Mr. Suthiluck masuk rumah sakit akibat serangan jantung. Ia menerima sebuah surat dimana hasil pengecekan DNA bahwa Singto bukanlah anaknya tetapi Tew. Anak yang bunuh diri akibat ulahnya.
Meski Mr. Suthiluck terkesan kejam namun di dalam hatinya ia mencintai anaknya. Ia melakukan semua itu, agar anaknya selamat. Ia tak tahu kapan atau bagaimana para sahabatnya akan berubah pikiran dan mencelakakan anaknya.
Toptap sengaja mengirim hasil DNA yang ia dapat dari Ming ke tangan Mr. Suthiluck lalu menyerahkan diri ke polisi. Wad adalah anak buah Ming, yang ia tugaskan untuk menjaga Singto. Begitu juga dengan Em. Seminggu kemudian, Toptap di temukan bunuh diri dengan surat wasiat tentang semua kejahatan mereka dan pesan terakhir untuk kedua adiknya. Berbahagia lah, P selalu bersama kalian. Aku menyayangi kalian.
Phana menangkap ayahnya sendiri yang berusaha kabur dan menyerahkannya pada polisi. Ia juga memberitahu apa saja yang ia ketahui tentang bukti-bukti kejahatan mereka. Wad menyerahkan video dan rekaman suara yang menyuruh untuk melenyapkan Em.
Pihak polisi meminta barang bukti yaitu liontin pemberian ayah Wayo. Namun sialnya, file tersebut terkunci oleh password. Mereka sudah mencoba semua kemungkinan namun gagal.
Krist mengingat ibunya pernah bilang sesuatu tentang foto keluarganya. Entah benar apa tidak, Krist memberikan foto keluarganya untuk di periksa oleh polisi. Dan benar saja, tanggal pengambilan foto itu merupakan passwordnya. Dengan bukti video, rekaman suara, surat wasiat Toptap dan bukti file pencucian uang. Mr. Kongtinam tak akan lepas dari tuduhan.
Hakim memutuskan hukuman seumur hidup untuk Mr. Kongtinam dan Mr. Suthiluck.
***
"Phana... kita mendapatkan donor!!" Kata salah satu rekan dokter memberikan kabar gembira ini.
"Benarkah P'Cha ?" Akhirnya, setelah sekian lama menunggu.
"Benar."
"Siapa orangnya ?" Tanya Phana.
"Toptap Sangkrovit." Phana terkejut tak percaya. Toptap mendonorkan ginjalnya untuk Wayo ?
"Toptap ? Bagaimana bisa ?" Tanya Phana heran.
"Entahlah, menurut temanku. Ada seseorang yang memeriksakan diri sebagai donor ginjal khusus untuk Wayo Panitchayasawad. Alasannya sebagai penebus kesalahannya." Phana mengangguk paham.
"Boleh aku minta tolong P ?" Kata Phana memohon. Cha menganggukan kepala menyetujuinya.
"Tolong rahasiakan hal ini. Jangan beritahu Wayo."
"Kenapa ?" Tanya Cha bingung.
"Aku tak ingin dia merasa bersalah. Cukup aku saja yang menanggungnya."
***
1 bulan kemudian.
Mr. Suthiluck dinyatakan meninggal setelah terkena serangan jantung berkali-kali. Seluruh hartanya jatuh pada Singto sebagai anak yang sah di mata hukum.
Phana mengunjungi ayahnya di penjara setiap akhir minggu.
"Kenapa kau lakukan itu pada ayahmu ?" Itu pertanyaan yang ditanyakan oleh ayahnya saat pertama kali kunjungan.
"Aku tak ingin ayah terjerumus lebih jauh. Dan aku ingin semua yang tak bersalah bahagia." Jawab Phana.
"Cih, anak tak tahu di untung!! Itu semua akan menjadi milikmu."
"Aku tak menginginkannya. Aku hanya ingin hidup sederhana dan bahagia seperti mereka."
"Anak durhaka!!" Teriak Mr. Kongtinam. Phana tersenyum " biarlah aku menanggung dosa ini."