Matahari Pagi Tak Seindah WajahDan Senyum Cantikmu. Aku Yakin Itu.
-RN-"Honey...." Aku berbisik ditelinga wanita yang kemarin baru sah menjadi istriku ini.
"Hmmm.." dia hana menggumam, menggeliatkan tubuhnya pelan. Kemudian tak berkutik lagi, dan kembali tertidur lelap.
Wajar saja..
Semalam kami baru saja melakukan Ibadah yang menjadi Sunnah Dan Wajib bagi pasutri yang baru saja menikah untuk melakukan hal yang halal dan semalam kami baru saja membagi kebahagian di indahnya cahaya bulan dimalam hari.Jika dulu aku masih ragu untuk menyentuhnya, semalam aku diizinkan dan dibebaskan untuk menikmati keindahan wanita pujaanku ini.
Ku raih remote AC diatas nakas, menurunkan suhu udaranya. Dingin mulai menusuk. Aku tak mau Syifa terganggu dalam tidurnya.
"Hatchiihh!!!" Ah, Sial! Terlambat.
Percuma, bersinku sudah mengacaukan semua,Ku julurkan tangan lebih panjang untuk meraih tisu yang terletak dibalik lampu baca.Ketika sampai, ku tarik cepat untuk beberapa lembar, mengusapkan bagian hidungku yang sedang tersumbat.
"Hatchih!!" Astaga.
"Yarhamukallah." Sahut Syifa masih dengan tatapan terpejam.
"Huh?" tanyaku tak mengerti apa yang dia katakan.
Sambil sibuk membersihkan hidungku yang sudah mulai meluncur ke bagian luar hidung."Kalau bersin lagi, coba bilang Hamdallah." Katanya mulai sedikit membuka mata dan mengerjapkan beberapa kali lalu menatapku sambil tersenyum.
Aku mengangguk, tak berapa lam.
"Hatchihh!!"
"Alhamdulillah." Lanjutku setelah bersin."Yahdikumullah Wa Yushlih Baalakum, artinya?" tanganku meremas tisu bekas kotoran ku tadi, membuangnya di bagian bawah tempat tidurku yang sengaja ku sediakan agar cepat untuk membuangnya.
Sedangkan disisi lain tanganku masih tetap memeluknya.
"Yarhamukallah yang artinya semoga Allah menyayangimu, Sedangkan Yahdikumullah Wa Yushlih Baalakum, artinya semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu.Mulai saat ini dihafalkan, oke?" kata wanita berbulu mata lentik dengan bola mata bening, bahkan bisa ku lihat bayangan didiku didalamnya.
Aku mengangguk dengan mulutku menghafalkan doa yang baru saja dia ajarkan padaku.
Dia tersenyum senang melihat aktivitas menghafalku, meregangkan tubuhnya dengan menggeliat pelan dalam dekapanku."Hey... Don't be rude!" serunya dengan dahi mengeryit dan tatapan protes.
"Apanya yang rude?" Tanyaku pura-pura tak mengerti.
"Yours, down there. Belum cukupkah semalam?" tanyanya dengan matanya yang bulat seperti kelinci.
"Maaf..." Ucapku salah tingkah, tak mau dianggap sebagai pria mesum yang otaknya hanya dipenuhi adegan terlarang. Meskipun yaeh, itu benar.
Setiap dekat dengan Syifa, apalagi dengan posisi seperti ini dan status kami sudah halal, pikiranku mungkin tak bisa dicegah.
"Aku mencintaimu, Istriku." Kataku menatapnya penuh kasih sayang.
"Aku juga mencintaimu, Suamiku." Balasnya langsung tersipu malu.Gairah semalam pun menyala kembali. Membuatku kehilangan kendali untuk tidak menyentuhnya.
Tok...Tok...Tok...
"Rizky, Syifa...bangun, sayang! Ayo cepat mandi, mama sudah siapkan air hangat. Habis itu kita sholat subuh berjamaah yuk!"
Tapi kemudian suara mama mengacaukan semuanya.
Seketika kegiatan kami pun terhenti dan terpaku seperti takut ketahuan, padahal jelas-jelas pintu kamar sudah terkunci rapat, dan kami pun sudah sah menjadi pasangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & HATE [ REVISI ] ✔
Romance(18+) Berbijaklah Dalam Membaca 😊 Disaat Hati ini mulai tumbuh dengan cintamu, kau malah menghancurkannya. -Rizky Nazar- Disaat diriku mulai mencintaimu, kau malah menyakitinya. -Cut Syifa- #Jika Ada Kesamaan Cerita, Mohon Dimaafkan, Karena Cer...