6•

1.1K 197 1
                                    

"woy Igun! Sini sini, " seru Tama begitu melihat Guntoro dan Dita masuk ke dalam kantin.

Mereka berjalan mendekati meja Tama. Disana juga ada Nanda dan Jeni, gebetannya Nanda.

"Lama bener, darimana sih?" tanya Tama begitu Guntoro dan Dita sampai dimejanya.

"Abis bahas OSIS tadi, jadi agak lama" jawab Guntoro.

"Oya Dit, soto bu Ani habis jadi gue pesenin elo batagor, nggak apa kan?"

"Nggak apa, aku juga lagi pengen batagor sebenernya" jawab Dita lalu duduk disamping Tama.

Jadi posisinya tu Dita duduk diantara Tama sama Jeni. Terus didepannya Tama tu ada Guntoro sama Nanda.

Meja ini kalo lagi istirahat emang sering dipake sama mereka. Sampe murid lain tuh hafal.

Dan nggak ada yang berani duduk disitu pas istirahat selain mereka. Bukan karena takut, cuma seneng aja ngeliat visual-visual SMA mereka lagi kumpul gitu.

"Oya bang, tadi Krystal nitip salam buat elo" ujar Nanda. Tama yang lagi enak-enaknya makan nasi geprek sampe keselek.

Dita yang disebelahnya refleks nepuk-nepuk punggung temennya itu, "pelan-pelan makanya"

"O-oke, salam balik ya buat dia"

"Krystal siapa tam?" tanya Guntoro, maklum dia pas itu nggak ada disana.

"Itu lho gun, gebetannya Tama yang baru" goda Dita.

"Apaan, kagak" elak Tama yang lanjut makan.

"Seriusan, Krystal siapa sih?"

"Temen sekelas gue Gun, dia kayaknya suka sama bang Tama" jawab Nanda akhirnya.

"Iyaa, sekelas sama gue juga. Dia emang jarang main keluar kelas. Biasanya di perpus" ujar Jeni membenarkan jawaban Nanda.

"Ohh, yang mukanya judes itu kan?"

"Mukanya emang gitu, aslinya mah baik anaknya"

"Iya juga sih, mana cantik lagi anaknya. Petrus lah Tam" ujar Guntoro sambil senyum ngeledek.

"Apaan sih Gun, gue sama dia cuma temen"

Senyum Guntoro semakin kentara, "awalnya mah temenan, taruhan deh akhirnya juga bakal pacaran"

"Ck. Bacot lo"

"ish mulutnya!" seru Dita kesal pas denger Tama mengumpat.

Guntoro melet-melet ke Tama, seneng dia bisa ngegodain sahabatnya itu.

Sedangkan Tama cuma bisa ngumpat didalem hati, daripada Dita nanti marah sama dia.

RadioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang