We got married akhirnya sampai di waktu yang ditunggu-tunggu. Pernikahan akan segera diadakan. Malam ini akan menjadi malam musim dingin yang hangat bersama taburan bintang.
Bagaimana kebahagiaan akan menemani malam hari ini ?
We got married dimulai !
***
"Boleh aku duduk disini ?"
Lamunan Renjun buyar ketika sosok Jeno berdiri di hadapannya, entah sejak kapan. Lelaki bermata bulan itu, tersenyum lembut pada Renjun yang duduk di tepi kasur.
Dan tentu saja, Renjun mengijinkan Jeno untuk mengisi tempat kosong di sampingnya.
"Duduk aja"
Jeno duduk. "Semuanya baik ?"
"Ya," Renjun terkekeh menertawakan Jeno. "Memangnya apa yang harus di khawatirkan ?."
Renjun mengulum senyum. Jeno dibuat terhenyak melihat kedua ujung bibir itu tertarik membentuk senyum yang indah. Bukan karena Jeno baru menyadari bahwa Renjun adalah pemilik senyum yang indah. Melainkan terkejut setengah tak percaya bahwa sosok itu masih bisa tersenyum setelah semua yang terjadi dan ia pendam sendirian.
Renjun berdiri dari tempatnya. "Kamu gak perlu merasa bersalah. Semuanya sudah terlanjur terjadi."
"Bukan salah kamu kalau cuman aku yang jatuh cinta sama kamu. Gak perlu repot-repot buat paksain diri untuk balas perasaan ku. Aku baik-baik aja" jelas Renjun sambil tetap tersenyum.
Barulah kemudian ia beralih. Renjun mengambil langkah pergi menuju ruang tengah untuk menyiapkan pernikahan pasangan lain. Ia pergi meninggalkan Jeno yang masih diam, memikirkan semuanya.
"Renjun"
Mendengar namanya dipanggil, Renjun mengurungkan niatnya untuk membuka pintu. Ia berbalik badan, melihat ke arah Jeno yang masih duduk di tempatnya.
"Iya ?"
Tangan Jeno bergerak secara pelan untuk meraih jemari-jemari Renjun.
"Kamu juga berharga buat aku"
Mendengarnya, Renjun tertegun. Ia membeku tanpa tahu harus memberi reaksi apa untuk Jeno yang mulai mendongak menatap matanya.
"Jaemin dan kamu sama-sama punya tempat istimewa masing-masing buat aku. Jadi jangan pernah berfikir kalau perasaan ku buat Jaemin sama kayak perasaan ku buat kamu"
Jeno berdiri, menghadap Renjun sambil menatapnya dengan dalam. "Aku memang menyukai Jaemin. Tapi perasaanku buat kamu,--"
"--jauh lebih dari itu"
"Jeno,--"
Sosok lelaki bermata bulan itu, tersenyum. "Aku mengakui ini, bukan karena merasa bersalah. Tapi karena aku tahu, ini waktu yang tepat"
***
Di tepi pantai, Haechan dan Mark berdiri saling berhadapan dengan mata yang menatap satu sama lain lumayan dalam. Pembicaraan diantara mereka terlihat serius. Mata Mark berkaca-kaca bersama Haechan yang sudah meneteskan air matanya. Entah sudah seberapa jauh pembicaraan tersebut berjalan. Hingga akhirnya, Haechan tersenyum.
"Terima kasih, Mark Hyung"
Barulah Haechan berbalik badan. Melangkah pergi dengan perlahan meninggalkan sosok Mark yang mematung tanpa bisa apa-apa. Tak bisa dipungkiri bahwa hatinya hancur tak berperi. Namun sambil menarik nafas dalam, mengusap air mata yang tersisa, dan berusaha tegar menerima semuanya. Haechan berharap bahwa esok semua akan kembali baik-baik saja. Rasa sakit ini tak akan pernah berjalan lama bukan ?.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married •| NCT Dream
Fanfiction{complete} kalo Nct dream ikut acara we got married ? silahkan baca.... :) all otp