, papa ini juga sambil nunggu sambil siap-siap", mata Jaehwan kini tertuju pada Hana.

Mata itu, senyum itu, sepertinya aku kenal.

"Selamat siang, Paman, saya Min Hana"

"Ooh. Kamu pasti anaknya Raemi ya"

"Iya Paman"

"Pantas saja, mata dan senyumanmu mirip dengannya"

Taehyung dan Hana saling bertatapan heran bagaimana Jaehwan bisa tahu.

"Haha, Raemi adalah sahabatku sejak SD, lalu dia kukenalkan pada Yoongi, mereka menikah, dan jadilah kamu"

"Ayahmu dulu sangat sering sakit ketika tinggal di Seoul jadi kukenalkan dengan ibumu yang kebetulan seorang dokter", Jaehwan menambahkan.

Jaehwan tertawa mengingat kenangan itu. Senyumnya tidak kalah menawan dengan Taehyung. Bahkan suara tertawa mereka pun sama. Hana benar-benar kagum dengan gen yang mengalir di keluarga ini. Hana membayangkan pasti mendiang mama Taehyung sangat cantik sehingga anak mereka bisa setampan ini.

My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang