Chapter 11

1.3K 98 1
                                    

Hana masih berharap hari itu adalah mimpi. Ia masih belum bisa menerima kenyataannya bahwa kakaknya melupakannya. Ia bergelung di bawah selimut untuk menyembunyikan dirinya di malam yang dingin itu. Sesekali ia menatap keluar jendela, sekedar memandang langit malam.


Sudah pukul 10 malam. Matanya masih enggan terpejam. Ia menggerakkan tubuhnya memandang langit-langit kamarnya. Hening. Neneknya mungkin sudah tidur.


Suara mobil ayahnya membuyarkan lamunannya. Ia tergerak untuk turun dan menyambut mereka.

"Ayah, bagaimana keadaan kakak"

"Kakakmu baik-baik saja, Hana", Yoongi menjawab seadanya. Tubuhnya sudah tidak bisa diajak bekerja sama.

"Hana, kakakmu sudah lebih baik kok, jangan khawatir"


Hana berjalan beriringan dengan mamanya. Sementara Yoongi sudah mendahului mereka ke kamarnya. Ia sudah lelah menyetir dari rumah sakit ke rumah ibunya.

"Hana, mama sama ayah mau istirahat, Hana juga cepat tidur ya". Raemi berjalan mengikuti Yoongi. Sementara Hana masih ingin duduk di ruang keluarga. Kamarnya sangat tidak membantu. Ia pasti akan termenung lagi.


Tiba-tiba ponselnya bergetar. Pesan dari Kak Taehyung.


Hana, aku dengar kamu tadi pingsan. Apa kau baik-baik saja.


Ia sedang tak ingin berbicara dengan Taehyung. Bebannya sudah cukup berat hari ini. Ia menutup kembali layar ponselnya. Ia menyandarkan kepalanya di sofa dan matanya mulai berat.


Baru setengah jam terlelap. Suara langkah kaki membangunkannya. Suaranya nyaris terdengar seisi rumah seperti sedang terburu-buru.


"Ma, ada apa kok buru-buru"

Tangannya sibuk mengusap matanya.

"Hana, ayo ikut mama sama Ayah"

"Loh kemana malam-malam begini"

"Mama ditelepon rumah sakit"

"Kakak kenapa ma?"

"Di jalan mama jelaskan"

Hana menegakkan badannya dan berlari kembali ke kamarnya mengambil jaket.


Mamanya berbohong. Setelah di mobil hanya ada keheningan. Ayahnya mengendarai mobil secepat mungkin. Bisa dibayangkan seorang Min Yoongi sedang seperti itu. Siapapun akan sibuk mengatur nafasnya.

"Sayang, pelan-pelan aja"


Raemi mencoba bicara di sela ketakutannya. Bertahun-tahun menikah sangat jarang Yoongi mengendarai mobil seolah mengalahkan angin. Terakhir ia seperti ini saat Raemi akan melahirkan Hana, saat itu beruntung Hana tidak lahir di mobil karena mamanya takut setengah mati Ayahnya menyetir bak dikejar hantu.

"Mana bisa aku pelan-pelan, kalau Jinyoung kenapa-napa bagaimana?", katanya masih fokus pada jalanan.


Hana tidak mau bertanya dan tidak akan bertanya. Itu hanya akan menganggu konsentrasi ayahnya menyetir.

Di ruang perawatan Jinyoung


"Terimakasih Nyonya sudah membantu pasien kami" , ucap seorang suster pada wanita yang menyelamatkan Jinyoung.


"Ah tidak kebetulan aku juga sedang ingin mencari udara segar saat bertemu pemuda ini"


"Apa Nyonya mengenal pemuda ini?", tanya suster penasaran.

"Ah tidak, aku bahkan tidak tahu siapa namanya"


"Nama pasien ini Jinyoung, Nyonya, sudah 3 hari pasien ini dirawat..."

"Jin-young? Apa benar nama pemuda ini Jinyoung?"

"Benar, Nyonya, Min Jinyoung"


Mereka bahkan tidak mengganti nama aslinya.


My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang